Kebun binatang Leipzig adalah contoh kebun binatang masa depan. Pengelolaannya yang bersifat alami dan ramah lingkungan dengan memanfaatkan energi terbarukan tergolong unik di dunia.
Iklan
Di kebun binatang Leipzig, hewan bisa bergerak dengan leluasa seakan di hutan tropis sungguhan. Bedanya, hutan ini ada atapnya. Atap khusus tanpa penopang yang luasnya dua kali lapangan sepakbola. Ada tiga lapis lembaran plastik tembus pandang yang memungkinkan masuknya cahaya ultraviolet bagi tanaman dan hewan. Tidak hanya itu, suhu panas juga bisa diisolasi dengan baik.
Iklim hutan tropis yang hangat dan lembab disambut baik oleh tapir Asia. Di alam liar, tapir termasuk hewan yang terancam punah. Dr. Jörg Junhold, direktur kebun binatang Leipzig:"Kebun binatang juga punya tujuan lain. Hewan-hewan disini kami anggap sebagai wakil dari hewan yang terancam punah atau yang sudah punah di alam liar."
Ruang tropis dilengkapi dengan pernak-pernik berlabel ekologis. Air berasal dari air hujan yang ditampung dan energi matahari juga disimpan. Kalau terlalu panas, ada kerai dan lubang pada atap yang bisa mengatur masuknya aliran udara segar.
Rasem Baban, kurator kebun binatang yang bertanggung jawab untuk urusan teknik. Wilayah kerjanya adalah pusat pengendali ruangan tropis raksasa yang besarnya seperti dua rumah biasa. "Kami yang menentukan cuaca. Simulasi hujan, mengatur kelembaban dan suhu, serta memastikan agar cukup cahaya matahari yang masuk ke dalam ruangan."
Kebun Binatang Masa Depan
04:09
Awalnya hanya ada dua berang-berang raksasa, kini menjadi empat. Setelah enam bulan, berang-berang yang terancam punah bisa berkembang biak. Junhold berkomentar: "Saya senang sekali. Setiap upaya pembiakan yang sukses, setiap keturunan, selalu kami sambut. Kami tidak hanya ingin memiliki hewan tunggal. Kami ingin memiliki sekelompok hewan yang juga sehat. Termasuk juga mendapat keturunan."
Atmosfir hutan tropis diperoleh berkat penanaman sekitar 500 jenis pohon eksotis dari Malaysia, Singapura, Thailand dan Florida. Semua berasal dari rumah kaca atau tepi jalan, tidak dari hutan.
Komodo, kadal terbesar di dunia, juga ada dalam koleksi kebun binatang Leipzig, satu-satunya kebun binatang Jerman yang diizinkan memelihara hewan langka tersebut.Junhold senang menjadi pionir dan turut membuka jalan agar ada lebih banyak lagi komodo di Eropa.
Ruangan tropis terbesar di Eropa tidak hanya kebahagiaan bagi pengunjung kebun binatang tetapi juga untuk hewan-hewan yang terancam punah.
Hiburan yang Menyengsarakan Hewan
Sabung ayam, sirkus, kebun binatang: hewan-hewan dipelihara untuk kesenangan atau kepuasaan manusia. Kegembiraan dan keriangan yang didapat pengunjung merupakan penderitaan, yang kerap mematikan, bagi hewan-hewan ini.
Foto: tabnak
Adu Banteng
Walau protes dan kecaman terus datang, atraksi adu banteng lawan matador masih bisa disaksikan di beberapa wilayah di Spanyol. Kelompok yang mendukung permainan ini menyerukan Unesco untuk memasukkannya sebagai warisan budaya. Permainan dari abad pertengahan ini juga populer atau pernah populer di Portugal, Perancis Selatan, Meksiko, Colombia, Ekuador, Venezuela dan Peru.
Foto: picture-alliance/dpa
Sirkus
Gajah, kuda dan singa merupakan hewan yang menjadi andalan pertunjukkan ketangkasan sirkus. Hewan-hewan ini biasanya dipisahkan dari induknya saat mereka masih sangat kecil untuk dilatih. Sudah sejak lama kelompok penyayang binatang menuntut agar ekploitasi dan pemanfaatan hewan di sirkus dihapuskan.
Foto: picture-alliance/dpa/Y. Kochetkov
Sabung Ayam
Permainan yang digelar sejak zaman Kerajaan Demak ini masih cukup populer di Indonesia, salah satunya di Bali. Dua ekor ayam jantan bertarung sampai salah satu menyerah dan kabur atau bahkan sampai mati. Permainan tradisional ini kerap tidak lepas dari perjudian.
Foto: Getty Images/AFP/P. Huguen
Adu Domba
Permainan ini sangat populer di Garut, Jawa Barat. Menurut cerita, adu domba sudah dimulai sejak awal abad ke-19. Sama seperti banteng yang bertarung lawan matador di Spanyol, domba adu mendapatkan perawatan khusus dari pemiliknya: makan, minum, juga kesehatannya.
Foto: AP
Industri Film
Banyak hewan yang terkenal berkat aktingnya di film, mulai dari anjing, simpanse, lumba-lumba, kuda atau singa. Organisasi pelindung hewan PETA mengatakan, sama seperti di sirkus, bintang film hewan direkrut, dipisahkan dari induknya, saat mereka masih terlalu muda. Hewan-hewan di industri film juga kerap mendapat perlakuan kekerasan.
Foto: Imago/EntertainmentPictures
Balap Anjing
Sangat ironis: diperkirakan anjing-anjing pelari harus menghabiskan 95 persen waktunya bukan untuk berlari, namun dalam kandang. Selain latihan berat, hewan ini kerap mendapat perlakukan kejam, dijejali obat peningkat prestasi. Masa "menyenangkan“ bagi anjing pelari tidak lama. Banyak anjing pelari yang dianggap tidak bisa berprestasi atau sudah uzur diterlantarkan atau bahkan dibunuh.
Foto: Fotolia/Gerken & Ernst
Kebun Binatang
Tempat yang menyenangkan bagi keluarga untuk dikunjungi di akhir pekan, tapi tempat penderitaan bagi hewan-hewan yang tidak bisa bergerak bebas. Pelindung binatang menganggap kebun binatang sebagai "tempat penyiksaan“. Di lain pihak, cukup banyak yang menganggap kebun binatang sebagai salah satu tempat untuk melindungi hewan dari kepunahan dan juga bagi penelitian.