Meski partai Alternatif untuk Jerman (AfD) masih terpinggirkan dari politik arus utama di Jerman, partai sayap kanan serupa justru berhasil masuk pemerintahan di sejumlah negara Eropa lainnya.
Pemimpin AfD Alice Weidel telah menerima banyak dukungan dari Perdana Menteri Hungaria Viktor OrbanFoto: Szilard Koszticsak/MTI/AP/dpa/picture alliance
Iklan
Badan intelijen domestik Jerman, Kantor Federal untuk Perlindungan Konstitusi (BfV), telah mengklasifikasikan partai Alternative for Germany (AfD) atau Alternatif untuk Jerman sebagai "ekstremis sayap kanan yang terkonfirmasi.” Akibatnya, sebagian besar partai politik di Jerman menolak bekerja sama dengan AfD, dan sejumlah politisi bahkan menyerukan agar partai tersebut dibubarkan. Lalu, bagaimana kondisi partai-partai serupa di negara Eropa lainnya?
Belanda
Party for Freedom (PVV) atau Partai Kebebasan yang dipimpin Geert Wilders baru-baru ini menyebabkan runtuhnya koalisi empat partai yang dibentuknya setelah ia menilai koalisi tersebut tidak cukup tegas dalam menangani isu migrasi.
"Saya mengusulkan rencana untuk menutup perbatasan bagi pencari suaka, pemulangan mereka, dan menutup tempat penampungan. Saya meminta mitra koalisi untuk menyetujuinya, tetapi mereka menolaknya," kata Wilders kepada wartawan. "Saya mendukung kebijakan suaka yang paling ketat, bukan untuk menghancurkan Belanda."
Pemilihan umum baru dijadwalkan berlangsung pada 29 Oktober mendatang.
Meskipun partainya meraih suara terbanyak dalam pemilihan parlemen, Wilders tidak menjadi kepala pemerintahan karena dianggap terlalu radikal oleh mitra koalisinya. Sebagai gantinya, politisi independen Dick Schoof dicalonkan sebagai perdana menteri Belanda.
Jika keputusan sepenuhnya ada di tangan Wilders, ia akan melarang pembangunan masjid baru dan pelarangan Al-Qur'an. Ia juga dikenal sebagai penentang vokal kebijakan hijau untuk mengatasi perubahan iklim, serta mengkritik Uni Eropa yang ia anggap terlalu otoriter.
Geert Wilders merupakan satu-satunya anggota resmi yang terdaftar dari partainya, Partai Kebebasan (PVV)Foto: Piroschka Van De Wouw/REUTERS
Geert Wilders memegang kendali penuh atas partainya, di mana ia tercatat sebagai satu-satunya anggota resmi. Para deputi dan menteri hanya secara formal menyatakan dukungan terhadap partai, tanpa menjadi anggota. Struktur ini memberi Wilders kekuasaan mutlak untuk menentukan program partai dan menetapkan semua kandidat pemilu secara sepihak.
Polandia
Prawo i Sprawiedliwosc (PiS) atau Partai Hukum dan Keadilan dikalahkan dalam pemilihan parlemen pada akhir tahun 2023, dan sejak itu Polandia dipimpin oleh Perdana Menteri Donald Tusk, mantan Presiden Dewan Eropa yang berhaluan liberal. Namun, PiS menguasai kursi kepresidenan dan dapat menggunakan hak veto untuk mengerem kebijakan pemerintah.
Kondisi ini tidak berubah setelah pemilu presiden pada akhir Mei 2025, yang dimenangkan tipis oleh Karol Nawrocki, kandidat independen yang didukung PiS, dengan perolehan 50,89% suara. Nawrocki menjalankan kampanye anti-Uni Eropa dan anti-Jerman.
Meski begitu, secara umum PiS bersikap hati-hati terhadap Brussels, menyadari pentingnya dana Uni Eropa bagi perekonomian Polandia. Partai ini juga mendukung Ukraina dalam perang melawan Rusia dan mendorong kehadiran militer NATO yang kuat di kawasan.
Namun, dalam isu migrasi PiS tetap memegang pandangan garis keras, sejalan dengan sekutu-sekutunya di Eropa. Dalam isu sosial, partai ini dekat dengan Gereja Katolik Polandia dan menentang legalisasi aborsi, pernikahan sesama jenis, serta adopsi oleh pasangan LGBTQ+.
