Longsor Underpass Soekarno-Hatta Akibat Gagal Konstruksi?
6 Februari 2018
Badan Geologi Kementerian ESDM menduga kegagalan kontruksi adalah faktor penyebab terjadinya longsor di Underpass Jalan Perimeter Selatan, Bandara Soekarno-Hatta, Kota Tangerang.
Iklan
Musibah longsor di Jakarta dan sekitarnya kembali terulang. Underpass Jalan Perimeter Selatan, Bandara Soekarno-Hatta, Kota Tangerang, longsor dan memakan korban jiwa.
Sebuah mobil yang ditumpangi dua orang terkubur longsoran saat melintasi underpass tersebut. Dyanti Dyah Ayu Cahyani (24) dinyatakan meninggal saat sedang dirawat di Rumah Sakit Mayapada, Tangerang. Sementara Mutmainah saat ini sedang menjalani perawatan di RS Siloam Karawaci, Tangerang.
Kegagalan Konstruksi
Menurut Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rudy Suhendar, insiden longsor tersebut terjadi karena kegagalan kontruksi yang dibangun. Beton penahan jalan yang tidak kuat menopang beban air saat hujan lebat menjadi faktor penyebab longsor itu. Padahal, kawasan tersebut salah satu titik merah atau rawan longsor.
"Longsor di Banten, masalah kegagalan sipil engineering. Beton penahan jalan tidak kuat menahan beban," kata Rudy di Audotorium PVMBG, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Selasa (06/02/2018).
Kiamat Iklim Kian Dekat
Ilmuwan memperingatkan umat manusia hanya punya waktu tiga tahun untuk menyelamatkan Bumi dari dampak terburuk perubahan iklim. PBB mengusulkan enam butir rencana untuk menanggulanginya.
Berlomba dengan Waktu
Lewat jurnal ilmiah Nature, ilmuwan mewanti-wanti betapa manusia kehabisan waktu buat mencegah laju perubahan iklim menjadi tidak terkendali. Sisi positifnya, saintis meyakini manusia masih bisa menyelamatkan Bumi dari ancaman kekeringan, banjir, gelombang panas dan kenaikan permukaan air laut. Namun untuk itu kita hanya punya waktu tiga tahun.
Foto: Getty Images/L. Maree
Enam Langkah buat Bumi
Kelompok ilmuwan yang juga beranggotakan bekas Direktur Iklim PBB, Christiana Figueres, itu menyimpulkan jika kadar emisi bisa ditekan secara permanen hingga 2020, maka ambang batas temperatur yang bisa berdampak pada perubahan iklim tak terkendali tidak akan dilanggar. Untuk itu mereka mengusulkan rencana enam butir kepada dunia internasional.
Foto: picture-alliance/R4200
1. Energi Terbarukan
Saat ini energi terbarukan memenuhi sedikitnya 30% kebutuhan energi dunia. Angka tersebut banyak meningkat dari kisaran 23,7% pada 2015. Meski pertumbuhan produksi energi ramah lingkungan meningkat, pemerintah dan industri tidak boleh lagi membangun pembangkit listrik tenaga batu bara pasca 2020 dan semua pembangkit yang sudah beroperasi harus dipensiunkan.
Foto: picture-alliance/AP Images/Chinatopix
2. Infrastruktur Nol Emisi
Kota dan negara di dunia sudah berkomitmen untuk menghilangkan jejak karbon sepenuhnya pada sektor konstruksi dan infrastruktur pada 2050. Untuk itu Perjanjian Iklim Paris menyediakan program pendanaan senilai 300 milyar Dollar AS setiap tahun. Kota-kota wajib mengganti struktur konstruksi pada sedikitnya 3% bangunan/tahun di wilayahnya menjadi lebih ramah lingkungan atau nol emisi.
