Kebakaran Lapas Kelas I Tangerang terjadi pada Rabu (08/09) dini hari pukul 01.45 WIB dan baru bisa dipadamkan sekitar pukul 03.00 WIB. Kepolisian mengatakan 41 narapidana tewas dalam kebakaran tersebut.
Iklan
Lapas Kelas I Tangerang kebakaran dan memakan korban tewas 41 orang dini hari tadi. Kondisi lapas disebut overkapasitas.
"Kalau kondisi lapas, tentunya overkapasitas ya. Dari kapasitas yang seharusnya 900an ini terisi 2.069 orang," kata Kepala Bagian Humas dan Protokol Ditjen Pas Rika Apriyanti kepada wartawan, Rabu (08/09).
Rika menjelaskan bahwa penjagaan tetap dilakukan. Setiap sif dijaga 13 petugas. Meski overkapasitas, Rika menyatakan SOP di lapas tetap berjalan. "Tentunya memang bukan jadi alasan tetapi itulah tantangan yang kami hadapi. SOP tentunya tetap berjalan. Apalagi SOP penanganan kebakaran seperti ini," ungkapnya.
"Kemudian untuk langkah selanjutnya adalah melakukan penyelidikan penyebab terjadinya kebakaran. Ini dari Puslabfor Mabes Polri, dari Direskrimum Polda Metro bersama bantuan reserse Polres Tangerang sekarang sedang bekerja marathon untuk mengetahui sebab kebakaran," ujar Kapolda Metro Irjen Fadil Imran kepada wartawan di lokasi, Rabu (08/09).
Dugaan sementara, kebakaran disebabkan akibat korsleting listrik. "Tadi saya sudah lihat di TKP, berdasarkan pengamatan awal patut diduga karena terjadi hubungan pendek arus listrik. Nanti akan didalami lagi," tuturnya.
Narapidana Honduras Hidup dalam “Neraka” Penjara di Tengah Pandemi Virus Corona
Di penjara Honduras, para narapidana takut terinfeksi oleh virus corona. Jarak sosial tidak mungkin dapat dilakukan karena sel yang penuh sesak. Ini juga mempengaruhi kondisi mental para narapidana.
Foto: Reuters/A. Latif
Ketika matahari terbenam…
Bagi Yerbin Israel Estrada (tengah), bagian terburuk adalah ketika matahari terbenam. Menjelang malam, ratusan narapidana dari penjara La Esperanza di pedalaman Honduras harus meninggalkan lapangan lapas dan kembali ke sel kecil mereka. "Lalu neraka benar-benar dimulai," kata laki-laki berusia 26 tahun itu, yang dijatuhi hukuman enam tahun penjara karena kepemilikan ganja.
Foto: Reuters/A. Latif
Penuh sesak
Seperti banyak narapidana lainnya, Estrada ditempatkan di sel yang benar-benar penuh dan sesak. Di beberapa sel, hingga lebih dari 130 orang hidup bersama dan saling berbagi tempat tidur. Pada malam hari, kata Estrada, ia dapat mendengar "tetangganya" merintih hingga suara decitan tikus.
Foto: Reuters/A. Latif
Hukum jalanan
Kondisi di penjara sangat memprihatinkan. kapasitas penjara hanya untuk 70 orang, tapi terdapat lebih dari 450 narapidana di sana. Mereka tidak dapat mengeluh. Moto di sini adalah: lihat, dengar, tutup mulut. Itu juga moto geng di Amerika Tengah. Estrada berkata: "Anda hanya bisa keluar dari sini dengan aman jika Anda tetap menunduk."
Foto: Reuters/A. Latif
Dilarang berkunjung
Sejauh ini, satu-satunya hal yang menyenangkan bagi para tahanan adalah ketika istri dan keluarga mereka mengunjungi mereka. Namun, ketika virus corona menyebar ke Honduras, pihak berwenang melarang keluarga untuk berkunjung. Tak hanya itu, karena mahalnya biaya telepon dan hanya ada tiga unit telepon yang berfungsi, para tahanan sekarang terputus hubungan dari dunia luar.
Foto: Reuters/A. Latif
Risiko infeksi tinggi
Menurut Johns Hopkins University, sedikitnya ada sekitar 5.500 orang terinfeksi virus corona dan lebih dari 200 orang meninggal di Honduras. Tetapi para ahli perkirakan, jumlahnya lebih tinggi, karena pemerintah tidak tetapkan kebijakan lockdown. Banyak narapidana di penjara takut mereka akan terinfeksi virus corona.
Foto: Reuters/A. Latif
Kehilangan harapan
Selain risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh kelebihan jumlah narapidana, ada ketegangan psikologis pada mereka. "Melarang kunjungan adalah hal terburuk yang terjadi. Itu yang Anda butuhkan karena dapat memberi Anda harapan," kata Jacinto Hernández, seorang psikolog di penjara La Esperanza. "La Esperanza" berarti "harapan" dalam bahasa Spanyol.
Foto: Reuters/A. Latif
Konsekuensi fatal
Sejauh ini, ada 29 penjara yang terinfeksi virus corona di Honduras. Hal tersebut memiliki konsekuensi bencana jika virus menyebar ke pusat penahanan. Penjara di Honduras juga tidak bisa menerapkan social distancing. Ada 22.000 tahanan dalam gedung yang sebenarnya hanya berkapasitas untuk 10.000 tahanan. (Ed: fs/rap)
Penulis: Diana Hodali
Foto: Reuters/A. Latif
7 foto1 | 7
41 orang tewas
Kebakaran terjadi pada pukul 01.45 WIB dini hari tadi. Dari olah TKP awal ditemukan ada 41 korban tewas akibat kebakaran tersebut.
"Olah TKP dimulai pagi, pada saat evakuasi dan pertolongan korban, ditemukan ada yang meninggal dunia dan ada yang luka. Yang luka segera kita lakukan perawatan di 2 rumah sakit, yang meninggal dunia juga demikian," kata Fadil.
"Adapun jumlah yang meninggal dunia sebanyak 41 orang. Kemudian yang luka ada 8 orang. Ada 72 orang luka ringan itu dirawat di poliklinik Lapas Tangerang, situasi lapas terkendali," tambahnya.
Terbaru, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus meng-update jumlah korban luka sebanyak 81 orang terdiri dari 73 luka ringan dan 8 korban luka berat.
Kebakaran ini terjadi di hunian Blok C 2 yang merupakan sel khusus napi kasus narkoba. (Ed: ha/th)