"Studi kedua Fase III vaksin demam dengue telah mencapai keampuhan 60,8 persen. Tujuan awal tercapai", demikian bunyi pernyataan pers dari Sanofi Pasteur. Perusahaan farmasi ini mengumumkan hasil uji klinik vaksin di Amerika Latin. Bulan Juli, hasil dari bagian pertama uji klinik di Asia telah dipublikasikan. Vaksin CYD-TDV memberi perlindungan sampai 56,2 persen dari virus dengue bagi anak-anak usia 2 hingga 14 tahun.
Tapi beberapa pakar kesehatan masih skeptis. Menurut mereka, keampuhan vaksin baru terbukti setelah data dari bagian dua uji klinik di Amerika Latin diketahui. Lebih dari 20.000 anak-anak berusia 9 hingga 16 tahun yang tinggal di Brasil, Kolombia, Honduras dan Puerto Rica turut serta dalam studi tersebut.
Belum sempurna
Fase III adalah tahapan terakhir dan termahal dalam pengembangan suatu vaksin. Jika memuaskan, produsen vaksin bisa mengajukan permohonan untuk menjualnya ke pasar. Vaksin DBD dari Sanofi adalah studi vaksin pertama yang mencapai Fase III.
Hasil di Amerika Latin sejalan dengan uji klinik di Asia, ujar Annelies Wilder-Smith dari Nanyang Technological University kepada DW. Ia terlibat dalam pengembangan vaksin, namun tidak saat mencapai Fase III. Data baru ini "lebih meyakinkan", katanya. Karena keampuhannya lebih tinggi lagi secara keseluruhan dan terhadap jenis virus dengue tertentu. "Ini bukan vaksin yang sempurna, tapi sangat menjanjikan", rangkum Wilder-Smith.
Virus tetap jadi ancaman kesehatan bagi manusia. Walaupun ilmuwan sudah berhasil temukan vaksin untuk sejumlah virus, beberapa tetap menjadi ancaman. Berikut 8 virus yang paling berbahaya.
Foto: Christian Ohde/CHROMORANGE/picture allianceVirus corona SARS-CoV-2 yang memicu pandemi Covid-19 tiba-tiba muncul di kota Wuhan, Cina pada akhir tahun 2019. Ketika itu ratusan orang diserang penyakit misterius mirip pneumonia dengan angka fatalitas sangat tinggi. Virus corona menyebar cepat ke seluruh dunia, menjadi pandemi yang mematikan. Hingga akhir Juli 2021, sedikitnya 205 juta orang terinfeksi dan 4,32 juta meninggal akibat Covid-19.
Foto: Christian Ohde/CHROMORANGE/picture allianceVirus paling berbahaya adalah virus Marburg. Namanya berasal dari kota kecil di sungai Lahn yang tidak ada hubungannya dengan penyakit tersebut. Virus Marburg adalah virus yang menyebabkan demam berdarah. Seperti Ebola, virus Marburg menyerang membran mukosa, kulit dan organ tubuh. Tingkat fatalitas mencapai 90 persen.
Foto: picture alliance/dpaAda lima jenis virus Ebola, yakni: Zaire, Sudan, Tai Forest, Bundibugyo dan Reston. Virus Ebola Zaire adalah yang paling mematikan. Angka mortalitasnya 90%. Inilah jenis yang pernah menyebar antara lain di Guinea, Sierra Leone dan Liberia. Menurut ilmuwan kemungkinan kalong menjadi hewan yang menyebarkan virus ebola zaire ke kota-kota.
Foto: picture-alliance/NIAID/BSIPVirus ini adalah salah satu yang paling mematikan di jaman modern. Sejak pertama kali dikenali tahun 1980-an, lebih dari 35 juta orang meninggal karena terinfeksi virus ini. HIV menyerang sistem kekebalan tubuh, dan melemahkan pertahanan terhadap infeksi dan sejumlah tipe kanker. (Gambar: ilustrasi partikel virus HIV di dalam darah.)
Foto: Imago Images/Science Photo LibraryDemam berdarah dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue. Ada beberapa jenis nyamuk yang menularkan virus tersebut. Demam dengue dapat membahayakan nyawa penderita. Antara lain lewat pendarahan, kebocoran pembuluh darah dan tekanan darah rendah. Dua milyar orang tinggal di kawasan yang terancam oleh demam dengue, termasuk di Indonesia.
Foto: picture-alliance/dpaVirus ini bisa diitemukan pada hewan pengerat seperti tikus. Manusia dapat tertular bila melakukan kontak dengan hewan dan kotorannya. Hanta berasal dari nama sungai dimana tentara AS diduga pertama kali terinfeksi virus tersebut saat Perang Korea tahun 1950. Gejalanya termasuk penyakit paru-paru, demam dan gagal ginjal.
Foto: REUTERSBerbagai kasus flu burung menyebabkan panik global. Tidak heran tingkat kematiannya mencapai 70 persen. Tapi sebenarnya, resiko tertular H5N1 cukup rendah. Manusia hanya bisa terinfeksi melalui kontak langsung dengan unggas. Ini penyebab mengapa kebanyakan korban ditemukan di Asia, di mana warga biasa tinggal dekat dengan ayam atau burung.
Foto: APSeorang perawat di Nigeria adalah orang pertama yang terinfeksi virus Lassa. Virus ini dibawa oleh hewan pengerat. Kasusnya bisa menjadi endemis, yang artinya virus muncul di wilayah khusus, bagian barat Afrika, dan dapat kembali mewabah di sana setiap saat. Ilmuwan memperkirakan 15 persen hewan pengerat di daerah Afrika barat menjadi pembawa virus tersebut. (Sumber tambahan: livescience, Ed.: ml)
Foto: picture-alliance/dpa
Ada empat serotipe virus dengue. Pada penelitian di Asia, vaksin Sanofi Pasteur memiliki keampuhan hingga 75 persen terhadap serotipe 3 dan 4. Perlindungan bagi serotipe 1 hanya 50 persen dan bagi serotipe 2 lebih sedikit lagi, 35 persen. Di Amerika Latin hasilnya mirip. Hanya untuk serotipe 2, keampuhan vaksin 42,3 persen. Lebih tinggi dari di Asia.
Berbagai tipe virus DBD
Jonas Schmidt-Chanasit, pimpinan diagnosis virus di Bernhard-Nocht-Institut di Hamburg mengatakan kepada DW, "vaksin ini belum sempurna". Juli lalu, ia sudah memperingatkan bahwa perlindungan bagi empat serotipe virus yang berbeda tidak sama dan ini bisa berbahaya. Vaksin bisa mendorong beberapa serotipe. Dan serotipe yang tingkat perlindungannya rendah bisa menang. Ini hanya akan memperburuk situasi di negara-negara "tuan rumah" dengue.
Hampir setengah dari populasi dunia terancam DBD. Menurut WHO, 100 juta orang menderita penyakit ini setiap tahunnya. Kebanyakan pasien selamat dari DBD, tapi tetap sekitar 20.000 pasien meninggal setiap tahun dan sebagian besar adalah anak-anak. Setiap menit di seluruh dunia ada satu orang yang masuk ke rumah sakit karena demam berdarah dengue.