Foto: Getty Images
3. Transportasi Ramah Energi
Tahun lalu sebanyak 15% dari total penjualan kendaraan bermotor di seluruh dunia berbahan bakar elektrik. Jumlahnya meningkat 1% dari tahun sebelumnya. Namun pemerintah dan industri tetap diminta untuk menggandakan efisiensi bahan bakar untuk transportasi, yakni sebesar 20% untuk kendaraan berat dan pengurangan 20% emisi gas rumah kaca per kilometer untuk pesawat terbang.
Foto: picture-alliance/dpa/O. Berg
4. Penghijauan Lahan
Kebijakan penggunaan lahan harus diarahkan untuk mengurangi kerusakan hutan dan bergeser ke arah penghijauan kembali. Saat ini emisi gas rumah kaca dari pembalakan hutan dan pembukaan lahan mencapai 12% dari emisi global. Jika emisi tersebut bisa dikurangi menjadi nol, maka hutan yang ada bisa digunakan untuk mempercepat pengurangan emisi CO2 global.
Foto: picture-alliance/AP Photo/R. Abd
5. Efisiensi Industri Sarat Emisi
Industri berat seperti industri baja, semen, kimia, minyak dan gas, saat ini menghasilkan seperlima emisi CO2 di dunia, termasuk untuk kebutuhan energi. Baik pemerintah maupun swasta harus berkomitmen memangkas emisi CO2 industri berat menjadi separuhnya pada 2050. Hal ini bisa dicapai dengan pertukaran teknologi dan efisiensi energi.
Foto: Reuters/M. Gupta
6. Pendanaan Mitigasi Iklim
Sektor keuangan berkomitmen memobilisasi dana senilai 1 trilyun Dollar AS per tahun untuk program iklim. Kebanyakan berasal dari swasta. Pemerintah dan lembaga keuangan seperti bank dunia harus mengeluarkan "obligasi hijau" lebih banyak untuk membiayai program mitigasi perubahan iklim. Langkah itu berpotensi mampu menciptakan pasar yang mengelola dana senilai hampir 1 trilyun Dollar AS pada 2050.
Foto: picture-alliance/dpa/F. Rumpenhorst
Kiamat Tak Terbendung?
Celakanya bahkan jika manusia berhasil mencapai target dua derajat seperti yang tertera pada perjanjian iklim Paris, separuh populasi Bumi akan tetap menglami gelombang panas mematikan lebih sering pada 2100. Indonesia dan Amerika Selatan termasuk kawasan yang paling parah. Ilmuwan meyakini tren tersebut tidak bisa dicegah lagi. (rzn/hp - nature, unfccc, guardian)
9 foto1 | 9
Rudy mengatakan, ada tiga kriteria wilayah yang dikatakan rentan terjadi pergerakan tanah atau longsor. Di antaranya memiliki lereng yang cukup terjal dan tidak kuat untuk menahan beban air saat hujan lebat.
Ia mengaku sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah setempat serta pihak bandara terkait longsor di underpass tersebut. Salah satunya yakni mengantisipasi terjadinya longsor susulan di lain titik.
"Kita terus berkoordinasi dan memetakan kawasan yang rawan keretakan tanah," ujarnya.
Kelalaian pengawasan
Guru Besar Manajemen Konstruksi Universitas Pelita Harapan (UPH), Prof. Dr. Manlian Ronald Simanjuntak, kepada Gatra.com, mengatakan, kejadian ini diakibatkan kelalaian sistem operasional. Ada beberapa aspek yang harus diperhatikan terkait manajemen konstruksi.
Ramalan Astrologi 2018 – Dunia Dinaungi Energi Gelap
Energi gelap menggayuti 2018. Ini prediksi dua peramal kenamaan, Nostradamus dan Baba Vanga. Artinya akan banyak bencana alam, aksi terorisme atau bahkan perang dunia ketiga. Anda boleh percaya atau tidak pada ramalan.
