Melonjaknya Bank Makanan di Inggris Selama Pandemi
5 April 2021Kian banyak orang di Inggris menderita karena harga bahan pangan yang tinggi, bahkan keluarga-keluarga yang masih punya sumber pendapatan kini juga harus mengandalkan badan amal untuk mendapatkan bantuan pangan.
Dalam data statistik yang dikeluarkan pada Desember 2019, lembaga pengecek fakta FullFact mengatakan bahwa saat ini ada lebih banyak bank makanan di Inggris daripada gerai rantai restoran cepat saji McDonald's.
"Memang benar bahwa sekarang ada lebih banyak bank makanan di Inggris daripada McDonald's," Liam Evans dari penyedia bantuan makanan turn2us mengatakan kepada DW. Menurutnya, di seluruh Inggris setidaknya ada 2.000 bank makanan, sementara gerai McDonald's hanya sekitar 1.300 cabang.
Penerima donor melonjak setelah pandemi
Badan amal donasi makanan, Sustain UK, mengatakan bahwa 8,4 juta orang di Inggris hidup dalam kemiskinan pangan, dan jumlah bantuan ini meningkat tajam selama pandemi. Sementara The Trussell Trust, jaringan bank makanan terbesar di Inggris, pada paruh pertama 2020 membagikan paket makanan hampir 50% lebih banyak dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Jajak pendapat YouGov yang didanai oleh Kelloggäs mensurvei 1.100 guru sekolah dasar dan menengah dari seluruh Inggris pada bulan Februari lalu. Survei pun menemukan bahwa satu dari lima sekolah di Inggris telah mendirikan bank makanan sejak awal pandemi untuk mendukung para keluarga di lingkungan sekolah itu berada.
Menurut lembaga pemikir Food Foundation, kerawanan pangan telah meningkat di antara keluarga miskin dengan anak-anak usia sekolah selama pandemi. Sekitar 40% keluarga dengan anak-anak yang selama ini mendapatkan makanan gratis di sekolah mengalami kerawanan pangan dalam enam bulan terakhir.
Dampak penghematan anggaran dan pandemi
Karena meningkatnya kebutuhan, bank makanan kini bahkan juga diadakan oleh institusi yang biasanya menyediakan layanan masyarakat di bidang lain.
"Sebagai manajer di pusat komunitas yang ramai di Hove, peran saya biasanya menyediakan dan mengelola fasilitas untuk sekitar 60 kelompok mingguan, memberikan kesempatan interaksi sosial, pendidikan, dan rekreasi," kata Jonathan Burrell kepada DW.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa dengan adanya pembatasan akibat lockdown, "pusat komunitas kami berkesempatan untuk menjalankan peran berbeda dan menyediakan bank makanan mingguan. Setelah memperhatikan bahwa tidak ada bank makanan di daerah kami, kami memperoleh hibah dari dewan lokal dan memulai proyek ini."
Burrell mengatakan tanggapan dari komunitas lokal benar-benar luar biasa. "Sekitar 80 hingga 100 orang datang setiap minggunya untuk mengumpulkan suplai pangan yang sangat dibutuhkan, lebih banyak dari yang kami perkirakan."
"Peningkatan jumlah bank makanan selama beberapa tahun terakhir adalah gejala dari penghematan selama beberapa dekade, pembekuan manfaat dan pemotongan program sosial, juga karena masalah jangka panjang seperti harga rumah, upah rendah dan meningkatnya biaya hidup," kata Evans dari turn2us.
"Mudah-mudahan setelah mengatasi COVID, pemerintah akan mengalihkan fokusnya pada agenda percepatan yang pada gilirannya harus fokus pada standar hidup bagi mereka yang berpenghasilan rendah," kata Evans.
Butuh, tapi tidak mudah mengakuinya
Terkait layanan bantuan pangan tersebut, Burrell menekankan bahwa: "Yang paling mengejutkan adalah banyak dari mereka butuh didorong agar menggunakan layanan bank makanan untuk pertama kalinya dalam hidup, termasuk beberapa yang sebelumnya punya pekerjaan bergaji tinggi."
Contohnya adalah supir taksi, guru yoga, dan pembersih gigi, yang semuanya mengalami penurunan pendapatan selama setahun terakhir.
"Kami juga prihatin melihat jumlah keluarga dengan anak kecil yang membutuhkan layanan kami. Sekitar 60 dari mereka yang datang setiap minggu adalah unit keluarga, seringkali dengan anak yang masih sangat kecil dan rasa putus asa," kata Burrell, menambahkan bahwa banyak orang mengklaim bahwa mereka mengambil persediaan makanan itu untuk teman atau kerabat, padahal jelas-jelas untuk diri sendiri.
"Jelas, banyak klien kami merasa kesulitan mengakui bahwa mereka butuh bantuan dari bank makanan," kata Burrell.
(Ed: ae/rap)