Lebih dari dua juta orang studi di Jerman. Selain membutuhkan tempat studi, mahasiswa juga membutuhkan tempat tinggal dengan ongkos sewa yang terjangkau dan dekat kampus.
Iklan
Satu wastafel, lemari, tempat tidur dan meja belajar yang besar. Lebih banyak mebel lagi tidak mungkin muat di dalam kamar sekecil itu. Mahasiswi Serbia Tijana Milunovic tinggal di sebuah kamar kecil seluas hanya sebelas meter persegi. Lewat Serikat Mahasiswa di Köln ia memperoleh kamar di asrama ini. „Waktu saya pertama kali masuk kamar ini, saya terkejut sekali“, mahasiswi berusia 25 tahun itu mengingat. Namun perempuan cekatan ini tidak berkecil hati. Ia membeli alat pembersih untuk membersihkan tempat tinggal barunya.
Gaya Barak Militer Sudah Tidak Zaman Lagi
Mahasiswi muda asal Serbia itu kurang beruntung. Ia mendapat kamar di sebuah asrama mahasiswa yang bergaya barak militer. Di sisi kiri dan kanan koridor panjang berderet kamar-kamar. Kamar mandi bersama berada di koridor. Asrama sepert ini kuno dan sudah jarang. Zaman sekarang konsep bangunan asrama mahasiswa berbeda. Tempat tinggal mahasiswa lebih nyaman dan biasanya tiga sampai empat orang tinggal bersama di satu apartemen. Setiap orang memiliki kamar sendiri-sendiri.
Tinggal sendiri di kamar tunggal di sebuah asrama mulai jarang, demikian juru bicara Serikat Mahasiswa Köln Cornelia Gerecke. "Kami menyewakan apartemen lengkap dengan dapur, kamar mandi dan balkon". Kamar mahasiswa yang baru harus berukuran minimal 17 meter persegi. „Ini ditetapkan oleh pemerintah negara bagian Nordrhein-Westfalen (NRW)“, jelas Gerecke. Karena fluktuasinya cukup tinggi asrama mahasiswa diperbaiki secara rutin. Harga sewa kamar rata-rata 230 Euro. Tidak ada tempat tinggal semurah itu di pasar perumahan.
Tempat Tinggal Mahasiswa di Jerman
Setiap tahun dengan mulainya semester perkuliahan, masalah terulang: Kurang tempat tinggal bagi mahasiswa. Berbagai cara yang dilakukan mahasiswa Jerman untuk mendapat tempat tinggal dirangkum dalam galeri foto
Foto: picture-alliance/dpa/LandProp SE
Setengah Mati Mencari Kamar
Asrama Mahasiswa sudah penuh. Jadi mahasiswa harus berusaha agar punya tempat bernaung. Sayangnya tempat tinggal yang cocok tidak selalu ditemukan di Schwarzes Brett (Papan Iklan). München dan Frankfurt adalah kota-kota termahal. Rata-rata harga kamar di WG untuk tiga orang 493 Euro. WG (apartemen yang ditinggali bersama oleh beberapa orang) serupa di Frankfurt, harganya 421 Euro.
Foto: picture-alliance/dpa
Tinggal Bersama Mama
Sekitar 27 persen mahasiswa Jerman masih tinggal dengan orang tua. Ini tidak saja menghemat biaya tapi juga dianggap nyaman. Pakaian kotor ada yang mencucikan dan lemari makanan selalu penuh. Tapi itu ada harganya. Tinggal di rumah orang tua artinya diperlakukan seperti anak kecil dan harus mengikuti kemauan orang tua. Kemandirian pada mereka yang menumpang di rumah orang tua, kurang berkembang.
Foto: Fotolia/Jeanette Dietl
Meninggalkan Rumah
Tidak semua mahasiswa bisa tinggal di rumah dengan orang tua. Memang banyak warga muda mengambil risiko bolak balik, tapi sering kali universitas tempat mereka kuliah amat jauh dari tempat tinggal asal. Ini artinya harus berpisah dari "Hotel Mama".
Foto: Marem - Fotolia.com
Penginapan Darurat di Aula Olah Raga
Mahasiswa semester pertama sering kebingungan, jika mendapat tempat kuliah di kota universitas terkemuka seperti München, Köln atau Frankfurt. Karena di sana amat sulit menemukan tempat tinggal yang bayarannya terjangkau. Karena itu di awal masa perkuliahan, banyak mahasiswa muda yang terdampat di pinggir jalan. Kadang bantuan satu-satunya hanya kasur darurat yang disediakan kampus.
