Arsitek Turki Hakan Aldogan membeli sebuah rumah bertingkat di Istanbul dan diperbaharui dengan spesifikasi sendiri. Ini adalah rumah Yunani, yang berarti memiliki hanya satu ruangan di setiap lantai.
Iklan
Distrik Balat berada di bagian Eropa. Meski lokasinya strategis di pusat kota, bangunan-bangunannya banyak yang rusak. Akhir-akhir ini, orang-orang membeli dan merenovasi bangunan-bangunan bobrok tersebut. Arsitek Turki, Hakan Aldogan salah satunya.
Aldogan lahir di Istanbul. Tahun 2009, ia membeli rumah lima lantai seharga 100.000 Euro. Untuk merenovasinya butuh 60 ribu Euro.
Aldogan studi arsitektur di Denmark. Ia bekerja di Amerika Serikat, lalu di Paris dengan arsitek terkenal Perancis, Jean Nouvel. Dia pindah ke rumahnya yang seluas 200 meter persegi di Istanbul pada akhir April 2012. Kantornya di lantai dasar.
"Saya tidak punya rumah sendiri untuk masa yang sangat lama, itu sebabnya saya ingin membuat segalanya begitu personal. Itu idenya. Jadi semuanya harus saya rancang sendiri," jelasnya. Ia melanjutkan, "Saya ingin mengerjakannya secara detil, membuat potongan unik dan menyatukan hal yang kuno dan modern. Tetapi sekali lagi pendekatannya secara pribadi." Dan akhirnya ketika sudah selesai, tidak terlihat seolah-olah itu baru saja selesai, tapi seolah-olah telah ditinggali beberapa waktu lamanya.“
Setiap kamar memiliki sentuhan pribadi. Mebelnya dirancang sendiri. Begitu pula dalam meletakkan sesuatu, dalam efek pencahayaan. Di kamar tidurnya ada tumpukan laci aneh. "Saya melihatnya di salah satu toko barang bekas. Mereka memiliki tumpukan ini semua," cerita Hakan Aldogan.
5 Bangunan Tempat Tinggal Unik
Rumah tinggal dengan empat dinding dan atap? Bagi orang-orang tertentu ini terlalu biasa dan membosankan. Lokasi dan bangunan unik berikut bisa menjadi pilihan untuk ditinggali.
Foto: Carlo Carossio
Pabrik Semen
"La fábrica", demikian arsitek Spanyol Ricardo Bofill menamakan vila yang ia rombak dari bekas pabrik semen. Selama lebih dari 30 tahun ia tinggal disana dengan istri dan anaknya. Luas vila sekitar 500 meter persegi. Bofill membagi ruang yang ada menjadi beberapa kantor, pepustakaan, ruang tamu, dan ruang pameran.
Foto: RICARDO BOFILL TALLER DE ARQUITECTURA
Bunker
Saat Perang Dunia II, Hamburg membangun banyak bunker yang berfungsi sebagai tempat berlindung dari serangan udara. Ada lebih dari 1.000 saat perang berakhir. Karena bunker sulit untuk dibongkar, beberapa perusahaan arsitek mengubah fungsi dari bangunan tersebut. Bukan tugas yang mudah. Karena ketebalan tembok seringnya lebih dari 1 meter.
Foto: Imago/ecomedia/R. Fishman
Cistern (Tempat Penampungan Air Bawah Tanah)
Dulu air disimpan di tempat penampungan bawah tanah di Lanzarote. Namun setelah penduduk desa Los Valles memperoleh pelayanan air, tempat penampungan tersebut dilupakan. Hingga beberapa tahun yang lalu, pasangan Oda and Yayo Fontes de Leon menemukannya dan merombaknya menjadi apartemen yang nyaman.
Foto: Rural Villas
Hanggar Pesawat
Rumah di kota Uetze di Jerman Utara ini dulunya adalah hanggar pesawat. Saat hujan, bunyi air yang jatuh di atas atap logam cukup keras. Tapi selain itu, rumah ini menjadi tempat tinggal yang nyaman seluas 140 meter persegi. Saat tentara Inggris ditarik dari kawasan tersebut pada pertengahan 90-an, beberapa hanggar yang ditinggalkan diubah fungsinya.