Karol Nawrocki menang tipis dalam putaran kedua pemilihan presiden di PolandiaFoto: Jakub Porzycki/Anadolu/picture alliance
Hungaria
Fidesz – Magyari Polgári Szővetség atau Aliansi Sipil Hungaria mungkin merupakan partai sayap kanan paling sukses di Eropa. Di bawah kepemimpinan Viktor Orban, partai ini pernah berkuasa di Hungaria pada tahun 1998-2002 dan kembali memerintah sejak tahun 2010. Didirikan pada tahun 1988 menjelang runtuhnya komunisme, Fidesz awalnya merupakan partai liberal radikal dan mempertahankan arah tersebut selama bertahun-tahun.
Namun, sejak setidaknya 2015 ketika Kanselir Jerman Angela Merkel mengumumkan kebijakan "budaya penyambutan” bagi pengungsi, Orban dan Fidesz mulai bergeser tajam ke kanan. Kini, partai tersebut secara terbuka mendukung model demokrasi non-liberal, menganggap "Barat Kristen” terancam oleh infiltrasi asing, dan mendorong pembatasan ketat terhadap pengaruh Uni Eropa.
Berbeda dengan PiS Polandia, Fidesz menjalin hubungan lebih dekat dengan Rusia, terutama dalam isu energi, meskipun perang di Ukraina masih berlangsung. Orban juga memiliki kedekatan ideologis dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Menariknya, tidak seperti banyak partai sayap kanan lainnya, Fidesz mengakui perubahan iklim akibat ulah manusia sebagai ancaman nyata.
Inilah Menteri-menteri di Kabinet Merz
Pemerintah federal Jerman yang baru adalah koalisi partai CDU, CSU dan SPD. Para menteri yang terpilih dalam kabinet pimpinan Merz ini tak lain adalah mitra terdekat Kanselir Merz dan pemimpin SPD, Lars Klingbeil.
Foto: Christian Mang/REUTERS
Kanselir: Friedrich Merz (CDU)
Pengacara berusia 69 tahun, Friedrich Merz, akan menghadapi tantangan besar dalam hal kebijakan dalam dan luar negeri. Perekonomian Jerman terpuruk, dan partai sayap kanan AfD terus menguat. Pemimpin CDU ini ingin meningkatkan ekonomi dan membatasi migrasi. Yang utama, dia harus "memperbaiki diri", karena belum pernah ada kanselir yang tidak sepopuler Friedrich Merz.
Foto: Uwe Koch/HMB-Media/IMAGO
Menteri Keuangan: Lars Klingbeil (SPD)
Pemimpin SPD ini tidak hanya mengambil alih Departemen Keuangan tapi juga sebagai wakil kanselir. Hal ini membuat pria berusia 47 tahun ini menjadi tokoh sentral SPD meski hasil pemilihan umum begitu buruk bagi partainya. Klingbeil berlatarbelakang ilmu politik, sosiologi dan sejarah. Ia telah menjadi anggota parlemen sejak 2005. Ini adalah pengalaman pertama Klingbeil di pemerintahan.
Foto: Moritz Frankenberg/dpa/picture alliance
Menteri Pertahanan: Boris Pistorius (SPD)
Boris Pistorius adalah satu-satunya menteri petahana dari SPD. Ia 'rutin duduk' peringkat teratas daftar politisi paling populer Jerman. Pria berusia 65 tahun ini telah menjabat menhan sejak Januari 2023 dan memiliki reputasi tinggi di dunia militer Jerman. Pistorius ingin membuat pasukannya “siap berperang” lagi dan direncanakan akan menerima miliaran euro yang diperlukan untuk ini.
Foto: Anna Ross/dpa/picture alliance
Menteri Luar Negeri: Johann Wadephul (CDU)
Johann Wadephul, 62 tahun, telah menjadi anggota Parlemen sejak tahun 2009. Doktor hukum dan mantan tentara ini memiliki koneksi internasional yang baik dan dianggap diplomatis dan pragmatis. Ia memiliki banyak kesamaan dengan Friedrich Merz. Keduanya kemungkinan akan bersama menjalankan kebijakan luar negeri, karena setelah 60 tahun, Kanselir dan Menlu kini kembali dijabat CDU.