Foto: picture-alliance/dpa
Tempat di Asrama Mahasiswa? Keberuntungan
Hanya 12 persen mahasiswa di Jerman yang bisa mendapat tempat di Studentenwohnheim (asrama mahasiswa). Di bangunan baru luas kamarnya harus 17 meter persegi, di bangunan lama jauh lebih sempit. Single room amat jarang, kebanyakan tinggal betiga atau berempat. Rata-rata harga sewa di Köln 230 Euro. Di pasaran, dengan harga semurah itu orang tidak bisa menemukan tempat tinggal.
Foto: picture-alliance/dpa
Tinggal dalam Kontainer
Rumah Kontainer bagi mahasiswa sudah ada tahun 1980-an, ketika situasi di pasar tempat tinggal sama kritisnya seperti saat ini. Dulu hanya dipakai untuk tempat tinggal darurat dan sementara, tapi kontainer bahkan punya keuntungan. Luas kamar 15 sampai 17 meter persegi. Saat ini kontainer di München banyak kosong, tapi dengan sulitnya tempat tinggal, itu akan segera berubah.
Foto: Manfred Kovatsch
Ruang Sempit yang Punya Gaya
Ini disebut tinggal secara inovatif. "o2 Village" adalah kawasan mahasiswa di München terdiri dari tujuh bangunan kubus (Wohnwürfel). Dengan 6,8 meter persegi, lebih sempit dari ketetapan luas minimal kamar anak-anak dari pemerintah. Tapi kontainer mewah ini berfungsi sebagai WC, tempat mandi, dapur, ruang tamu dan tempat tidur sekaligus. Dengan harga sewa 150 Euro Wohnwürfel tergolong murah.
Foto: cc-by-nc-sa3.0/Church of emacs
Suasana Desa di Göttingen
Asrama Mahasiswa tidak harus terbuat dari beton atau bangunan berbentuk seragam. Di Göttingen Studentenwerk (Lembaga Urusan Mahasiswa) tahun 1983 dengan biaya relatif rendah, merombak Fachwerkhaus (rumah abad pertengahan berangka kayu) di Lohmühle ini. Penghuni pertama tampak gembira tinggal di situ. Fachwerkhaus ini sampai kini masih amat digemari para mahasiswa.
Foto: picture alliance/dpa
Masak Secara Bergilir
Mahasiswi Serbia Tijana mendapat tempat tinggal di Bonn berupa bangunan tua bergaya tangsi. Kamarnya hanya 10 meter persegi, di lorong kamar ada WC dan kamar mandi bersama. Ada juga dapur bersama. Para mahasiswa ini harus pandai-pandai mengatur giliran. Bagi mahasiswa baru dari luar negeri, di Studentenwerk ada mitra bicara khusus jika menghadapi masalah.
Foto: picture-alliance / Helga Lade Fotoagentur GmbH, Ger
WG Beberapa Generasi
Sarah, seorang mahasiswi menyewa tempat tinggal pada pensiunan Klara Fürst. Dealnya mudah. Ia mendapat satu kamar, tapi harus membantu pensiunan itu membereskan rumah dan halaman, pergi belanja atau mencucikan piring gelas. Sejak 1992, organisasi "Wohnen für Hilfe" (Tinggal untuk membantu) mempertemukan mahasiswa dan warga lansia. Tidak jarang dari tinggal bersama di WG terbina persahabatan.
Foto: picture-alliance/dpa
Ruang Longgar sebagai Penjaga Gedung
Jika pabrik tua, rumah sakit atau sekolah kosong, pemiliknya khawatir kaca jendela akan dilempari hingga pecah. Karena itu sejak 2010 mahasiswa bisa melamar menjadi penjaga gedung. Mereka harus melaporkan kerusakan dan menjaga jangan sampai orang tidak dikenal masuk. Juga ada aturan ketat: Dilarang merokok, tidak boleh membawa hewan peliharaan dan dilarang menggelar pesta lebih dari 10 orang.
Foto: DW/L.Heller
Tempat Tinggal di Biara
Di Biara Fransiskan yang kosong di Ulm, sejak tahun 2012 tinggal 27 mahasiswa dari 8 negara. Bagi mahasiswa asing yang tidak mampu membayar sewa tempat tinggal, pihak gereja menyediakan 10 kamar gratis. Meski demikian masa kontrak sewa kamar terbatas, karena pihak Gereja masih belum memutuskan secara final, akan jadi apa bekas biara itu selanjutnya.
