Kasus penyakit autoimun di Jerman menunjukkan tren meningkat drastis. Para ilmuwan terus meneliti misteri mengapa sistem kekebalan justru menyerang tubuh sendiri. Hingga kini penyakit tersebut tidak bisa disembuhkan.
Iklan
Penyakit penyimpangan sistem kekebalan tubuh yang justru menyerang tubuh sendiri dalam empat dasawarsa terakhir menujukkan tren meningkat drastis di Jerman. Antara lima sampai delapan persen penduduk Jerman yang populasinya 80 juta orang, tercatat mengidap penyakit autoimun.
Sejatinya sistem kekebalan tubuh bertugas melindungi kita dari serangan virus, bakteri, parasit, atau penyusup patogen lainnya. Namun pada kasus penyakit autoimun, sistem kekebalan tubuh terganggu dan tidak bisa lagi mengenali mana sel jahat dan mana yang baik. Mana penyusup dan mana tuan rumah.
Akibatnya, jaringan atau organ tubuh kita diserang sistem kekebalan sendiri, yang memicu terjadinya peradangan hebat.
Para ilmuwan hingga kini masih melacak penyebab gangguan sistem kekebalan tubuh yang misterius ini. Satu hal yang sudah ditemukan, penyakit autoimun hingga kini belum bisa disembuhkan. Para dokter hanya bisa mengendalikannya.
Ada 80 jenis penyakit
Penyakit autoimun bisa menyerang siapapun, tanpa peduli umur atau jenis kelaminnya. Para dokter dewasa ini membagi dua jenis autoimun. Jenis pertama, yang menyerang organ tubuh tertentu, misalnya menyerang usus pada Morbus Crohn atau yang menyerang kulit pada Psoriasis. Pada penyakit Multiple Sklerose yang diserang adalah jaringan saraf dan pada Diabetes tipe 1 yang diserang adalah sel-sel pulau pankreas.
Sementara jenis kedua kekebalan tubuh yang menyerang seluruh sistem, sehingga disebut penyakit autoimun sistemik. Sejauh ini para dokter mengenali sekitar 80 penyakit autoimun.
Yang juga menarik dari catatan medis di Jerman, jumlah persentase populasi yang mengidap penyakit autoimun kini mengalami peningkatan dua kali lipat dibanding 40 tahun silam.
"Kami mencatat kenaikan drastis penyakit autoimun dalam 50 tahun terakhir, seiring menurun drastisnya penyakit infeksi“, ujar Professor Michael Radke dari rumah sakit Universitas Rostock. “Sistem kekebalan tubuh menjadi salah arah, dan justru menyerang tubuh kita sendiri," tambahnya.
Apa pemicunya?
Para ilmuwan menduga perubahan gaya hidup modern membuat makin banyak penyakit autoimun muncul. Misalnya, makin banyak persalinan dibantu operasi caesar. Pada persalinan alamiah, bayi akan kontak dengan banyak bakteri dan virus saat melewati saluran kelahiran.
Tidak ada asupan lain yang terbaik bagi pertumbuhan bayi selain air susu ibu. Selain mengandung nutrisi yang lengkap, ASI juga memberikan kekebalan tubuh dan manfaat psikologi untuk kesehatan bayi.
Foto: picture-alliance/dpa
Proses Produksi ASI
Susu ibu terbentuk sejak masa kehamilan. Hormon progesteron dan kaktogen mengaktifkan kelenjar susu sekitar 24 jam setelah proses persalinan. Tapi bayi sendiri yang menetapkan dengan isapan pertama, apakah produksi susu akan terus berlangsung atau terhenti. Hormon Laktogen kemudian mengatur sistem saraf dan jumlah susu yang diproduksi.
Foto: Colourbox
Terbaik bagi Bayi
Susu ibu diyakini memiliki kekuatan magis. Pada pekan pertama bayi, ASI melindungi bayi dari infeksi usus, membantu pencernaan dan menjaga bayi dari flatulensi. Air susu ibu juga membantu bayi mengembangkan sistem kekebalan tubuh dan melindungi diri dari alergi. Selain itu mengisap susu juga mempercepat pembentukan langit-langit mulut dan rahang.
