Banyak Jihadis dari Jerman di Suriah dan Irak warga Jerman
21 Mei 2018
Ada lebih dari 1000 simpatisan ISIS telah meninggalkan Jerman menuju Suriah dan Irak. Kebanyakan dari mereka adalah pemegang paspor Jerman, kata pemerintah.
Iklan
Pemerintah Jerman menerangkan ada lebih dari 1.000 jihadispendukung ISISyang meninggalkan Jerman dan pergi ke Suriah atau Irak untuk mendukung organisasi teroris, media Jerman melaporkan hari Minggu (20/5).
Angka itu disebutkan pemerintah ketika menjawab pertanyaan dari fraksi Partai Kiri Die Linke di parlemen, kata surat kabar dari grup media Funke.
Dalam jawabannya, pemerintah Jerman juga mengutip pejabat keamanan yang mengatakan bahwa lebih dari separuh dari mereka yang meninggalkan Jerman untuk pergi zona konflik memiliki kewarganegaraan Jerman dan memegang paspor Jerman.
Angka tersebut menunjukkan peningkatan jumlah simpatisan ISIS yang pergi ke luar negeri. Namun frekuensi kepergiannya melambat dibanding dua tahun lalu.
Usulan pencabutan kewarganegaraan tidak konstitusional?
Puluhan jihadis asal Jerman masih berada di penjara-penjara Suriah, Irak dan Turki, namun banyak yang lain yang sudah kembali ke Jerman, termasuk perempuan dan anak-anak, kata laporan itu.
Selanjutnya diberitakan, selama perundingan koalisi antara kubu konservatif Uni Kristen pimpinan Kanselir Angela Merkel dan Partai Sosial Demokrat SPD, disepakati bahwa para jihadis yang kembali dari zona konfik dan memiliki kewarganegaraan ganda akan dicabut kewarganegaraan Jermannya, jika ada bukti mereka telah ikut berperang bersama milisi teroris.
Rencana ini dikritik Partai Kiri. Jurubicara urusan dalam negeri Partai Kiri, Ulla Jelpke, menyebut usulan itu "tidak konstitusional." Kepada surat kabar kelompok media Funke dia juga mengatakan, tindakan seperti itu akan turut menghukum warga Jerman yang telah berjuang bersama milisi Kurdi melawan ISIS.
Penuntutan hukum dan program deradikalisasi
Anggota parlemen dari SPD Uli Grötsch juga menolak usulan pencabutan kewarganegaraan, meskipun partainya menyetujui langkah itu dalam kesepakatan koalisi.
"(Langkah) Ini lebih besifat simbolis, ketimbang bermanfaat secara politik," katanya. Grötsch mengatakan, yang sangat dibutuhkan dan harus dituntut saat ini adalah penuntutan hukum dan program deradikalisasi.
Namun, jurubicara urusan dalam negeri dari Uni Demokrat Kristen CDU, Armin Schuster, membela usulan pencabutan kewarganegaraan. Dia mengatakan, seorang pendukung teroris yang bukan warga negara Jerman lagi bisa ditolak masuk di perbatasan.
Penyesalan Para WNI Simpatisan ISIS
Mereka terbuai kemakmuran yang dijanjikan Islamic State dan memutuskan pergi ke Suriah. Janji surga tak sesuai kenyataan, mereka pun menyesal.
Foto: picture-alliance/AP Photo/H. Malla
Tergiur janji manis
Banyak keluarga tergiur dengan janji kekalifatan Islamic State alias ISIS di Suriah dan Irak yang ditawarkan lewat internet. Harapan mendapat pendidikan dan layanan kesehatan gratis, upah tinggi dan jalani keislaman kekhalifahan mendorong gadis Indonesia memboyong keluarganya ke Suriah.
Foto: picture-alliance/AP Photo
Sampai menjual properti
Keluarga Nurshardrina Khairadhania, bahkan sampai menjual rumah, kendaraan dan perhiasan untuk membiayai perjalanan mereka ke Raqqa, Suriah. Sesampainya di sana, kenyataan tak sesuai harapan. Tiap perempuan muda dipaksa menikahi gerilayawan ISIS. Semntara yang pria wajib memanggul senjata dan berperang. Nur dan bibinya masuk dalam daftar calon pengantin yang disiapkan buat para gerilyawan.
Foto: picture-alliance/AP Photo/H. Malla
Beberapa bulan penuh derita
Beberapa bulan setelah menderita di Raqqa, Nur dan keluarganya melarikan diri dengan membayar penyelundup buat keluar dari wilayah ISIS. Neneknya meninggal dunia, pamannya tewas dalam sebuah serangan udara dan beberapa anggota keluarga lainnya dideportasi sejak baru tiba di Turki. Bersama ibu, adik dan sanak saudara yang lainnya Nur berhasil masuk kamp pengungsi Ain Issa, milik militer Kurdi.
Foto: Getty Images/AFP/D. Souleiman
Jalani interogasi
Para WNI pria yang lari dari ISIS pertama-tama diamankan militer Kurdi dan diinterogasi. Setelah perundingan panjang, kini mereka dipulangkan ke Indonesia dan jalani program deradikalisasi yang disiapkan pemerintah. Menyesal! Tinggal kata tersebut yang bisa dilontarkan.
Foto: picture-alliance/AP Photo/H. Malla
Surga atau neraka?
Banyak relawan dari Indonesia yang ingin menjadi jihadis atau pengantin jihadis, untuk mengejar 'surga' yang dijanjikan Islamic State di Suriah atau Irak. Namun menurut mereka yang ditemui adalah 'neraka'
Foto: picture-alliance/AP Photo/H. Malla
Nur: IS tidak sesuai kaidah Islam
Dalam wawancara dengan Associated Press, Nur menceritakan perilaku jihadis ISIS tidak sesuai kaidah Islam yang ia pahami. "ISIS melakukan represi, tak ada keadilan dan tak ada perdamaian. Warga sipil harus membayar semua hal, listrik, layanan keseahatan dan lainnya. Sementara jihadis ISIS mendapatkannya secara gratis."
Foto: picture-alliance/AP Photo/H. Malla
Proses pemulangan
Banyak kalangan yang tergolong naif atau garis keras atau gabungan keduanya bergabung dengan ISIS, pada akhirnya menyerahkan diri atau ditangkap aparat keamanan. Pejabat Kurdi di Raqqa menyebutkan proses itu interogasi diperkirakan berlangsung hingga enam bulan, sebelum diambil keputusan bagi yang bersangkutan.
Foto: picture-alliance/AP Photo/H. Malla
Termasuk dari Jerman
Banyak warga negera-negara lain yang juga terbuai janji ISIS. Termasuk dari Jerman. Majalah mingguan Jerman Der Spiegel melaporkan bulan Juli 2017, sejumlah perempuan Jerman yang bergabung dengan ISIS dalam beberapa tahun terakhir, termasuk gadis berusia 16 tahun dari kota kecil Pulsnitz dekat Dresden, menyesal bergabung dengan ISIS. Ed (ap/as/berbagai sumber)