Kelompok Anti-Lockdown Jerman Querdenker Diawasi Intelijen
29 April 2021
Kepala intelijen Jerman menempatkan kelompok-kelompok yang memprotes lockdown anti-virus corona di bawah pengawasan. Mereka disebut berkaitan dengan kelompok sayap kanan Reichsbürger dan individualis Selbstverwalter.
Iklan
Kantor Federal Jerman untuk Perlindungan Konstitusi (BfV) pada Rabu (28/4) mengatakan akan mengawasi kelompok-kelompok yang terlibat dalam gerakan anti-lockdown corona.
BfV mengatakan kelompok Querdenker (pemikiran lateral) akan diawasi khusus karena mereka mempertanyakan legitimasi negara.
Iklan
Kategori baru yang menjadi perhatian
Pejabat intelijen domestik mengatakan, mereka khawatir informasi yang disebarluaskan selama pandemi akan terus menyebar bahkan hingga pandemi berakhir.
Gerakan ini tidak termasuk dalam kategori kelompok yang mendapat perhatian khsus BfV, seperti sayap kanan, sayap kiri, atau Islamis. Tetapi dikelompokkan dalam kategori baru.
Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Jerman mengatakan telah menciptakan kategori baru, yakni "delegitimasi negara yang berkaitan dengan perlindungan konstitusional."
Kategorisasi baru ini akan memungkinkan pihak berwenang untuk memproses kasus-kasus yang berkaitan dengannya sebagai dugaan kejahatan dan upaya ekstremis.
Kemendagri menambahkan, keputusan itu diambil karena protes anti-lockdown Jerman telah berulang kali digunakan dengan cara yang provokatif untuk meningkatkan ketegangan.
Pemrotes, terutama dari gerakan Querdenker, telah "sampai batas tertentu" yang dengan jelas menunjukkan bahwa agenda mereka lebih dari sekadar mobilisasi untuk memprotes pembatasan virus corona di negara bagian."
Berkaitan dengan kelompok sayap kanan
Pihak berwenang juga mengatakan ada hubungan antara gerakan Querdenker dan kelompok sayap kanan Reichsbürger dan individualis Selbstverwalter. Anggota kedua kelompok itu menganggap diri mereka tidak tunduk pada hukum negara Jerman.
Dewan Pusat Yahudi Jerman menyambut baik keputusan pengawasan terhadap Querdenker, sembari mengatakan bahwa keputusan itu "sangat diperlukan", mengingat pengaruh sayap kanan dalam gerakan protes.
"Perkembangan (gerakan protes) ini harus dihentikan dengan segala cara," kata presiden dewan Yahudi Jerman, Josef Schuster.
Para pengamat mengatakan, teori konspirasi radikal dan kelompok sayap kanan memiliki pengaruh yang kuat terhadap para pemrotes.
10 Film Berkaitan dengan Teori Konspirasi
Pandemi virus corona telah menjadikan teori konspirasi sebagai topik yang hangat untuk dibahas di Jerman dan sejumlah negara. Beberapa film juga sudah menceritakan hampir semua teori konspirasi. Berikut kisahnya.
Foto: picture-alliance / KPA
'JFK' (1991)
Sutradara AS, Oliver Stone sering membuat cerita konspirasi dalam film-filmnya. Filmnya pada tahun 1991, "JFK", menyelidiki dugaan pembunuhan Presiden John F. Kennedy. Jaksa Jim Garrison (Kevin Costner) tidak percaya bahwa seorang pria bersenjata sendirian membunuh JFK; teorinya, ada jaringan yang luas dan ''kelompok berpengaruh'' di balik pembunuhan itu.
Foto: Imago/United Archives
'The Parallax View' (1974)
Setelah pembunuhan Kennedy, skandal Watergate dan Perang Vietnam membuat beberapa masyarakat Amerika merasa gelisah. Pembuat film seperti Alan J. Pakula membuat film ini pada tahun 1970-an; ia menyutradarai tiga film tentang teori konspirasi yang muncul dari peristiwa semacam itu, salah satunya adalah "The Parallax View" pada 1974 yang dibintangi oleh Warren Beatty (kanan).
Foto: picture alliance/United Archiv
'All the President's Men' (1976)
Film lain yang disutradarai Pakula dua tahun kemudian juga merupakan film konspirasi klasik. Film ini menceritakan seorang wartawan Carl Bernstein (Dustin Hoffman) dan Bob Woodward (Robert Redford) yang menjadi terkenal karena mengungkap konspirasi politik yang kemudian menjadi sejarah dikenal sebagai skandal Watergate.