Foto: Fotolia/st-fotograf
Kandungan ASI
Daftar zat yang terkandung di dalam ASI cukup panjang. Tapi yang terpenting adalah mineral, vitamin, lemak dan asam amino. Selain ini dalam ASI terkandung Nukleotida, elemen dasar pembentuk DNA, karbohidrat yang menyumbangkan energi, protein yang mempercepat kematangan dinding dalam usus dan zat antimikroba yang bisa mendeteksi zat asing dan menetralisir dampaknya.
Foto: Fotolia/Okea
Jumlah Produksi
Setiap hari seorang ibu bisa memproduksi hingga satu liter susu. Setiap kali menyusu, seorang bayi mengkonsumsi antara 200 hingga 250 ml. Payudara perempuan bisa memproduksi jumlah susu sesuai dengan kebutuhan sang bayi.
Foto: Fotolia/evgenyatamanenko
Kapan disapih?
Kalangan medis belum menemukan kata sepakat, kapan seorang ibu hentikan asupan ASI pada bayinya. Organisasi Kesehatan Dunia WHO menganjurkan, setidaknya bayi mendapatkan ASI hingga berusia enam bulan. Dan bayi bisa mendapatkan makanan tambahan paling dini ketika berusia empat bulan.
Foto: picture-alliance/dpa
Perbedaan Budaya
Berapa lama bayi menyusui, tergantung pada budaya. Perempuan di Bofi, Afrika Tengah misalnya, menyusui bayinya hingga bulan ke 53 atau selama empat setengah tahun. Selama itu sang ibu memproduksi 16.000 liter susu. Rata-rata seorang ibu di seluruh dunia menyusui bayinya selama 30 bulan.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Ressing
Menyusui di Depan Umum
Masyarakat Eropa masih terbelah soal perilaku ibu menyusui bayinya di depan umum. Soal menyusui bayi di depan umum masih menjadi kontroversi dan isu hangat di Eropa. Sementara di sebagian besar negara-negara di Asia dan Afrika, menyusui bayi di depan umum merupakan hal yang wajar.
Foto: picture-alliance/dpa/Behal
Di Dunia Hewan
Berbeda dengan bayi manusia, bayi binatang bergantung sepenuhnya kepada pasokan susu dari induknya untuk jangka waktu lama. Bayi hewan baru bisa terbebas dari asupan susu sang induk jika sudah bisa mencari makan sendiri. Bayi kera misalnya baru disapih saat berusia antara lima dan tujuh tahun.
Foto: picture-alliance/dpa
8 foto1 | 8
Selain itu, bayi ini juga diberi makanan yang steril, bukan air susu ibu yang juga mengandung banyak khasiat. “Dalam jangka panjang, kondisi steril suatu waktu akan memicu kebingungan sistem kekebalan tubuh. Akibatnya sistem kekebalan memicu proses peradangan pada tubuh sendiri“, papar Radke yang juga dokter anak.
Selain itu, sekarang ini makin banyak bahan makanan yang awet dan tahan lama, dengan cara membunuh bakteri. Karena itu, banyak anak-anak yang sistem kekebalannya tidak berfungsi dan melakukan apa yang seharusnya, yakni melindungi tubuh dari bibit penyakit dan penyusup.
Mengapa sistem kekebalan menyerang tubuh?
Para ilmuwan hingga kini masih belum mampu menjelaskan secara rinci, mengapa fenomena itu terjadi. Tapi dalam beberapa tahun terakhir, mereka menyimpulkan, faktor genetika memainkan peranan penting bagi munculnya penyakit autoimun.
Kebiasaan merokok, kekurangan vitamin D akibat kurangnya paparan sinar matahari, dan faktor hormonal juga masuk dalam daftar pemicu penyakt autoimun. Menurut para imuwan, faktor stres juga tidak boleh diremehkan.
Tidak bisa disembuhkan
Para dokter dan ilmuwan juga menyebutkan, hingga kini mereka belum dapat menyembuhkan penyakit autoimun. Namun, para dokter kini sudah bisa mengendalikan gejalanya dengan lebih baik.
Dokter biasanya memberikan kortison untuk meredam proses peradangan. Atau memberikan interferon untuk menekan sistem kekebalan tubuh agar tidak bereaksi berlebihan.
Terapi sel punca saat ini sedang diuji di AS, namun disebutkan itu merupakan cara terakhir untuk mengatasi penyakit autoimun. Dengan metode ini, sistem kekebalan tubuh "dibangun“ ulang dan ingatan imunologi tubuh dihapus.
