Kekeringan, Warga Thailand Diminta Persingkat Waktu Mandi
7 Januari 2020
Thailand dilanda musim kemarau yang diperkirakan akan berlangsung hingga Juni. Saking keringnya, Perdana Menteri Thailand telah meminta warga untuk mengurangi waktu mandi dan menyikat gigi.
Iklan
Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-o-cha pada Selasa (07/01) menyerukan orang-orang di negara itu supaya mematikan keran-keran air di rumah mereka dan memperjarang mandi sehubungan dengan musim kering yang kini melanda Thailand bagian utara dan tengah.
Pekan lalu, pihak Otoritas Air Bangkok mengatakan air keran ibu kota menjadi asin karena air laut telah terserap ke Sungai Chao Phraya yang kian menyurut. Sungai ini menjadi sumber air utama di Thailand.
Kabinet pada hari Selasa juga sepakat untuk membelanjakan anggaran senilai 3 miliar baht (setara 1,3 triliun rupiah) untuk pengadaan bor dan pipa guna mengekstraksi air tanah untuk mengurangi kekeringan yang diperkirakan akan memburuk dalam beberapa bulan ke depan, demikian ujar seorang juru bicara pemerintah kepada wartawan.
Berbeda dengan di Indonesia, musim kemarau di Thailand dimulai pada bulan November dan biasanya berlangsung hingga April. Namun untuk tahun ini, pihak berwenang mengatakan musim kering bisa berlangsung sampai Juni. Kekeringan telah diumumkan di sebanyak 14 provinsi di wilayah pertanian di bagian tengah, utara, dan timur laut negara itu.
"Tolong semuanya bantu menghemat air. Matikan semua keran. Gunakan air lebih sedikit," kata Prayut. "Kurangi waktu satu menit untuk menyikat gigi dan mandi."
Dengan tingkat cadangan air yang rendah, pemerintah juga meminta para petani di beberapa provinsi di dekat daerah aliran Sungai Chao Phraya untuk tidak menanam padi di luar musim tanam.
ae/na (reuters)
Kekeringan Melanda Dunia
Kekeringan mengubah banyak wilayah dunia menjadi lahan kritis yang kering. Gelombang panas menelan korban jiwa, merusak tanaman dan meyebabkan krisis air. Efeknya dirasakan dari Amerika Selatan sampai ke lingkar kutub.
Foto: picture-alliance/Everett Collection
Tanah kering di Australia
Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull mengatakan, negaranya sekarang menjadi "tanah kering". Terutama di negara bagian New South Wales, yang memproduksi seperempat hasil pertanian negara itu, dilanda kekeringan parah. Baru-baru ini Australia meloloskan undang-undang untuk mengucurkan bantuan senilai ratusan juta dolar kepada petani, termasuk dana untuk dukungan kesehatan mental.
Foto: Getty Images/B. Mitchell
Ethiopia: Berakhirnya kehidupan nomaden?
Ethiopia menderita kondisi kekeringan sejak 2015, yang menyebabkan kekurangan pangan di mana-mana. Pemerintah Ethiopia mengatakan, sekitar 8,5 juta warga membutuhkan bantuan pangan darurat pada tahun 2017 dan hampir 400.000 bayi menderita kekurangan gizi akut. Kekeringan mengancam berakhirnya penggembalaan nomaden tradisional di wilayah tersebut.
Foto: picture-alliance/AP Photo/E. Meseret
India: Krisis air
India dilanda kekuarangan air antara lain karena meningkatnya populasi dan salah urus, namun juga diperparah oleh kekeringan. Banyak daerah di negara itu kehabisan air. Bangalore baru-baru ini ditambahkan ke daftar kota-kota global yang kemungkinan besar akan kehabisan air minum. Kota-kota lain dalam daftar termasuk Cape Town, Afrika Selatan; Jakarta, Indonesia dan Sao Paolo, Brasil.
Panas terik di Eropa diperparah dengan minimnya curah hujan. Tidak hanya warga yang merasakan akibatnya, melainkan juga tanaman. Petani di seluruh dunia khawatir panen akan gagal. Pusat Penelitian Gabungan Uni Eropa memperkirakan akan terjadi "peningkatan frekuensi dan intensitas kekeringan di masa depan."
Foto: picture-alliance/dpa/P. Pleul
Yunani: Banjir dan kekeringan
Yunani telah menghadapi masalah ganda: banjir bandang di beberapa daerah dan kekeringan di daerah lain. Petani Kreta mengatakan mereka bisa kehilangan hingga 40 persen panen mereka tahun ini karena musim dingin yang sangat kering. Meskipun mereka menyiram, mereka mengatakan itu tidak cukup untuk menyuburkan tanaman.
Swedia, yang tidak melihat hujan selama lebih dari tiga bulan, mengalami kekeringan terburuknya sejak 1944. Situasi ini bisa menyebabkan kerugian panen yang parah yang bakal merugikan petani. Selain itu, Swedia mengalami kebakaran hutan besar-besaran. Suhu 30 derajat Celsius bahkan dialami di lingkar kutub.
Foto: picture-alliance/NurPhoto/M. Fludra
Amerika Serikat: Hampir 20 persen wilayah dilanda kekeringan
Pemerintah AS mengatakan, 29 persen wilayah negara itu saat ini mengalami kekeringan, dengan kondisi yang mempengaruhi kehidupan sekitar 75 juta orang. Meskipun kebakaran hutan di California terutama menjadi sorotan dunia, kawasan pertanian, seperti Kansas, juga sangat menderita. Kansas adalah salah satu negara yang pernah dilumpuhkan oleh Dust Bowl tahun 1930-an. (Teks: Jon Shelton/hp/yf)