1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kekacauan dan Panik Cekam Nepal

Gabriel Dominguez (as/vlz)27 April 2015

Nepal masih diguncang ratusan gempa susulan, yang terkuat mencapai 6,7 SR. Warga yang selamat di Kathmandu kini harus berjuang menghadapi kondisi nyata. Trauma dan epidemi kini juga mengancam.

Nepal Schweres Nachbeben nach Erdbeben in Kathmamdu
Foto: AFP/Getty Images/P. Mathema

Gempa terkuat 7,9 SR yang melanda Nepal dalam 80 tahun terakhir ini diikuti ratusan gempa susulan. Warga yang selamat di ibukota Kathmandu ketakutan dan sebagian panik. Situasi masih kacau balau dan tugas tim evakuasi terkendala hancurnya infrastruktur. Lebih dari 3.500 orang dilaporkan tewas dan ribuan masih dinyatakan hilang.

Bagaimana warga di Nepal menghadapi kondisi riil yang amat sulit pasca gempa serta dampak gempa susulan, redaktur DW Gabriel Domínguez mewawancarai jurnalis dan penulis warga ibukota Kathmandu Shiwani Neupane.

DW: Ratusan gempa susulan masih mengguncang, beberapa amat kuat. Apa efek gempa susulan ini?

Shiwani Neupane: Warga menganggap yang terburuk sudah lewat dan mereka bisa kembali ke rumah masing-masing, saat gempa susulan berkekuatan 6,7 SR mengguncang. Ini memicu kekacauan dan kepanikan warga yang sudah trauma. Ibu-ibu berteriak ketakutan sambil menggendong anaknya, menyelamatkan diri ke ruang terbuka. Kini mereka menginap di udara terbuka karena ketakutan dampak gempa susulan.

Media di Nepal melaporkan, gempa susulan terkuat ini memicu tanah longsor di dekat episentrum yang menyebabkan tewasnya ratusan warga. Gema susulan juga merubuhkan banyak bangunan yang pada gempa utama hanya mengalami keretakan.

DW: Bagaimana respons pemerintah?

Shiwani Neupane: Pemerintah sudah berusaha memberikan respon terbaik. Para dokter dan perawat bekerja lembur mengobati korban cedera di udara terbuka, banyak yang terlihat kelelahan. Tapi masalah utamanya adalah mereka yang masih terjebak puing bangunan. Nyaris semua warga menjadi korban bencana ini. Kebanyakan warga memfokuskan diri untuk merawat keluarga terdekatnya.

DW : Apa kendala utama yang menghadang tim evakuasi dan pertolongan?

Shiwani Neupane jurnalis dan novelis warga Kathmandu.Foto: privat

Shiwani Neupane: Hambatan terbesar bagi tim evakuasi dan penyelamatan saat ini adalah hancurnya infrastruktur, gempa susulan serta kekacauan. Jalanan utama kini sedang dibersihkan, bukan hanya untuk memungkinkan tim evakuasi menyelamatkan yang cedera, tapi juga memungkinkan tim mencapai kawasan lainnya yang dilanda bencana. Tapi juga harus diketahui, desa-desa di dekat episentrum gempa seperti Kaski, Gorkha dan Lamjung mengalami kerusakan hebat.

DW : Apakah bantuan internasional sudah berdatangan?

Shiwani Neupane: Negara tetangga India sangat aktif memberikan bantuan sekaligus menyuplai bahan bantuan. Pesawat terbang dan helikopter sudah mulai berdatangan membawa peralatan teknis dan bahan bantuan. Tapi skala kerusakan amat besar dan luas, khususnya di desa-desa seputar Kathmandu. Artinya diperlukan makin banyak bahan bantuan di hari-hari mendatang. Dan pertanyaan utamanya adalah, kapan bahan bantuan ini bisa mencapai korban yang paling memerlukan.

Shiwani Neupane adalah jurnalis dan novelis warga ibukota Nepal Kathmandu.