Foto: Fotolia/Photosani
Tahun Penuh Bencana Alam
Tahun 2018 diramalkan akan dipenuhi bencana alam. Ini tafsir metafor Nostradamus dan visi Baba Vanga tentang energi gelap, yang dilakukan 100 peramal modern. Bencana alam akibat perubahan iklim makin dahsyat. Kekeringan makin parah, gelombang panas atau badai salju makin hebat, lapisan es kutub terus lumer dan gempa bumi atau letusan gunung api dahsyat akan melanda pada 2018.
Foto: picture-alliance/dpa
Komet Pertanda Bencana
Nostradamus meramalkan, konflik dan aksi kekerasan di Bumi berkorelasi dengan kemunculan atau bahkan jatuhnya sebuah komet ke bumi. Terorisme nuklir dan bencana alam akan menghancurkan bumi. Perbankan global ambruk, kesenjangan melebar. Saat itulah dimulai bencana. Apakah akan ada komet jatuh ke Bumi pada tahun 2018, sejauh ini NASA maupun ESA belum membuat prediksinya.
Foto: AP
Konflik Global Makin Berat
Nostradamus menuliskan hasil meditasinya lewat metafora tentang pecahnya konflik global berat, yang dipicu manuver politik ceroboh maupun kebijakan ekonomi yang riskan. Baba Vanga dalam visinya melihat pertanda berupa datangnya ksatria bercahaya yang memberitakan akan pecahnya konflik global hebat pada 2018. Ia juga meramalkan, AS di bawah Trump akan alami banyak penderitaan.
Foto: Getty Images/AFP/M. Huwais
Perang Dunia Ketiga?
Kedua peramal kenamaan dari abad yang berbeda itu bahkan meramalkan akan pecahnya perang dunia ketiga. Nostradamus menyebutkan, melihat turunnya makhluk setengah manusia dan setengah hewan dari langit, sebagai metafora pecahnya perang dunia. Sementara peramal Jerman, Irlmaier juga menyebut penyebab perang dunia 3 adalah ambruknya sistem perbankan global.
Foto: Getty Images/AFP
Cina Jadi Negara Adidaya
Baik Baba Vanga maupun Nostradamus, meramalkan pada tahun 2018 Cina akan merebut posisi Amerika Serikat sebagai negara adidaya nomor wahid dunia. Disebutkan Amerika akan makin redup dan Cina bersinar gemilang. Sejumlah peramal beken lain juga menyebut makin pudar atau bahkan akan tenggelamnya Eropa.
Foto: picture-alliance/AP Photo
Aksi Teror Meningkat
Nostradamus, pakar matematika dan farmasi yang menerbitkan buku ramalannya tahun1550 menyebutkan akan makin meningkatnya serangan teror di tahun 2018. Peramal Perancis ini menyebut serangan teror dari timur terhadap barat. Sementara Baba Vanga peramal buta dari Bulgaria yang meninggal 1996, dalam visinya meramalkan bangkitnya teroris radikal Islam.
Foto: picture-alliance/AP Photo
Apa Dampak Ramalan Pada Anda?
Pengikut Nostradamus atau Baba Vanga memuji ketepatan sang peramal. Contoh ramalan tepat, misalnya serangan 9/11, bencana atom Fukushima, Brexit, bangkitnya ISIS. Namun banyak pula ramalan yang meleset, misalnya kiamat 2012 atau perang nuklir. Jadi percaya atau tidak pada ramalan dan dampaknya, terserah pada Anda. as/ap (dari berbagai sumber)
Foto: picture alliance/F. Duenzl
7 foto1 | 7
"Ini sebuah kelalaian akibat kurangnya controlling terhadap aspek penataan ruang, peran pemerintah daerah dalam mengontrol karya hasil pembangunan konstruksi, keandalan desain sistem struktur penahan tanah, keandalan bahan bangunan, juga keandalan metode pelaksanaan konstuksi," katanya.
Sementara itu PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) selaku kontraktor perimeter selatan underpass kawasan Bandara Soekarno Hatta (Soetta) menerjunkan tim investigasi. Ini untuk meneliti runtuhnya perimeter di kawasan itu.