Metode ini mengandung risiko cukup besar, karena bersamaan dengan itu harus dilakukan kemoterapi, yang berarti kekebalan tubuh pasien ditekan ke tingat nol. Ini diperlukan agar tubuh pasien membangun sistem kekebalan baru dengan bantuan sel punya yang dicangkokan.
Metode ini merupakan cara terakhir mengatasi penyakit autoimun dan tidak diperbolehkan di banyak negara. Pasalnya pasien menghadapi risiko sangat tinggi hingga risiko kematian, tanpa ada jaminan penyakitnya bisa sembuh atau kambuh kembali.
(as/rap)
Imun Kita Kuat, Virus dan Bakteri Tidak Punya Kesempatan
Sistem ketahanan tubuh adalah mekanisme yang efektif, didesain untuk menjaga tubuh dari serangan penyakit. Berikut cara untuk menjaga imun kita tetap dalam kondisi optimal.
Foto: Fotolia
Diet berwarna!
Sistem imun butuh banyak asupan berwarna. Buah-buahan dan sayuran dapat memberikan asupan yang dibutuhkan tubuh. Diet kita harus menyehatkan dan berwarna: jeruk, tomat, timun dan sayuran hijau yang kaya akan vitamin C alami dapat menjadi pilihan untuk menambah warna dan kekayaan vitamin di sajian kita.
Foto: PhotoSG - Fotolia
Vaksinasi pelindung tubuh
Untuk menjaga imun dalam kondisi terbaik, pastikan kita telah mendapatkan vaksinasi yang dibutuhkan. Orang dewasa biasanya lupa untuk memperbarui vaksinasi yang telah mereka dapatkan waktu kecil. Tidak ada salahnya untuk melakukan cek keseluruhan dengan dokter Anda. Siapa tahu Anda membutuhkan suntikan tambahan melawan campak, rubela, polio, hepatitis, difteri dan lainnya.
Foto: J. Đukić-Pejić
Lari untuk menjauhi virus
Penelitian ilmiah menyarankan, dengan menjaga otot kita tetap bergerak secara rutin seperti berlari, jogging atau jalan-jalan di taman minimal 3 kali seminggu selama setidaknya 20 menit, dapat meningkatkan kekebalan tubuh. Porsi yang cukup dalam berolahraga juga harus diperhatikan. Terlalu banyak tentunya juga tidak baik.
Foto: Colourbox
Tidur berkualitas
Tidur cukup tidak hanya membiarkan tubuh untuk istirahat dan pulih dari keseharian yang padat. Dalam tidur kita, kita biasanya mencapai fase tertidur dengan nyenyak dan dalam, dimana tubuh akan memberikan sinyal ke sistem imun untuk bekerja dengan optimal pada saat ini. Bila kita kekurangan tidur, tubuh tidak mendapatkan waktu yang cukup untuk regenerasi sistem imun.
Foto: picture-alliance/dpa/C. Klose
Menikmati hidup
Penelitian menunjukkan bahwa dalam pikiran yang sehat dan adanya semangat menjalani hari dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Tertawa dan berkumpul dengan orang-orang yang kita senangi tidak hanya menambah kualitas hidup, ini juga berperan dalam menyehatkan pikiran kita.
Foto: picture-alliance
Hindari stress
Stress menstimulasi adrenalin dan cortisol. Hormon-hormon ini dapat memberhentikan sistem imun. Stress dari kesibukan sehari-hari memang sulit untuk dihindari, namun dengan manajemen waktu yang baik, kita juga memberikan waktu pada tubuh untuk istirahat dan untuk mendapatkan energi baru. Meditasi dan relaksasi juga secara signifikan dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Foto: ArTo - Fotolia
Perhatikan asupan gula
Tubuh kita membutuhkan vitamin untuk mengurai fruktosa dan glukosa, yang terbentuk dari asupan yang mengandung gula. Lebih banyak mengonsumsi gula berarti lebih banyak vitamin yang akan digunakan tubuh untuk mengurai, pada akhirnya tidak ada lagi vitamin yang tersisa pada tubuh kita.
Foto: picture-alliance/imageBroker/D. Plewka
Mandi air panas dan dingin
Mengganti kucuran air, bergantian antara air panas dan dingin, saat mandi dapat membantu mengatur dan memperbaiki panas tubuh dan kelancaran aliran darah pada tubuh. (pn/gtp)