1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kecanduan Makan Karena Stress

Kathrin Witsch12 Januari 2017

Saat merasa lapar, hanya ada satu hal dalam pikiran. Makan sebanyak mungkin hingga merasa tenang. Ini ciri khas "Binge Eating Disorder". Penyakit yang tidak terkenal seperti bulimia, tapi lebih banyak diderita.

Foto: picture-alliance/dpa

Penyakit kecanduan makan atau makan secara berlebihan dikenal dengan istilah "Binge-Eating-Disorder". Kata "to binge" adalah bahasa Inggris yang artinya kurang lebih adalah "berlebihan". 15 persen dari penderita gangguan makan adalah Binge-Eater. Penyebabnya sering sama dengan gangguan makan lainnya. Yakni, berusaha meringankan beban psikologis.

Astrid Helesic : "Pasien tidak sadar masalahnya"Foto: DW/K. Witsch

Tidak seperti penderita bulimia dan anoreksia, Binge-Eater tidak berusaha mengendalikan berat badan dengan cara memuntahkan makanan atau olahraga berlebihan. Mereka biasanya makan secara berlebihan secara cepat tanpa bisa mengendalikannya dan tanpa merasakan rasa kenyang. Seringnya beberapa kali dalam seminggu. 

Lingkaran Setan Binge-Eating-Disorder

Tidak lama setelah "serangan makan", rasa tenang menghilang dengan cepat. Yang tersisa adalah rasa malu, sesal dan kecewa. Perasaan negatif ini kembali diatasi para Binge-Eater dengan makan dalam jumlah banyak. Tanpa bantuan profesional, lingkaran setan ini tidak akan bisa dipatahkan. Tidak cukup dengan upaya diet.

Astrid Helesic, pimpinan klinik gangguan makan di Bad Honnef, menjelaskan: "Pada dasarnya sama seperti kecanduan lainnya, ini sikap kompensasi. Upaya untuk melupakan sesuatu. Pasien seringnya tidak sadar masalah sesungguhnya. Sering ada hubungannya dengan rasa harga diri atau trauma di masa lampau". 

Dr. Min-Seop Son : "Operasi bukan terapi"Foto: DW/K. Witsch

Operasi Lambung Bukan Terapi

Sekitar 40 persen penderita bertubuh gemuk. Tapi tidak setiap orang yang gemuk adalah Binge-Eater. Gejala utamanya adalah "serangan makan berlebihan" yang berulang kali. Juga bentuk tubuh yang tidak normal, keterbatasan dalam sosialisasi, dan cenderung mengalami masalah psikis seperti depresi. Penyakit lain yang muncul akibat Binge-Eating juga bisa berupa diabetes, tekanan darah tinggi atau asma. 

Pasien yang sudah mencoba terapi psikosomatis, namun tetap kelebihan berat badan, bisa memutuskan untuk menjalani operasi pengecilan lambung. Pada operasi tersebut hampir 75 persen lambung dihilangkan. Sisanya dibentuk menjadi seperti selang. Sehingga pasien akan merasa lebih cepat dan lebih lama kenyang.

Operasi hanya membantu untuk mengatasi berat badan yang berlebih dan bukan menghilangkan masalah gangguan makan, tegas Dr. Min-Seop Son dari rumah sakit Johanniter di Bonn. "Operasi bukan terapi gangguan Binge-Eating. Operasi ini terapi adipositas dan gangguan Binge-Eating biasanya mengakibatkan adipositas. Terapi sesungguhnya Binge-Eating-Disorder adalah terapi psikologis. Karena itu penting bagi para pasien untuk dirawat dan menjalani terapi psikologis, juga setelah operasi.