1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kasus Ebola di Spanyol

9 Oktober 2014

Kasus penularan pertama virus Ebola di luar Afrika yakni di Spanyol, memicu pertanyaan seputar kesiapan Eropa mengantisipasi penyebaran wabah. Spanyol juga dituntut transparan dalam investigasi kasus tersebut.

Foto: picture-alliance/dpa

Pemerintah Sypanyol Rabu (8/10) menyerukan warganya agar tetap tenang menghadapi kasus virus mematikan Ebola itu. Sedikitnya enam orang petugas kesehatan yang diduga melakukan kontak dengan perawat yang terinfeksi, terus dimonitor kondisinya di rumah sakit Madrid. Sedikitnya 50 orang staf kesehatan di rumah sakit, diduga melakukan kontak dengan perawat yang tertular.

Kasus pertama penularan Ebola di Eropa diumumkan Senin (6/10) dengan pasien seorang perawat perempuan berusia 40 tahun bernama Teresa Romero. Diduga ia tertular virus Ebola lewat kontak setelah merawat pasien Ebola Manuel Garcia Viejo (69) yang terinfeksi di Sierra Leone, dan meninggal di rumah sakit Madrid 25 September lalu.

Hingga kini belum jelas, bagaimana hingga perawat bersangkutan tertular. Sebab diketahui, semua rumah sakit di Uni Eropa sudah menerapkan standar prosedur yang ketat dalam menangani kasus penyakit mematikan semacam Ebola.

Investigasi masih terus dilakukan pemerintah di Madrid. PM Spanyol Mariano Rajoy berjanji, akan transparan dalam kasus yang memicu kritik tajam terhadap sistem pengamanan instalasi kesehatan Spanyol.

Uni Eropa bereaksi

Komisi Eropa juga melayangkan surat kepada kementrian kesehatan Spanyol, meminta penjelasan kasus Ebola di unit isolasi penyakit berbahaya itu. "Kelihatan ada masalah di sana," ujar jurubicara Komisi Eropa, Frederic Vincent. Padahal semua anggota Uni Eropa diperkirakan sudah mengambli tindakan untuk mencegah penyebaran wabah,

Terkait kasus pertama Ebola di Eropa itu, direktur organisasi kesehatan dunia WHO seksi Eropa, Zsuzsanna Jakab menyatakan, penyebaran penyakit semacam itu, dalam sistem transportasi udara yang makin intensif sulit dihindarkan. Tapi Eropa siap mengantisipasi serta memiliki fasilitas memadai. Jakab menilai, risiko wabah Ebola di Eropa relatif sangat kecil.

Sejauh ini serangan virus Ebola di negara-negara Afrika Barat telah menewaskan lebih 3.400 orang. Uni Eropa akan mengirimkan 100 ton bahan bantuan berupa obat-obatan dan peralatan medis ke Sierra Leone, Liberia dan Guinea untuk meredam wabah mematikan tersebut.

as/hp(afp,rtr)