1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kastari Ditangkap di Malaysia

8 Mei 2009

Tokoh yang diyakini merupakan pimpinan Jemaah Islamiyah tertangkap kembali di Malaysia. Secepatnya setelah ia dikembalikan ke Singapura, Mas Selamat Kastari akan meringkuk lagi di penjara Whitley Road.

Sudah lebih dari setahun Singapura menunggu kabar baik ini. Sang buronan, yang diduga merupakan pemimpin Jemaah Islamiyah, Mas Selamet Kastari kembali ditangkap 1 April lalu di negara tetangga Malaysia, tepatnya di Johor, yang tidak begitu jauh dari perbatasan dengan Singapura. Wakil perdana menteri, sekaligus menteri dalam negeri Singapura Wong Kan Seng menjelaskan penangkapan buronan kelas kakap ini tak lepas dari kerjasama antara Departemen Keamanan Internal Singapura ISD dan pasukan keamanan Malaysia MSB:

„Tentu kami sangat gembira ia ditangkap kembali. ISD bekerja sangat keras, bahkan sejak ia kabur tahun lalu, mereka tidak menyerah, menelusuri setiap petunjuk saat melacaknya. Bekerjasama dengan Malaysia, akhirnya mereka dapat menemukan dimana keberadaan Kastari dan menangkapnya kembali.“

Setelah ditangkap kembali sebulan lalu, kastari masih berada di Malaysia untuk keperluan penyelidikan sebelum dikirim kembali ke penjara Singapura. Kembali Wong Kan Seng:

„Malaysia ingin melanjutkan proses interogasi. Kami membiarkan Malaysia melakukan tugasnya, dan akan gembira dapat menerimanya kembali ke Singapura.”

Tahun 2001, Kastari meninggalkan Singapura saat dilancarkannya operasi besar-besaran menggempur kelompok teroris yang dilakukan Departemen Keamanan Internal Singapura ISD. Ia menghindari kejaran ISD setelah pejabat berwenang menduga kuat bahwa Kastari berada berada dibalik rencana pembajakan pesawat di Bandara Changi. Namun kemudian polisi Indonesia menangkapnya saat menggunakan identitas palsu di Bintan tahun 2006. Kastari kemudian dikirim ke Singapura.

Februari tahun lalu, Mas Selamet Kastari, melarikan diri lewat jendela kamar mandi di penjara Whitley Road. Singapura kemudian melancarkan aksi pemburuan besar-besaran sepanjang sejarah. Ribuan tentara dan polisi dikerahkan, perbatasan dijaga seketat mungkin. Mereka baru bernafas lega setelah Kastari kembali ditangkap.

Dalam sebuah wawancara dengan Channel News Asia, pengamat masalah terorisme, Noor Huda Ismail menganalisa, kemampuan Kastari untuk bertahan dalam masa perburuan ini menggambarkan bahwa masih ada para pengikut JI yang memegang ideologi garis keras itu.

“Ia mampu untuk kabur dan bertahan selama setahun. Harus digarisbawahi bahwa ini mengambarkan ideologi kelompok tersebut masih dipegang. Mereka percaya bahwa melindungi Kastari merupakan tugas mulia. Dan percaya bahwa Kastari merupakan pejuang Islam. Tantangan nyatanya kini sebenarnya adalah ideologi itu sendiri.“

Noor Huda memuji kinerja aparat keamanan Singapura dan Malaysia yang akhirnya sukses memburu Kastari. Namun ia mengingatkan pihak keamanan harus meningkatkan kewaspadaan meski tokoh Jemaah Islamiyah itu sudah ditangkap. Karena kelompok ini memiliki jaringan trans-internasional, yang sel-selnya bekerjasama di beberapa negara.(AP/EK/channelnewsasia/dpa/reuters/ap/afp)