Universitas Johns Hopkins di AS menyebutkan bahwa jumlah infeksi COVID-19 di seluruh dunia telah mencapai rekor satu juta orang. Sementara, puluhan juta orang di seluruh dunia kehilangan pekerjaan akibat pandemi ini.
Iklan
Wabah virus corona telah membuat 10 juta warga Amerika Serikat (AS) kehilangan pekerjaan hanya dalam waktu dua minggu, dan menjadikannya sebagai masalah paling parah di sektor pasar kerja AS.
Para ekonom telah memperingatkan bahwa tingkat pengangguran dapat mencapai level yang tidak terbayangkan sejak wabah COVID-19 menyebar. Sementara di sisi lain, kebutuhan untuk ventilator dan alat pelindung diri (APD) bagi tenaga medis semakin langka. Angka kematian akibat COVID-19 pun disebut terus meningkat dan kota New York menjadi wilayah paling 'mematikan' di AS, dengan hampir 2.400 orang meninggal dunia akibat COVID-19.
Infeksi di seluruh dunia capai 1 juta orang
Data dari Universitas Johns Hopkins di AS menunjukkan bahwa jumlah infeksi COVID-19 di seluruh dunia telah mencapai rekor satu juta orang, dengan lebih dari 50.000 kematian. Meski angka sebenarnya diyakini jauh lebih tinggi karena kurangnya alat pengujian, banyak kasus terinfeksi COVID-19 ringan yang tidak dilaporkan dan kemungkinan beberapa negara menutupi tingkat wabah mereka.
Sementara itu, ekonomi yang semakin terpuruk hampir pasti menandakan dimulainya resesi global atau kelesuan di sektor ekonomi dunia, dengan banyaknya orang kehilangan pekerjaan.
"Kecemasan saya memuncak, tidak tahu apa yang akan terjadi,’’ ujar Laura Wieder, mantan manajer bar olahraga di Bellefontaine, Ohio, yang diberhentikan dari pekerjaannya karena tempat tersebut telah ditutup.
Sebuah jajak pendapat dari The Associated Press-NORC Center untuk Penelitian Urusan Publik menunjukkan bahwa sekitar setengah dari keseluruhan warga AS yang saat ini masih bekerja di tengah pandemi COVID-19, melaporkan tentang berkurangnya penghasilan mereka. Sementara, orang miskin dan mereka yang tidak memiliki gelar sarjana, disebut menjadi kelompok yang paling rentan kehilangan pekerjaan.
Rumah pemakaman kewalahan
Krisis kesehatan di kota New York juga semakin ‘terpukul’ ketika rumah pemakaman atau tempat jenazah dipersiapkan untuk dikubur atau dikremasi, harus menampung 185 peti jenazah pada Kamis (2/4), tiga kali lipat dari kapasitas normal.
Dengan lebih dari 240.000 orang terinfeksi COVID-19 di AS dan jumlah kematian melampaui 5.800 orang, Badan Manajemen Darurat Federal (FEMA) tengah meminta Pentagon untuk mengirim 100.000 kantong jenazah karena kemungkinan rumah pemakaman akan kewalahan.
Pada Kamis (2/4), rumah pemakaman Daniel J. Schaefer di Sunset Park, Brooklyn kedatangan 185 kantong jenazah, padahal di hari normal menampung sekitar 40 hingga 60 kantong.
Bahkan pemilik rumah pemakaman Pat Marmo yang tidak disebutkan namanya, mengatakan bahwa ia sampai memohon pihak keluarga yang hendak menguburkan anggota keluarganya yang meninggal, untuk sebisa mungkin menahannya di rumah sakit.
‘’Ini adalah keadaan darurat,’’ ujarnya. ‘’Kami butuh bantuan.’’
Jutaan kehilangan pekerjaan dan ancaman kelangkaan obat
Setidaknya satu juta orang di Eropa diperkirakan kehilangan pekerjaan selama periode yang sama, dan jumlah sebenarnya mungkin jauh lebih tinggi. Spanyol melaporkan daftar panjang orang-orang yang kehilangan pekerjaan di negaranya, yaitu lebih dari 300.000 orang di bulan Maret. Namun angka di Eropa tampaknya jauh lebih kecil dibanding AS, karena jaring pengaman sosial di Eropa lebih besar.
Sistem perawatan kesehatan Spanyol yang semakin terpukul, membuat rekor harian mencapai angka 950 kematian, sehingga jumlah korban meninggal terbaru sedikitnya 10.000 orang. Namun, pihak berwenang di Spanyol mengatakan ada tanda-tanda bahwa tingkat infeksi melambat.
Sementara, Italia mencatat ada penambahan 760 angka kematian, dengan total orang yang meninggal akibat COVID-19 menjadi 13.900 orang, dan disebut sebagai yang terburuk di dunia. Namun pihak berwenang Italia juga menyebutkan bahwa angka infeksi baru terus menurun.
