Kebun Binatang Surabaya (KBS) pernah dijuluki sebagai Zoo of Death, alis kebon binatang paling kejam di dunia. Banyak hewannya yang tidak terurus dan mati. Para aktivis menuntut agar KBS dikelola lebih baik.
Iklan
Aktivis mengatakan banyak dari lebih 2.200 hewan di kebun binatang kota Surabaya menghuni kandang yang terlalu sempit. Selain itu, hewan tidak mendapat makanan yang tepat.
Kebun Binatang Surabaya memang pernah jadi sorotan karena kematian hewan, sehingga dijuluki Zoo of the Death atau kebun binatang paling kejam di dunia. Kasus terbaru adalah kematian seekor harimau Sumatera langka bulan lalu.
"Mereka perlu melakukan upaya untuk meringankan kelebihan populasi hewan," kata Petrus Riski dari Indonesia Wildlife Communication Forum.
"Hal ini dapat dilakukan dengan mengirim mereka ke lembaga konservasi lainnya," kata dia.
Pihak KBS mengatakan, sebagian besar penyebab kematian adalah penyebab alami. Tapi kalangan aktivis menyatakan sudah banyak kasus di KBS yang membuat publik sangsi pada pengelolaan kebun bintang tertua di Indonesia itu, yang didirikan tahun 1916.
Tahun 2014, seekor Singa Afrika ditemukan tergantung tewas di kandangnya pada tahun 2014, dan seekor jerapah ditemukan mati dengan sekitar 18 kg sampah plastik di perutnya, yang dibuang penunjung kebun binatang ke dalam kandang.
Sekitar 45 ekor komodo juga tewas ketika mereka saling serang dalam kandang yang penuh sesak.
Pelaksana Jabatan Direktur KBS Aschta Boestani Tajudin menyalahkan rintangan birokrasi yang menghambat berbagai upaya untuk memperbaiki kondisi.
"Kami sudah berusaha untuk menyelesaikan masalah ini satu per satu," kata dia. ""Saya berharap, dalam tiga sampai empat bulan dari sekarang kita bisa memecahkan masalah ini."
Kalangan pengamat mengatakan, fasilitas kebun binatang sudah terlalu tua dan stafnya tidak mendapat pelatihan yang seharusnya. Inilah sebab utama keruwetan pengelolaan KBS.
Hiburan yang Menyengsarakan Hewan
Sabung ayam, sirkus, kebun binatang: hewan-hewan dipelihara untuk kesenangan atau kepuasaan manusia. Kegembiraan dan keriangan yang didapat pengunjung merupakan penderitaan, yang kerap mematikan, bagi hewan-hewan ini.
Foto: tabnak
Adu Banteng
Walau protes dan kecaman terus datang, atraksi adu banteng lawan matador masih bisa disaksikan di beberapa wilayah di Spanyol. Kelompok yang mendukung permainan ini menyerukan Unesco untuk memasukkannya sebagai warisan budaya. Permainan dari abad pertengahan ini juga populer atau pernah populer di Portugal, Perancis Selatan, Meksiko, Colombia, Ekuador, Venezuela dan Peru.
Foto: picture-alliance/dpa
Sirkus
Gajah, kuda dan singa merupakan hewan yang menjadi andalan pertunjukkan ketangkasan sirkus. Hewan-hewan ini biasanya dipisahkan dari induknya saat mereka masih sangat kecil untuk dilatih. Sudah sejak lama kelompok penyayang binatang menuntut agar ekploitasi dan pemanfaatan hewan di sirkus dihapuskan.
Foto: picture-alliance/dpa/Y. Kochetkov
Sabung Ayam
Permainan yang digelar sejak zaman Kerajaan Demak ini masih cukup populer di Indonesia, salah satunya di Bali. Dua ekor ayam jantan bertarung sampai salah satu menyerah dan kabur atau bahkan sampai mati. Permainan tradisional ini kerap tidak lepas dari perjudian.
Foto: Getty Images/AFP/P. Huguen
Adu Domba
Permainan ini sangat populer di Garut, Jawa Barat. Menurut cerita, adu domba sudah dimulai sejak awal abad ke-19. Sama seperti banteng yang bertarung lawan matador di Spanyol, domba adu mendapatkan perawatan khusus dari pemiliknya: makan, minum, juga kesehatannya.
Foto: AP
Industri Film
Banyak hewan yang terkenal berkat aktingnya di film, mulai dari anjing, simpanse, lumba-lumba, kuda atau singa. Organisasi pelindung hewan PETA mengatakan, sama seperti di sirkus, bintang film hewan direkrut, dipisahkan dari induknya, saat mereka masih terlalu muda. Hewan-hewan di industri film juga kerap mendapat perlakuan kekerasan.
Foto: Imago/EntertainmentPictures
Balap Anjing
Sangat ironis: diperkirakan anjing-anjing pelari harus menghabiskan 95 persen waktunya bukan untuk berlari, namun dalam kandang. Selain latihan berat, hewan ini kerap mendapat perlakukan kejam, dijejali obat peningkat prestasi. Masa "menyenangkan“ bagi anjing pelari tidak lama. Banyak anjing pelari yang dianggap tidak bisa berprestasi atau sudah uzur diterlantarkan atau bahkan dibunuh.
Foto: Fotolia/Gerken & Ernst
Kebun Binatang
Tempat yang menyenangkan bagi keluarga untuk dikunjungi di akhir pekan, tapi tempat penderitaan bagi hewan-hewan yang tidak bisa bergerak bebas. Pelindung binatang menganggap kebun binatang sebagai "tempat penyiksaan“. Di lain pihak, cukup banyak yang menganggap kebun binatang sebagai salah satu tempat untuk melindungi hewan dari kepunahan dan juga bagi penelitian.
Foto: tabnak
7 foto1 | 7
"Mereka perlu lebih banyak dukungan dan dana untuk benar-benar memperbaiki keadaan," kata Tony Sumampau, sekretaris jenderal Asosiasi Kebun Binatang dan Akuarium Indonesia.