Foto: picture-alliance/dpa
'The Manchurian Candidate' (1962 and 2004)
Novel Richard Condon "The Manchurian Candidate" dua kali dijadikan film. Thriller Perang Dingin yang dibintangi Frank Sinatra dan Laurence Harvey tahun 1962, dibintangi Meryl Streep dan Denzel Washington (foto) tahun 2004. Dalam film terbaru, kisah ini terjadi di konflik Timur Tengah dengan plot yang rumit. Pembunuhan "yang dikendalikan dari jarak jauh", berkaitan hipnosis dan mitos konspirasi.
Foto: Imago/Entertainment Pictures
'Vanilla Sky' (2001)
Kisah ini juga dijadikan film sebanyak dua kali, pertama pada tahun 1997 di Spanyol, berjudul "Open Your Eyes" oleh Alejandro Amenabar, dan pada tahun 2001 di Hollywood oleh Cameron Crowe dengan judul "Vanilla Sky". Dibintangi oleh Tom Cruise dan Penelope Cruz, film ini menunjukkan sebuah perusahaan yang memprogram dan mengendalikan orang.
Foto: picture-alliance/United Archives/Impress
'The Da Vinci Code' (2006)
Berdasarkan buku terlaris oleh Dan Brown, "The Da Vinci Code" (2006) adalah cerita klasik kontemporer dari genre konspirasi. Tidak banyak teori konspirasi yang ada dalam film ini, namun anggap saja film ini bercerita mengenai agama dan gejera, tentang Opus Dei dan Holy Grail. Film ini menjadi blockbuster dan dilanjutkan oleh sekuel "Illuminati''.
Foto: Imago/United Archives
'The Ghost Writer' (2010)
Sepuluh tahun yang lalu, Roman Polanski menyutradarai film yang sangat sukses dibintangi Ewan McGregor dan Pierce Brosnan (foto). "The Ghost Writer," sebuah film genre thriller yang berkisah tentang skema politik dalam kebijakan luar negeri dan bagaimana ekonomi sebenarnya ditetapkan di AS, sebagian besar lokasi syuting diambil di Jerman.
Foto: Kinowelt
'Z' (1969)
Sutradara master dalam genre film politik, Constantin Costa-Gavras telah sering melihat teori konspirasi dari semua jenis. Sutradara Yunani-Prancis terkenal dengan film "Z" (foto), yaitu film yang bercerita tentang fiksi pembunuhan politisi Yunani yang demokratis bernama Grigoris Lambrakis. Pembuat film menindaklanjuti dengan beberapa film tentang dugaan dan konspirasi yang sebenarnya.
Foto: picture-alliance/United Archiv
'23' (1998)
Pembuat film Jerman juga menangani topik konspirasi. Dalam "23'', Hans-Christian Schmid mengarang kasus nyata seorang peretas muda yang terobsesi oleh konspirasi dunia dan meninggal karena dugaan bunuh diri pada tahun 1989. Angka 23 memainkan peran kunci dalam cerita tersebut. Meskipun dirilis pada tahun 1998, film ini tetap relevan hingga hari ini.
Foto: picture-alliance/United Archives
'Jud Süss' (1940)
Antara tahun 1933 dan tahun 1945, Nazi membuat film konspirasi anti-Semit dengan tujuan propaganda. Yang paling terkenal adalah "Jud Süss" (Süss the Jew) yang dibintangi Ferdinand Marian (foto). Film ini memiliki latar belakang yang sangat serius dan bertujuan untuk menyebarkan kebencian anti-Semit. (Ed: fs/pkp)
Foto: picture-alliance/akg-images
10 foto1 | 10
Menteri Dalam Negeri Horst Seehofer mengatakan pada pertengahan April lalu, dia mengharapkan langkah seperti itu. "Kami memperhatikan dengan seksama terhadap gerakan protes ini sejak awal. Kami melihat dari dekat siapa yang berpartisipasi dan cara mereka berperilaku," jelasnya.
Beberapa otoritas negara untuk perlindungan konstitusi, seperti di Bayern dan Baden Württemberg, telah menempatkan semua atau sebagian gerakan Querdenker di bawah pengawasan.