Prancis mencatat angka terkini yakni 4.500 kematian, dengan 471 orang meninggal dalam 24 jam terakhir. Namun para pejabat memperingatkan angka kematian akan melonjak secara signifikan karena mereka baru saja mulai menghitung kematian di panti jompo dan fasilitas untuk orang-orang tua lainnya.
Seorang pejabat kesehatan terkemuka di bagian timur Prancis, yang menjadi wilayah paling parah terkena dampak wabah COVID-19 mengatakan bahwa pihak berwenang AS merebut secara diam-diam pasokan masker yang dipesan oleh Prancis, di bandara Cina.
Lebih jauh, sembilan rumah sakit universitas terkemuka di Eropa memperingatkan bahwa mereka akan kehabisan obat esensial untuk pasien COVID-19kehabisan obat esensial untuk pasien COVID-19 dalam perawatan intensif, dalam waktu kurang dari dua minggu.
Perjalanan Panjang Virus Corona Jenis Baru yang Gegerkan Dunia
Kurang dari sebulan, wabah virus corona jenis baru (2019-nCoV) telah dinyatakan sebagai darurat kesehatan global. Lebih dari 50 juta warga Cina dikarantina, para ilmuwan masih berjuang temukan vaksin.
Foto: Reuters/Antara Foto
Virus mirip pneumonia menyerang Wuhan
Pada 31 Desember 2019, Cina memberi tahu WHO tentang serangkaian infeksi pernapasan di Kota Wuhan yang berpenduduk 11 juta orang. Virus tersebut diduga berasal dari sebuah pasar makanan laut, yang kemudian dengan cepat ditutup oleh pemerintah Cina. Awalnya, sekitar 40 orang dilaporkan terinfeksi.
Foto: Imago Images/UPI Photo/S. Shaver
Virus corona jenis baru berhasil diidentifikasi
7 Januari 2020, para ilmuwan Cina mengumumkan telah mengidentifikasi virus corona jenis baru yang menjadi penyebab serangkaian infeksi pernapasan di Wuhan. Sama seperti flu biasa dan SARS, virus tersebut juga termasuk dalam keluarga coronavirus. Virus jenis baru itu sementara dinamai 2019-nCoV. Gejalanya meliputi demam, batuk, kesulitan bernapas, dan radang paru-paru.
Foto: picture-alliance/BSIP/J. Cavallini
Kematian pertama di Cina
Pada 11 Januari, Cina mengumumkan kematian pertama yang disebabkan oleh virus corona jenis baru. Seorang pria berusia 61 tahun yang diketahui telah berbelanja di pasar Wuhan meninggal karena komplikasi pneumonia.
Foto: Reuters/Str
Virus sampai ke negara-negara tetangga
Pada hari-hari berikutnya, negara-negara seperti Thailand dan Jepang mulai melaporkan kasus infeksi pada warganya yang diketahui pernah mengunjungi pasar yang sama di Wuhan. Pada 20 Januari, tiga orang dilaporkan meninggal di Cina, sementara lebih dari 200 orang dilaporkan telah terinfeksi virus corona jenis baru ini.
Foto: Reuters/Kim Kyung-Hoon
Menular dari manusia ke manusia
Hingga pertengahan Januari, para ilmuwan masih berjuang untuk mencari tahu bagaimana virus ini menyebar ke manusia. Keluarga virus corona adalah zoonotic, artinya virus ditularkan dari hewan ke manusia - beberapa jenis virus dapat ditularkan melalui batuk dan bersin. Baru kemudian pada 20 Januari, otoritas Cina mengonfirmasi bahwa virus dapat ditularkan dari manusia ke manusia.
Foto: picture-alliance/YONHAPNEWS AGENCY
Jutaan orang dikarantina
Pemerintah Cina menutup Kota Wuhan pada 23 Januari untuk membatasi penyebaran virus corona. Rumah sakit baru untuk merawat pasien pun mulai dibangun. Sampai pada 24 Januari, lebih dari 830 orang dilaporkan terinfeksi dan setidaknya 26 orang dinyatakan meninggal. Pemerintah kemudian memperluas karantina ke 13 kota lain. Langkah ini berdampak terhadap setidaknya 36 juta jiwa.
Foto: AFP/STR
Virus corona capai Eropa!
Pada 24 Januari, otoritas Prancis melaporkan 3 kasus virus corona baru di daerah perbatasannya. Temuan ini menjadi tanda kemunculan virus tersebut di Eropa. Beberapa jam setelah Prancis, Australia juga melaporkan bahwa empat orang warganya telah terinfeksi virus corona baru tersebut.