"Iya, penyebabnya sedang kita teliti. Nanti pasti ada penjelasan lebih lanjut," kata Direktur Waskita Karya Tunggul Rajagukguk.
Apa yang Anda ketahui tentang perubahan iklim?
Perubahan iklim menjadi satu tema yang kerap dibahas dalam beberapa tahun terakhir. Sejauh mana Anda tahu tentang masalah yang berdampak besar bagi kita semua ini?
Foto: picture-alliance/W. Steinberg
Pertanyaan:
Berapa derajat Bumi menjadi lebih hangat sejak masa pra-industri?
Foto: picture-alliance/dpa
Jawaban:
Menurut Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim IPCC, suhu rata-rata di bumi telah meningkat 0,8 derajat Celcius sejak 1850. Dinas metereologi Inggris Met Office menyebut, suhu akan meningkat 1 derajat pada akhir 2015. Para pakar mengatakan, kenaikan suhu sampai 2 derajat dapat mengundang bencana besar. Namun banyak ahli juga mengatakan, 1,5 derajat sudah melampaui ambang risiko.
Foto: DW/G. Rueter
Pertanyaan:
Dampak apa yang akan timbul jika suhu bumi meningkat 2 derajat pada tahun 2100?
Foto: DW/K.Hasan
Jawaban:
Hingga 3 juta orang di wilayah pesisir akan terancam banjir. Dan diperkirakan sekitar 250 juta orang akan kehilangan tempat tinggal akibat perubahan iklim. Sampai 2 miliar warga dunia akan menghadapi kekurangan air. Jika suhu meningkat 1 derajat sampai akhir abad ini, 20 sampai 30 persen spesies mahluk hidup bisa punah, karena tidak mampu beradaptasi dengan cepat.
Foto: picture-alliance/AP/T. Gutierrez
Pertanyaan:
Apa yang menyebabkan efek rumah kaca?
Foto: IRNA
Jawaban:
Penggunaan bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak atau bensin, yang sebagian besar untuk produksi listrik dan transportasi, menghasilkan karbon dioksida. Ketika mencapai bagian atas atmosfer, karbon dioksida akan mengikat panas. Proses ini menjadikan suhu meningkat dan menyebabkan perubahan iklim.
Foto: picture-alliance/AP/M. Meissner
Pertanyaan:
Negara mana yang paling terkena dampak cuaca ekstrim?
Foto: Reuters
Jawaban:
Menurut indeks risiko iklim global yang dikeluarkan oleh Germanwatch, antara tahun 1995 sampai 2014, negara-negara berkembang seperti Honduras, Myanmar dan Haiti yang paling menderita akibat banjir, badai dan gelombang panas. Negara yang paling terpukul akibat perubahan iklim di tahun 2014 adalah Afghanistan, Serbia, Bosnia dan Herzegovina.
Foto: Reuters
Pertanyaan:
Apa hubungan antara perubahan iklim dan kenaikan tingkat keasaman laut?
Foto: imago/OceanPhoto
Jawaban:
Satu proses kimia berlangsung saat laut dan samudra menyerap peningkatan karbon dioksida dari atmosfer. Proses ini mengubah tingkat pH air laut. Peningkatan pH ini akan menurunkan kemampuan hidup makhluk laut seperti kerang. Hal ini akan mempengaruhi seluruh rantai makanan di laut, yang mana manusia juga tergantung padanya.
Foto: XL Catlin Seaview Survey
Pertanyaan:
Moda transportasi apa yang paling ramah lingkungan: mobil, kereta api, bus atau pesawat terbang?
Foto: picture-alliance/dpa/L. van Lieshout
Jawaban:
Terbang dengan pesawat komersial dari Bandung ke Denpasar, yang berjarak sekitar 900 km, menghasilkan sekitar 250 kg CO2. Untuk jarak yang sama, satu mobil VW golf menghasilkan 180 kg emisi dan bus sekitar 30 kg. Sementara untuk menempuh jarak 900 km, kereta api hanya menghasilkan 11 kg CO2.