Kebahagiaan, kita semua mencarinya. Bagi banyak orang ini tujuan hidup yang utama. Tapi apa artinya kebahagiaan? Penulis Jerman Maike van den Boom berkeliling dunia mencari rumus universal kebahagiaan.
Iklan
Mencari Rumusan Arti Kebahagiaan
04:00
Kebahagiaan bisa punya arti banyak, tergantung perasaan pribadi. Oleh sebab itu Maike van den Boom perempuan warga kota Bonn Jerman berkeliling dunia dan bertanya kepada orang, apa yang membuat mereka bahagia?
Ide meneliti arti kebahagiaan diperoleh perempuan campuran Jerman-Belanda itu ketika memperhatikan orang disekitarnya.
Maike van den Boom membiayai sendiri perjalanannya. Tahun 2013 selama sembilan minggu ia mengunjungi negara paling bahagia di dunia. Sedikitnya 13 terbaik, menurut indeks "World Data Base of Happiness".
Menurut daftar itu, peringkat tertinggi diduduki Costa Rica di Amerika Tengah. Setelah itu Islandia, di Eropa Utara. Kedua negara itu sangat berbeda.
Negara Paling Optimis di Dunia
Dibanding negara Barat, negara di Asia merasa lebih yakin bahwa dunia akan menjadi lebih baik. Studi yang dilakukan YouGov ini juga menempatkan Indonesia di papan atas negara paling optimis.
Foto: Fotolia/olly
Cina
Cina merupakan negara yang dianggap paling optimis sedunia. 41 persen warga Cina percaya bahwa dunia akan menjadi lebih baik untuk diitinggali.
Foto: picture-alliance/dpa/W. Wen
Indonesia
Memang Indonesia masih menghadapi banyak masalah. Tapi ini tidak menjadikan Indonesia sebagai bangsa pesimis. Indonesia ditempatkan di posisi ke-2 sebagai negara paling optimis di dunia. 23 persen responden Indonesia mengungkapkan keyakinan mereka bahwa kehidupan akan menjadi lebih baik.
Foto: Reuters
Saudi Arabia
Negara kaya minyak ini berada di posisi ke-3. Menurut survey, 16 persen warga Arab Saudi percaya bahwa dunia akan menjadi lebih baik dibandingkan sekarang.
Foto: picture-alliance/AP Photo/H. Ammar
Thailand
Dengan 11 persen warganya yang menanggap bahwa dunia dapat menjadi lebih baik, Thailand menempati posisi ke-4 sebagai negara paling optimis.
Foto: Reuters
Uni Emirat Arab
Negara federasi yang terdiri dari tujuh keemiran ini menempatkan diri di peringkat 5 negara paling optimis sedunia. 10 persen warga dari negara yang kaya minyak ini berpendapat bahwa dunia akan menjadi lebih baik.
Foto: AFP/Getty Images/M. Naamani
Swedia
Negara di utara Eropa ini dianggap sebagai negara Barat dengan penduduk paling optimis. 10 persen warga Swedia menganggap bahwa dunia akan lebih baik.
Foto: picture-alliance/dpa
Hong Kong, Denmark, Norwegia, Finlandia
Dengan 8 persen warga yang optimis bahwa dunia akan lebih baik, Hong Kong menempati posisi ke-6 bersama dengan tiga negara Skandinavia: Denmark, Norwegia dan Finlandia.
Foto: Alex Ogle/AFP/Getty Images
Amerika Serikat dan Malaysia
Kedua negara ini berada di posisi 7. Walau negara-negara ini dianggap sangat mapan, namun warganya tidak terlalu menunjukkan optimisme bahwa kehidupan akan menjadi lebih baik. Hanya 6 persen warga di dua negara ini menganggap dunia akan lebih baik.
Foto: Reuters/M. Segar
Jerman
Mungkin survey ini dilakukan pada saat yang tidak tepat. Beban krisis pengungsi yang kini dihadapi negara ini dianggap sebagai penyebab bahwa hanya 4 persen warganya menganggap bahwa dunia akan menjadi lebih baik.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Hoppe
9 foto1 | 9
Maike mengatakan;"Jika orang menanyakan soal kebahagiaan kepada warga di negara yang paling bahagia di dunia, mereka biasanya spontan segera memberikan jawaban.“ Mereka tidak bertanya lagi,'apa artinya kebahagiaan? apa bisa diukur? lebih baik bicara soal kepuasan.
Mereka juga menyampaikan pendapatnya : kebahagiaan, bisa kamu rasakan, itu prioritas hidup yang pertama. Itu inti hidup. Yang penting adalah bagaimana kita bisa mencapainya dengan mudah? Jadi orang yang bahagia tidak mempertanyakan kebahagiaannya terus-menerus.
Nilai-nilai penting lain yang dilihatnya selama perjalanan studi: saling menghormati, saling percaya, kebebasan, ketenangan, tanggungjawab bagi diri sendiri dan bersama.Tapi penyebab kebahagiaan yang nomor satu di dunia adalah hubungan sosial yang baik.