Foto: Getty Images/X. Chu
Liburan Tahun Baru Imlek diperpanjang
Tahun Baru Imlek di Cina dimulai dengan perayaan sederhana pada 25 Januari. Jutaan orang dilaporkan bepergian dan ikut ambil bagian dalam perayaan publik tersebut. Para pejabat membatalkan acara-acara besar untuk mengatasi wabah ini. Di akhir Januari, ada 17 kota di Cina dengan 50 juta penduduk dikarantina. Libur Imlek diperpanjang tiga hari untuk membatasi arus populasi.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Mortagne
Perbatasan dengan Mongolia, Hong Kong dan Rusia bagian timur ditutup
Kamboja mengonfirmasi kasus pertamanya, sementara Mongolia menutup perbatasannya bagi kendaraan dari Cina. Rusia juga menutup perbatasan dengan Cina di tiga wilayah bagian timur. Kerugian terhadap pariwisata global ditaksir mencapai miliaran dolar sementara harga minyak turut anjlok. Jumlah korban tewas meningkat menjadi 41, lebih dari 1.300 orang terinfeksi di seluruh dunia - kebanyakan di Cina.
Foto: Reuters/C. G. Rawlins
Jerman laporkan kasus virus corona pertama
Pada tanggal 27 Januari, Jerman mengumumkan kasus virus corona pertamanya. Pasien adalah seorang pria berusia 33 tahun di Bayern yang disebut terkena virus selama pelatihan di tempat kerja dengan seorang rekan dari Cina. Pria tersebut ditempatkan dalam karantina dan observasi di sebuah rumah sakit di München. Hari berikutnya, tiga rekannya juga dilaporkan terinfeksi virus yang sama.
Foto: Reuters/A. Uyanik
Indonesia bebas virus corona
Pada 27 Januari, sejumlah kementerian menggelar rapat koordinasi di Kementerian Perhubungan. Pemerintah Indonesia resmi melarang penerbangan dari dan menuju Wuhan, namun masih membolehkan penerbangan dari kota-kota lain di Cina. Menteri Kesehatan mengatakan Indonesia masih bebas dari virus corona jenis baru dan mengimbau masyarakat untuk jaga imunitas tubuh. 243 WNI di Wuhan juga dinyatakan sehat.
Foto: Ministry of Transportation/D. Pieterz-Kemenhub
Evakuasi internasional dimulai
Pada 28 Januari, Jepang dan AS menjadi negara pertama yang mengevakuasi warganya keluar dari Wuhan. Australia dan Selandia Baru mengatakan bahwa mereka juga akan mengirim pesawat untuk membawa pulang warganya. Kasus virus corona secara global meningkat jadi hampir 6.000 kasus infeksi, melebihi wabah SARS pada 2002 yang menewaskan sekitar 800 orang.
Foto: imago images/Kyodo News
WHO keluarkan status darurat kesehatan global
30 Januari, WHO menyatakan virus corona jenis baru sebagai darurat kesehatan publik yang menjadi perhatian internasional. Hal ini dilakukan untuk melindungi negara-negara dengan "sistem kesehatan yang lebih lemah." Namun, Sekjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus tidak merekomendasikan pembatasan perdagangan dan perjalanan, ia menyebut hal itu sebagai "gangguan yang tidak perlu."
Foto: picture-alliance/KEYSTONE/J.-C. Bott
Tim penjemput WNI diberangkatkan
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pada Sabtu (01/02), melepas keberangkatan tim penjemput WNI yang ada di kota Wuhan, Hubei, Cina. Retno sebut ada 245 WNI yang akan dipulangkan ke tanah air. Tim penjemput menumpangi pesawat Batik Air. Ada 42 orang dalam tim penjemput yang terdiri atas TNI, Kemlu, Kemenkes, TNI dan kru Batik Air.
Foto: Reuters/Antara/M. Iqbal
Kematian pertama di luar Cina
Kematian pertama di luar Cina terkait dengan virus corona jenis baru dilaporkan terjadi di Filipina pada 2 Februari. Korban adalah seorang pria berusia 44 tahun dan telah melakukan perjalanan dari Wuhan ke Manila sebelum akhirnya jatuh sakit dan dibawa ke rumah sakit. Ia kemudian dilaporkan meninggal di rumah sakit karena pneumonia.
Foto: Getty Images/AFP/T. Aljibe
238 WNI dari Wuhan tiba di Natuna
Minggu (02/02), sebanyak 238 WNI tiba di Pangkalan Udara Raden Sajad, Pulau Natuna, Kepulauan Riau. Ada 7 orang yang batal diterbangkan ke tanah air karena sejumlah alasan - 4 orang mengundurkan diri dan 3 orang lainnya tidak lolos pemeriksaan Cina. Masa observasi dijalankan selama 14 hari. Presiden Jokowi sebut Natuna dipilih sebagai tempat observasi karena dinilai sebagai pulau yang paling siap.
Foto: Reuters/Antara Foto
Rumah sakit selesai dibangun dalam waktu 10 hari
Rumah Sakit Huoshenshan (Gunung Api Dewa), selesai dibangun hanya dalam waktu lebih dari satu minggu. Rumah sakit akhirnya resmi dibuka pada Senin (03/02). Rumah sakit ini bertujuan menggunakan campuran obat-obatan dari barat maupun obat tradisional Cina untuk mengobati mereka yang terinfeksi virus corona jenis baru, 2019-nCoV. (gtp/ae) (dari berbagai sumber)