Foto: Political-Moments/IMAGO
Menteri Dalam Negeri: Alexander Dobrindt (CSU)
Politisi CSU, Alexander Dobrindt, pernah menjabat sebagai Menteri Transportasi di era Angela Merkel. Sebagai Mendagri, sosiolog berusia 54 tahun ini menginginkan pendekatan yang lebih keras terhadap tema migrasi: pengetatan perbatasan, penangguhan penyatuan kembali keluarga, deportasi ke Suriah dan Afganistan. Ia menentang kewarganegaraan ganda dan persamaan hak bagi pasangan homoseksual.
Foto: Bernd Elmenthaler/IMAGO
Menteri Ekonomi dan Energi: Katherina Reiche (CDU)
Bagi ahli kimia berusia 51 tahun, Katherina Reiche, ini a merupakan kembalinya ke dunia politik. Ia menjadi anggota Bundestag pada usia 25 tahun. Pada tahun 2015, perempuan asal Jerman Timur 'banting stir' ke dunia bisnis dan menjadi CEO Westenergie AG (E.ON Group). Tahun 2020, ia ditunjuk sebagai Ketua Dewan Hidrogen Nasional, yang memberikan masukan kepada pemerintah Jerman.
Foto: Kay Nietfeld/dpa/picture alliance
Menteri Digital dan Modernisasi : Karsten Wildberger
Penunjukkan Karsten Wildberger ini adalah kejutan besar. Dengan gelar doktor di bidang fisika, Wildberger sempat berkarir di posisi kepemimpinan internasional, antara lain di Boston Consulting, T-Mobile dan E.ON. Pria berusia 56 tahun ini adalah direktur MediaMarktSaturn, jaringan retail elektronik terbesar di Eropa.
Foto: Malte Ossowski/SvenSimon/picture alliance
Menteri Tenaga Kerja dan Sosial: Bärbel Bas (SPD)
Bärbel Bas mulai dikenal saat menjabat sebagai Presiden Bundestag pada tahun 2021. Dengan ijazah sekolah menengah dan pelatihan sebagai asisten kantor, jalannya menuju jabatan politik tertinggi tidaklah mudah. Namun wanita berusia 57 tahun dari Duisburg ini gigih dalam kariernya. Kini ia memimpin kementerian dengan anggaran terbesar.
Foto: Kay Nietfeld/dpa/picture alliance
Menteri Hukum: Stefanie Hubig (SPD)
Politisi Partai Sosial Demokrat berusia 56 tahun ini menjabat sebagai Menteri Pendidikan di Rhineland-Pfalz sejak tahun 2016. Ia adalah doktor hukum dari Frankfurt am Main pernah menjabat sebagai sekretaris negara bagian dari tahun 2014 hingga 2016. Sebelum berkarier di dunia politik, Hubig bekerja sebagai jaksa penuntut umum dan hakim.
Foto: Jürgen Heinrich/IMAGO
Menteri Riset, Teknologi, dan Antariksa: Dorothee Bär (CSU)
Dorothee Bär, 47 tahun, telah menjadi anggota Bundestag Jerman sejak tahun 2002 dan merupakan salah satu wakil ketua fraksi CDU/CSU di Bundestag. Ia telah menjadi salah satu wakil pemimpin partai CSU sejak 2017. Dari tahun 2018 hingga 2021, ia adalah Komisaris Digitalisasi Pemerintah Federal era Merkel. Untuk pertama kalinya, perjalanan luar angkasa menjadi topik dalam sebuah kementerian.
Foto: Emmanuele Contini/IMAGO
Menteri Pendidikan dan Keluarga: Karin Prien (CDU)
Karin Prien dianggap sebagai politisi pendidikan paling terkemuka di CDU. Penasihat hukum berusia 59 tahun ini telah menjadi Menteri Pendidikan di Schleswig-Holstein sejak tahun 2017. Prien dianggap berpendirian teguh dan tidak sungkan dalam berdebat. Ia lahir dan tumbuh besar di Belanda, tempat kakek-neneknya melarikan diri dari Nazi. Bahasa Belanda adalah bahasa ibu Prien.