Tapi Maike juga menegaskan, banyak hal yang dilakukan orang secara bersama, perlu waktu. Misalnya membangun saling percaya. Untuk saling mengerti juga butuh waktu. Bagi yang mau menang sendiri dan egois tidak ada tempat.
Dalam perbandingan internasional, Jerman berada di salah satu tempat terrendah. Kebahagiaan tidak bisa dirasakan secara luas di Jerman.Tapi Maike van den Boom tetap senang tinggal di Jerman. Walaupun ia selama bertahun-tahun tinggal di Meksiko dan Belanda, dua negara yang termasuk paling bahagia.
Orang Bahagia Tidak Terlalu Memikirkan Hal-hal Ini
Peduli pada lingkungan sekitar itu baik, tapi kita juga perlu waktu pula untuk menyenangkan diri sendiri. Berikut hal-hal yang tak dipikirkan orang berbahagia:
Foto: Fotolia
Usia
Memang, usia hanyalah angka. Dan orang-orang bahagia tahu ini pastinya. Tapi mereka tidak membiarkan jumlah yang semakin meningkat ini membuat stres. Mereka hanya melakukan yang mereka inginkan. Yang penting tetap hidup sehat.
Foto: Fotolia/Werner Heiber
Apa kata orang
Ini adalah salah satu penghalang terbesar untuk kebahagiaan kita. Orang yang bahagia tidak peduli itu. Jangan sampai terbelenggu oleh penilaian orang-orang lain atas diri kita sendiri. Jika terlalu peduli kata orang, itu artinya, kamu hidup untuk orang lain, bukan untuk kebahagiaanmu sendiri.
Foto: picture-alliance/dpa
Karier
Ide utamanya adalah: jangan sampai pekerjaan membuatmu tak bahagia. Tentu, pekerjaan adalah penting bagi stabilitas dan kelangsungan hidup di masyarakat. Tapi selain itu, pisahkan kehidupan pribadi dengan urusan kantor. Jika tidak, kamu akan mudah merasa lelah, bosan atau stres.
Foto: Fotolia/E. Kharichkinan
Ketakutan berlebihan
Kadang orang merasa gugup dan cemas, yang konon datang dari rasa takut yang tidak nyata, sehingga orang-orang merasa berada di luar zona kenyamanan mereka. Tak perlu larut dalam rasa takut. Hadapi setiap masalah, cari solusinya.
Foto: Fotolia/lassedesignen
Pikiran negatif
Ada banyak gangguan di luar sana. Perang, aksi protes, kerusuhan, atau hal-hal buruk yang terjadi. Orang yang berbahagia tak menyangkal hal itu, tetapi paling tidak mereka melakukan hal-hal yang baik. Mereka mungkin tidak dapat membuat revolusi dalam semalam, tetapi mereka tahu bahwa dengan kebaikan dan kasih sayang kepada sesama manusia, mereka sudah berkontribusi positif pada dunia.
Foto: Fotolia/Jeanette Dietl
Pengaruh buruk orang-orang di sekitarmu
Pernah harus berurusan dengan teman yang mengganggu atau punya banyak sifat buruk? Tinggalkan mereka. Sudah waktunya untuk menciptakan lingkungan yang positif untuk diri sendiri.. Kadang-kadang, teman-teman yang menjengkelkan dn bersifat buruk, hanya menyeretmu larut dalam kesedihan.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Carstensen
Penyesalan dan kegagalan di masa lalu
Masa lalu tinggal sejarah, masa depan tergantung diri sendiri. Jika ingin bahagia, lepaskan masa lalu dan lanjutkan hidup. Belajar dari itu dan terus kembangkan diri, maka pastikan kamu tidak akan mengulangi kesalahan yang sama.
Foto: fotolia/Mikael Damkier
Berandai-andai
Bisa gila jika amat mengkhawatirkan apa yang mungkin terjadi di masa depan. Tidak ada yang bisa memprediksi masa depan dan tidak ada gunanya menyiksa diri untuk hal-hal yang mungkin tidak pernah terjadi. Ingatkan diri, bahwa jenis khawatir terbuang energi.
Foto: Fotolia/bluedesign
Mengharapkan imbalan
Mulai melakukan berbagai hal dengn ikhlas. Membantu orang lain adalah perbuatan welas asih, tak perlu mengharapkan imbalan. Orang-orang bahagia tidak ingin mendapat sesuatu sebagai balasannya. Dengan demikian, mereka tidak pernah merasa kecewa.
Foto: Fotolia
Mengeluh
Kadang-kadang hal-hal tidak berjalan seperti yang kamu harapkan. Tapi mengeluh pun tidak berguna. Daripada mengeluh, orang-orang bahagia lebih memilih untuk berterima kasih atau bersyukur atas apa yang mereka miliki dan menemukan solusi atas masalah dengan pola pikir yang positif.