Menjalani kehidupan ganda dengan berpura-pura sebagai muslim seringkali menjadi satu-satunya pilihan buat kaum ateis di Indonesia. Tanpanya mereka terancam menjadi korban presekusi atau mendarat di bui.
Iklan
Sebagai mahasiswi, Luna Atmowijoyo beribadah lima kali sehari, menolak berjabat tangan dengan pria yang bukan muhrim dan merasa "lebih fundamentalis" ketimbang kedua orangtuanya yang juga muslim. Namun satu dekade berselang, dia menanggalkan keislamannya dan hidup bersembunyi sebagai seorang ateis lantaran mengkhawatirkan penjara atau persekusi oleh kelompok garis keras.
Menjalani kehidupan ganda dengan berpura-pura sebagai muslim seringkali menjadi satu-satunya pilihan buat kaum ateis di Indonesia. Luna yang hidup bersama kedua orangtuanya misalnya masih mengenakan jilbab agar tidak memicu amarah sang ayah yang tidak mengetahui perubahan pada sang anak.
Padahal perjalanan Luna menuju ateisme diawali dengan hal-hal banal, seperti larangan berteman dengan non-muslim. "Banyak hal sederhana yang mulai mengganggu saya," kata perempuan berusia 30 tahun tersebut. "Saya misalnya tidak boleh mengucapkan selamat Natal atau selamat hari raya Waisak."
Perlakuan buruk mayoritas muslim terhadap kaum LGBT juga menjadi masalah lain yang dihadapi Luna. Ketika perempuan yang pernah menjadi anggota sebuah partai Islam itu berusaha mendamaikan tafsir al-Quran dengan sains, dia mendapati diri meyakini sesuatu yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya, bahwa Tuhan tidak ada.
Negara-negara Tak Bertuhan
Dua pertiga penduduk Bumi mengaku beragama, tapi sisanya tidak bertuhan. Negara mana yang paling banyak menampung kaum ateis? Uniknya Asia justru berada di urutan terdepan
Foto: picture-alliance/ David Wimsett/UPPA/Photoshot
#1. Cina
Tradisi Cina tidak mengenal istilah agama dalam prinsipnya yang mengatur hubungan antara manusia dan Tuhan, melainkan ajaran nenek moyang yang terwujud dalam bentuk Taoisme atau Khonghucu. Sebab itu tidak heran jika dalam jajak pendapat lembaga penelitian Gallup, sekitar 61% penduduk Cina mengaku tidak bertuhan. Sementara 29% mengaku tidak taat beragama.
Foto: picture-alliance/dpa
#2. Hong Kong
Sebagian besar penduduk Hongkong menganut kepercayaan tradisional Tionghoa. Sementara lainnya memeluk agama Kristen, Protestan, Taoisme atau Buddha. Namun menurut jajak pendapat Gallup, sekitar 34% penduduk bekas jajahan Inggris itu mengaku tidak percaya kepada Tuhan.
Foto: Getty Images/AFP/P. Lopez
#3. Jepang
Serupa Cina, sebagian besar penduduk Jepang menganut kepercayaan etnis Shinto alias agama para dewa. Dalam hakekatnya Shintoisme tidak mengenal prinsip ketuhanan seperti agama samawi. Sebab itu pula banyak penganut Shinto yang mengaku tidak bertuhan. Gallup menemukan sekitar 31% penduduk Jepang mengklaim dirinya sebagai Atheis.
Foto: Reuters
#4. Republik Ceko
Sekitar 30% penduduk Republik Ceko mengaku tidak bertuhan. Sementara jumlah terbesar memilih tidak menjawab perihal agama yang dianut. Faktanya, agama sulit berjejak di negeri di jantung Eropa tersebut. Penganut Katholik dan Protestan misalnya cuma berkisar 12 persen dari total populasi.
Foto: picture-alliance/dpa/Xamax
#5. Spanyol
Katholik mewakili porsi terbesar dari penduduk Spanyol yang beragama. Sementara sisanya tersebar antara Protestan atau Islam. Uniknya kendati beragama, sebagian besar penduduk Spanyol mengaku tidak taat menjalani ritual keagamaan. Sementara 20% mengaku atheis atau agnostik.
Foto: Biel Alino/AFP/GettyImages
5 foto1 | 5
Kritik agama adalah hal tabu di Indonesia dan tidak jarang berujung pada hukuman penjara. Belum lama ini seorang mahasiswa didakwa lantaran membandingkan Allah dan dewa-dewi Yunani di akun Facebook-nya. Ia juga mengatakan al-Quran tidak lebih nyata ketimbang buku novel. Kini sang mahasiswa terancam dibui selama lima tahun.
