Sebanyak 16 warga negara Indonesia terdampak krisis di Sri Lanka. Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha mengatakan mereka mendapat bantuan logistik dan finansial.
Iklan
Kedutaan Besar RI (KBRI) di Kolombo mengungkapkan bahwa ada 16 warga negara Indonesia (WNI) di Sri Lanka yang paling rentan atau paling terdampak krisis. KBRI telah mengirimkan bantuan logistik dan finansial untuk 16 WNI tersebut.
"Secara bertahap pada bulan Juni 2022 yang lalu KBRI juga telah menyampaikan bantuan logistik kepada WNI kita yang paling rentan dan paling terdampak terhadap kondisi ini," kata Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha, Kamis (14/07).
Judha menuturkan, dari 16 WNI tersebut, tidak semuanya mendapat bantuan logistik dan finansial. Judha menyebut ada 3 WNI yang mendapat bantuan finansial karena berada di luar Kota Kolombo.
"Sudah ada 13 orang yang sudah mendapatkan bantuan logistik dari KBRI dan 3 orang bantuan finansial yang berada di luar Kota Kolombo," katanya.
Fakta Menarik dari Negeri Penghasil Teh Sri Lanka
Sri Lanka tak sekadar negara penghasil teh Ceylon yang termasyhur, negara kecil di dekat India itu juga menyimpan cerita yang menarik untuk disimak. DW merangkum sejumlah fakta tentang Sri Lanka.
Foto: dapd
Perdana Menteri perempuan pertama
Sirimavo Bandaranaike adalah PM perempuan pertama di Sri Lanka dan di dunia. Ia dilantik pada Juli 1960. Selanjutnya, ia terus melaju dengan jabatan ini hingga tiga masa pemerintahan, yang berakhir pada tahun 2000. "Mother of the People" adalah sebutan yang disematkan pada dirinya. Meski demikian, tak terlihat peningkatan signifikan politisi perempuan di parlemen selama ia menjabat.
Foto: picture alliance/Sven Simon
Tingkat literasi tertinggi
Dari 22 juta populasi, tercatat 92 persen warganya dinyatakan bebas buta huruf. Hal ini menjadikan Sri Lanka menduduki peringkat ke-1 sebagai negara yang melek huruf di Asia Selatan, juga salah satu yang tertinggi di Asia. Pendidikan di Sri Lanka telah menjadi bagian penting di negara itu jauh sebelum pendidikan modern diperkenalkan Inggris pada abad ke-19, yakni sejak tahun 543 SM.
Foto: AP
Pengekspor teh terbesar
Ekspor teh adalah salah satu penghasilan terbesar Sri Lanka. Ada sekitar satu juta orang bekerja di industri teh. Sekitar 4 km dari kota Kandy, Anda bisa temukan "Ceylon Tea Museum". Ceylon adalah sebutan negara ini sebelum berganti nama menjadi Sri Lanka. Negara ini duduki posisi ke-4 sebagai penghasil dan posisi ke-3 pengekspor teh dunia. Teh hitam, teh hijau dan teh putih adalah andalannya.
Foto: picture alliance / Robert Harding Productions
Merek mendunia
Siapa sangka teh beken Lipton asal Inggris ini, ternyata di temukan di Sri Lanka. Sir Thomas Lipton mendirikan bisnis produksi teh Lipton di Sri Lanka pada tahun 1860-an. Ia membeli 5.500 hektar lahan perkebunan teh Dambatenne dan mengekspor hasilnya langsung ke toko tehnya di Inggris. Orang Sri Lanka gemar minum teh Lipton dengan campuran susu dan gula yang banyak.
Foto: Imago/Newscast
Kantor pos ala Inggris
Salah satu jejak kolonial bangsa Inggris di tanah Ceylon adalah kantor pos Nuwara Eliya. Ini adalah salah satu kantor pos tertua di Sri Lanka. Di bangun pada tahun 1894 arsitektur bangunan mengedepankan gaya bangunan Tudor, yang populer di Inggris pada abad ke-19. Bangunan ini hampir dijual pemerintah kepada pengembang swasta untuk dijadikan hotel.
Foto: Imago/J. Kruse
Pohon tertua di dunia
"Sri Maha Bodhi" adalah nama yang diberikan pada pohon pertama yang ditanam manusia tersebut. Berlokasi di kota Anuradhapura, pohon ini ditanam sekitar 2000 tahun lalu dari potongan pohon suci Bodh Gaya di India. Pohon ini sangat dihormati oleh para penganut ajaran Buddha di seluruh dunia. Pemerintah melarang segala bentuk pembangunan dalam jarak 500 meter dari pohon itu.
Foto: Imago/CHROMORANGE/C. Wojtkowski
Bendera tertua di dunia
Bendera nasional Sri Lanka adalah salah satu yang tertua di dunia. Bendera yang juga dikenal dengan sebutan "The Lion Flag" ini sudah ada sejak 162 SM. Desain bendera tersebut merupakan satu-satunya di dunia yang melambangkan pengakuan agama. Daun pohon Bodhi mewakili umat Buddha, warna jingga mewakili umat Hindu dan warna hijau mewakili umat Muslim. Ed: ga/ts (berbagai sumber)
Foto: AP
7 foto1 | 7
Judha memastikan WNI yang berada di Sri Lanka dalam kondisi baik. Dia juga memastikan tidak ada WNI yang terlibat maupun menjadi korban dalam aksi unjuk rasa di Sri Lanka.
"Tidak ada informasi adanya korban dari WNI ataupun WNI yang terlibat dari aksi unjuk rasa tersebut. Database Kolombo mencatat, terdapat 340 WNI yang berada di Sri Lanka. Semuanya alhamdulillah dalam keadaan baik dan termonitor kondisinya oleh KBRI," ujar Judha.
Selain itu, ia menyebut pihaknya juga memberikan beberapa imbauan kepada WNI yang berada di Sri Lanka. Imbauan tersebut meminta agar para WNI membatasi perjalanan di luar rumah, hingga tidak ikut terlibat dalam aksi unjuk rasa.
"Langkah selanjutnya adalah menyampaikan imbauan kepada para WNI yang ada di sana. Pertama kita meminta untuk membatasi perjalanan di luar rumah selama aksi unjuk rasa berlangsung. Hindari kerumunan massa atau tempat-tempat aksi unjuk rasa berlangsung, kemudian tidak terlibat secara langsung maupun tidak langsung aksi tersebut dan segera menghubungi KBRI Kolombo apabila mengalami permasalahan," imbuhnya. (ha)