Foto: DW/V. Wüst
Tempat Tinggal ala Ikea
Beberapa sekrup dan obeng, cukup untuk membuat apartemen jadi? Grafik komputer ini menunjukkan visi tempat tinggal perusahaan Inter Ikea, anak perusahaan mebel Swedia Ikea. Sesuai contoh di London, akan dibangun pula asrama mahasiswa serupa di Jerman. Tapi ini semua masih proyek masa depan. Penulis: Suzanne Cords Redaksi: Dyan Kostermans/ Andy Budiman
Foto: picture-alliance/dpa/LandProp SE
13 foto1 | 13
Sebaiknya Dekat Kampus dan Tempat Nongkrong
Sekitar 90 unit tempat tinggal mahasiswa terdapat di Köln. Ini termasuk sedikit mengingat jumlah mahasiswa yang kuliah di Köln mencapai 64.000 orang. Hanya 7,2 persen mahasiswa yang beruntung dan mendapat kamar di kota yang terkenal karena katedral gotiknya. Jika dibandingkan dengan kota-kota lain di NRW, Köln tertinggal dalam hal penyediaan tempat tinggal bagi mahasiswa. „Tentu kami juga ingin memiliki asrama mahasiswa lebih banyak“, tegas Cornelia Gerecke, "tetapi di tengah kota Köln kami tidak ada tanah lagi. Tanpa tanah tidak dapat membangun asrama mahasiswa baru.“ Berdasarkan pengalaman Cornelia Gerecke, lokasi di pinggiran kota kurang menarik. Mahasiswa cenderung memilih asrama dekat kampus atau tempat bersantai.
Bagi yang berminat mendapat tempat tinggal di asrama sebaiknya mulai mengurusinya lewat online sedini mungkin, demikian Cornelia Gerecke menyarankan.
Kekurangan tempat tinggal mahasiswa akut seperti di akhir 80an dan awal 90an, sampai mahasiswa terpaksa tinggal di kontainer, belum terjadi sekarang ini. Tetapi, kota universitas seperti München, Hamburg atau Köln juga tidak dapat menjamin tempat tinggal untuk setiap mahasiswa. Karena, jumlah mahasiswa semakin meningkat. Terutama pada semester musim dingin 2012/13 banyak mahasiswa baru, disebabkan negara bagian Niedersachsen dan Bayern mengurangi satu tahun ajaran di sekolah tingkat menengah atas. Sehingga tahun 2012 ada dua angkatan lulusan sekolah menengah atas ditambah wajib militer dihapus sejak musim panas tahun ini juga. Kebutuhan akan tempat tinggal untuk mahasiswa sangat besar dan hal ini dirasakan oleh Serikat Mahasiswa Köln.
Antrian Panjang di Infopoint
Infopoint Serikat Mahasiswa Köln yang membagikan tempat tinggal di asrama mahasiswa. Menjelang semesteran suasannya ramai sekali. „Tinggal di apartemen bersama, apakah privat atau di asrama, menurut saya adalah yang terbaik selama menjadi mahasiswa“, demikian mahasiswa teknik asal Iran, Assad, yang mengantri di infopoint. Mahasiswa berusia 24 tahun itu beruntung, karena minggu depan ia pindah ke apartemen bersama di asrama mahasiswa Otto-Fischer-Straße. Mahasiswa lain Johannes juga mencari tempat tinggal mulai untuk Oktober ini. Ia frustrasi meninggalkan kantor Serikat Mahasiswa. „Saya tidak mendapat kamar di asrama“, jelasnya. „Ternyata harus dimasukkan ke dalam daftar tunggu dulu“.
Bagi mahasiswa baru dari luar negeri Serikat Mahasiswa menyediakan pelayanan khusus. Ada pegawai yang khusus mengurusi kebutuhan mahasiswa asing yang mendesak. Di luar itu, ada program yang membantu mahasiswa dalam integrasi misalnya dengan mendapat bimbingan dari seorang mentor asrama. "37 persen penghuni asrama adalah mahasiswa asing“, papar juru bicara Cornelia Gerecke. „Tetapi, kami selalu mencoba agar di asrama jumlah mahasiswa asing dan Jerman seimbang.“