Foto: Jens Schicke/IMAGO
Menteri Kerjasama Ekonomi dan Pengembangan Nasional: Reem Alabali-Radovan (SPD)
Ilmuwan politik, putri dari orang tua asal Irak dan lahir di Moskow, Rusia, Radovan adalah satu kejutan dalaf daftar menteri dari SPD. Perempuan Jerman Timur berusia 35 tahun ini sebelumnya menjabat sebagai Komisioner Pemerintah Federal untuk Integrasi dan Anti-Rasisme di Kantor Kanselir. Ia telah menjadi anggota Bundestag sejak 2021.
Foto: Bernd von Jutrczenka/dpa/picture alliance
Menteri Kesehatan: Nina Warken (CDU)
Perempuan berusia 45 tahun ini sudah menjadi anggota CDU sejak menjadi mahasiswa hukum dan telah menjadi anggota Bundestag sejak tahun 2013. Meski sudah lama fokus pada kebijakan-kebijakan negara, kini penasihat hukum ini harus segera membiasakan diri dengan kebijakan kesehatan.
Foto: Arnulf Hettrich/IMAGO
Menteri Pertanian: Alois Rainer (CSU)
“Sekarang kita punya Leberkäs (makanan khas Bayern), bukan tahu” - dengan kalimat ini, pemimpin CSU Markus Söder memperkenalkan Menteri Pertanian Federal Alois Rainer, 60 tahun. Rainer adalah ahli daging profesional yang menjalankan bisnis keluarga dan sebuah penginapan di hutan Bayern. Ia telah menjadi anggota Bundestag sejak 2013, menangani masalah anggaran dan transportasi.
Foto: Christoph Hardt/Geisler-Fotopress/picture alliance
Menteri Transportasi: Patrick Schnieder (CDU)
Sebagai menteri transportasi, Patrick Schnieder akan memiliki sesuatu yang akan membuat rekan-rekannya iri: banyak uang. Sebagian besar dari dana khusus sebesar 500 miliar euro untuk infrastruktur akan dialokasikan untuk rute-rute transportasi yang rusak. Pengacara berusia 56 tahun ini telah menjadi anggota Bundestag sejak tahun 2009.
Foto: dts Nachrichtenagentur/IMAGO
Menteri Lingkungan Hidup: Carsten Schneider (SPD)
Sebelumnya, perlindungan lingkungan dan iklim bukan fokus pria berusia 49 tahun ini. Pria asal Thuringia ini adalah seorang bankir, telah menjadi anggota Bundestag sejak tahun 1998 dan dengan cepat dikenal sebagai ahli keuangan dan anggaran untuk fraksinya. Jabatan terakhir yang ia pegang adalah sebagai Komisaris untuk Eropa Timur di Kantor Kanselir.
Perempuan berusia 37 tahun dari Trier ini beralih dari dunia bisnis ke politik. Setelah belajar bisnis, ia mendirikan dan mengelola perusahaan rintisan. Ia masuk ke Bundestag tahun 2021. Ia dianggap bersahaja, penuh semangat dan berorientasi pada hasil - kualitas yang akan ia perlukan di kantor barunya. Krisis perumahan adalah salah satu masalah terbesar di Jerman.
Foto: Harald Tittel/dpa/picture alliance
Kantor Kanselir: Thorsten Frei (CDU)
Pengacara berusia 52 tahun, Thorsten Frei, bisa dibilang orang kepercayaan Friedrich Merz yang paling penting. Dia telah menjadi anggota Bundestag sejak 2013. Sebelumnya adalah seorang politisi di Jerman bagian selatan. Frei memiliki pengetahuan yang luas tentang berbagai topik. Sebagai kepala kantor kanselir, ia harus mengantisipasi dan menyingkirkan masalah dan jebakan bagi Merz sejak dini.
Foto: Bernd Elmenthaler/IMAGO
Menteri Negara Bidang Kebudayaan dan Media: Wolfram Weimer
Sejarawan berusia 60 tahun dengan gelar doktor ini telah menulis buku-buku non-fiksi seperti "Das konservative Manifest"(“Manifesto Konservatif") dan "Sehnsucht nach Gott" (“Kerinduan akan Tuhan”). Sebelum mendirikan perusahaan penerbitan, ia pernah bekerja sebagai jurnalis di harian FAZ dan Die Welt, menjadi pemimpin redaksi Cicero dan Focus
Foto: -/teutopress/picture alliance
19 foto1 | 19
Slowakia
Slovenska socialna demokracia (Smer) atau Partai Sosial Demokrat Slowakia didirikan oleh Perdana Menteri Slowakia saat ini, Robert Fico. Arah politik partai ini cenderung ke kanan dan pendekatan demokrasi sosial yang diusungnya tidak mencerminkan model demokrasi sosial ala Jerman. Smer juga telah menyuarakan kekhawatiran bahwa Slowakia menjadi terlalu "asing".