Foto: Glenn Garriock
Gereja
Apa yang bisa dilakukan gereja yang kehabisan uang? Antara lain menyewakan ruangannya. Di London ini jadi bisnis yang menguntungkan. Lantai kedua gereja Westbourne Grove Church di kawasan elit Notting Hill dirombak menjadi apartemen mewah.
Foto: Carlo Carossio
5 foto1 | 5
Tata letak rumahnya khas. Hanya ada satu kamar per lantai, yang mendorong perlunya kreativitas. "Awalnya saya benar-benar ingin memiliki tangga yang lebih elegan, dan kemudian saya menyadari bahwa saya tak memiliki ruang penyimpanan yang cukup di rumah. Jadi saya membangunnya secara sistematis."
Atap terasnya menawarkan pemandangan panorama dari kedua benua. Banyak dari teman-teman Aldogan membangun rumah di dekatnya. Mereka percaya Istanbul baru dan masa depan berada di distrik ini.
Hakan Aldogan mengatakan, "Ini satu-satunya kota di dunia di mana dua benua benar-benar tepat bersebelahan satu sama lain, di mana Anda dapat melewatinya setiap hari, dari satu benua ke benua yang lain. Semua bukitnya, naik dan turun bukit." Ditambahkannya, "Ini merupakan bagian sejarah besar Romawi, kesultanan Utsmaniyah, budaya kontemporer Turki sekarang. Dan itu unik. Itu luar biasa."
Aldogan menunjukkan naluri bisnis yang baik ketika ia membeli rumah di Balat. Nilai bangunan berusia seratus tahun itu kini harganya dua kali lipat.
Penulis: Sharon Berkal (ap/as)
Rumah Terbalik di Pulau Usedom
Disini semuanya terbalik. Rumah unik di Trassenheide atas dan bawah saling bertukar tempat. Atap rumah ditempatkan di atas permukaan tanah. Interior rumah menarik turis dengan menawarkan perspektif yang luar biasa.
Foto: picture-alliance/ZB/Sauer
Dunia di Atas Kepala
4 September 2008, sebuah rumah terbalik yang dinamakan "Die Welt steht Kopf", atau "dunia berdiri di atas kepala", dibangun untuk menjadi sebuah atraksi hiburan bagi turis. Kedua arsiteknya, Klaudiusz Golos dan Sebastian Mikiciuk berasal dari Polandia. Tidak hanya eksteriornya yang terbalik, tetapi juga semua yang ada di dalamnya.
Foto: picture-alliance/ZB/Lösel
Sekrup dan Lem
Mebel dan televisi dipasangkan dengan sekrup ke langit-langit. Lem kuat digunakan untuk mengatasi gaya gravitasi dan merekatkan lukisan, vas bunga dan bahkan barang pecah belah.
Foto: picture-alliance/dpa/Büttner
Kehilangan Orientasi
Proyek ini memungkinkan pengunjung untuk melihat barang-barang yang digunakan sehari-hari dari perspektif yang sama sekali berbeda. Pengalaman mengeksplorasi interior rumah membuat Anda kehilangan orientasi, agak menakutkan, dan sungguh mempesona.
Foto: picture-alliance/dpa/Büttner
Tidak Semua Terbalik
Hanya tangga rumah tidak bisa dibuat terbalik. Supaya pengunjung bisa mencapai lantai dasar, yang sesungguhnya adalah loteng atap.
Foto: picture-alliance/ZB/Sauer
Rangka Baja
Rumah bergaya Cape Cod ini dibangun di atas rangka baja karena beban berat yang harus ditanggung atap yang menempel di atas permukaan tanah. Biaya yang dibutuhkan untuk membangun rumah tersebut adalah 300.000 Euro atau sekitar 4 milyar Rupiah.