Namun begitu pemerintah menegaskan ateisme tidak ilegal sepanjang tidak dikemukakan di hadapan publik. "Jika yang bersangkutan menyebarluaskan faham tersebut, maka itu baru problematis," kata Abdurrahman Mas'ud, Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama.
Konservatisme agama yang kian mengakar setelah dua dekade kejatuhan Soeharto kerap menempatkan kaum minoritas sebagai bulan-bulanan politik. Seorang penganut Ateisme yang diwawancara AFP khawatir jika politisi populis mengalihkan perhatian khalayak kepada mereka. "Hal paling parah yang bisa terjadi di Indonesia adalah kami bisa dibunuh," kata seorang desainer grafis berusia 35 tahun yang dibesarkan dalam lingkungan Katholik. "Saya mengkhawatirkan keselamatan saya."
Terutama mereka yang sebelumnya menganut agama Islam terpaksa menjalani kehidupan ganda untuk menghindari masalah. "Selama mereka diam tidak akan ada banyak risiko," kata Timo Duile, Pakar Indonesia di Universitas Bonn yang mempelajari fenomena Ateisme di Indonesia. "Itu adalah alasan kenapa kebanyakan ateis selalu memilih tidak disebutkan namanya."
Masa Depan Agama di Dunia
Sebuah penelitian oleh Pew Research Centre 2015 silam mencatat Islam sebagai agama dengan tingkat pertumbuhan populasi tertinggi di dunia. Secara umum pemeluk agama Samawi masih mendominasi pada 2050.
Foto: picture alliance /Godong/Robert Harding
1. Kristen
Umat Kristen pun mengalami lonjakan populasi pada 2050, kendati tidak sebesar kaum Muslim. Pertumbuhan umat Kristen mencapai 35% menjadi 2,9 miliar manusia atau 31% dari total populasi dunia. Menurut hasil penelitian PEW, pada tahun 2050 populasi pemeluk dua agama terbesar di dunia itu akan berimbang, untuk pertamakalinya dalam sejarah.
Foto: Getty Images
2. Islam
Mengacu pada tingkat kesuburan perempuan Muslim yang saat ini mencapai 3,1 bayi per perempuan, jumlah populasi kaum Muslim di dunia pada 2050 akan meningkat sebanyak 70%, menjadi 2,8 miliar orang atau 30% dari penduduk Bumi. Jumlah tersebut sekaligus menyamai populasi umat Kristen di dunia. Selain itu kaum Muslim juga akan mewakili sebanyak 10% dari total populasi penduduk Eropa.
Foto: Getty Images/AFP
3. Hindu
Pertumbuhan populasi pemeluk Hindu terutama dimotori perkembangan demografi di India. Serupa Kristen, umat Hindu akan tumbuh sebanyak 34% pada 2050 menjadi 1,3 miliar manusia atau sekitar 15% dari total populasi dunia.
Foto: picture-alliance/AP Photo
4. Ateisme & Agnostisisme
Kendati bertambah dalam jumlah populasi, prosentase kelompok yang tidak memiliki agama terhadap jumlah penduduk Bumi berkurang dari 16% pada 2010 menjadi 13% pada 2050. Peningkatan terbesar tercatat di Amerika Utara dan Eropa. Pada 2050 sebanyak 26% penduduk AS diyakini tidak memiliki agama. Secara umum jumlah kaum non-agamis di dunia akan meningkat menjadi 1,2 miliar manusia.
Foto: Imago/imagebroker
5. Buddha
Semua pemeluk agama di dunia akan bertambah, kecuali umat Buddha. Populasi pemeluk Buddha di seluruh dunia tidak banyak berubah menyusul tingkat kesuburan yang rendah dan populasi yang menua di Cina, Thailand dan Jepang. Menurut studi PEW, populasi umat Buddha menurun sebanyak 0,3% dari 487 juta pada 2010 menjadi 486 juta pada 2050 atau 5,2% dari total populasi dunia.
Foto: Getty Images/AFP
6. Aliran Kepercayaan
Jumlah pemeluk kepercayaan tradisional saat ini banyak bergantung pada perkembangan demografi di Cina dan Afrika. Pertumbuhannya mencapai 11% dari 405 juta manusia pada 2010 menjadi 450 juta pada 2050 atau sekitar 4,8% dari penduduk Bumi.
Foto: Klaus Bardenhagen
7. Yahudi
Kelompok terkecil agama Samawi adalah Yahudi yang saat ini tercatat memiliki 14 juta pemeluk di seluruh dunia. Dengan tingkat kesuburan sebesar 2,3 bayi per perempuan, pemeluk Yahudi diyakini akan tumbuh sebanyak 14% pada 2050 menjadi 16 juta manusia. Namun prosentasenya hanya sebartas 0,2% dari total penduduk Bumi.