Fico secara terbuka menyatakan bahwa umat muslim sulit untuk berintegrasi dan pada tahun 2016 ia menegaskan bahwa Islam tidak memiliki tempat di Slowakia.
Ia juga menggambarkan warga Ukraina yang menjadi korban agresi Rusia sebagai "Nazi dan fasis". Menjelang pemilu parlemen 2023, yang dimenangkan oleh Smer, Fico menyatakan bahwa ia akan segera menghentikan pengiriman senjata ke Ukraina.
Setelah terpilih, ia melanjutkan retorikanya dengan menyalahkan NATO dan Amerika Serikat atas invasi Rusia ke Ukraina, yang kemudian memicu gelombang protes di seluruh Slowakia.
Pemerintah Fico juga secara konsisten mengkritik sanksi Uni Eropa terhadap Rusia, menyebutnya sebagai "tidak efektif dan kontraproduktif".
Iklan
Spanyol
Partai Vox (dari bahasa Latin yang berarti "suara"), yang dipimpin oleh Santiago Abascal, mengalami kebangkitanpesat sejak didirikan pada tahun 2013. Dalam pemilihan parlemen tahun 2016, Vox hanya meraih 0,2% suara. Namun, pada tahun 2019 mampu mengantongi 15% suara. Sejak saat itu, popularitasnya mengalami sedikit penurunan.
Meskipun demikian, Vox tetap menjadi kekuatan politik terbesar ketiga di Spanyol saat ini. Namun, partai ini belum pernah menjadi bagian dari pemerintahan pusat. Partai konservatif Partido Popular mungkin bersedia membentuk koalisi dengan Vox, tetapi pemerintahan saat ini justru dibentuk oleh Perdana Menteri dari Partai Sosialis, Pedro Sanchez.
Fokus utama Vox adalah isu-isu domestik khas Spanyol. Partai ini menentang otonomi daerah seperti Catalonia dan Negara Basque, dan menyerukan agar Spanyol kembali menjadi negara yang terpusat. Sikap anti-imigrasi dan anti-Islam Vox juga memiliki nuansa nasionalistik yang khas, Abascal bahkan menyerukan dilakukannya "Reconquista" baru, mengacu pada kampanye berabad-abad oleh penguasa Kristen untuk merebut kembali Semenanjung Iberia dari kerajaan-kerajaan muslim, yang berakhir pada tahun 1492.
Terjadi demonstrasi di seluruh Uni Eropa terhadap sikap anti-LGBTQ+ OrbanFoto: Thomas Traasdahl/Ritzau Scanpix/IMAGO
Denmark
Dansk Folkeparti (DPP) atau Partai Rakyat Denmark didirikan pada tahun 1995 dan mencapai puncak kejayaannya selama tahun 2000-an hingga 2010-an. Dengan posisi politik yang menentang imigrasi, globalisasi, dan Uni Eropa, serta dukungan terhadap negara kesejahteraan yang kuat, partai ini memainkan peran penting dalam mendukung beberapa pemerintahan kanan-tengah di ibu kota Denmark, Kopenhagen. Salah satu keberhasilannya adalah mendorong pengetatan kebijakan suaka.
Namun, sejak tahun 2019, dukungan terhadap DPP mulai menurun. Hal ini disebabkan oleh Partai Sosial Demokrat Denmark yang dipimpin oleh Mette Frederiksen, yang tidak hanya mengadopsi kebijakan anti-suaka, tetapi juga memperkuatnya. Dalam pemilu parlemen terakhir tahun 2022, DPP hanya memperoleh 2,6% suara. Saat ini, kebijakan imigrasi dan suaka yang diterapkan oleh pemerintahan Sosial Demokrat Denmark termasuk yang paling ketat di Eropa.
Artikel ini merupakan terjemahan dari versi berbahasa Jerman