Dua teroris melakukan serangan di Polda Sumatera Utara, dan menewaskan seorang polisi Minggu kemarin. Kapolri menyatakan, serangan dilakukan kelompok yang sudah dikenal.
Iklan
Kepala Kepolisian Republik indonesia, Jenderal Polisi Tito Karnavian menyebut kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) sebagai kelompok yang mendalangi serangan di Medan. Kelompok ini sebelumnya sudah melakukan aksi teror di sejumlah wilayah di tanah air. Polisi melansir, JAD juga dalang dua serangan bom bunuh diri di dekat kantor polisi di Kampung Melayu, Jakarta Timur bulan Mei lalu.
Kapolri juga menyatakan, pelaku sudah mengintai markas Polda Sumatera Utara selama beberapa waktu, sebelum melakukan serangan. Menurut Kapolri, JAD yang berafiliasi dengan kelompok teror yang menamakan diri Islamic State (ISIS) menjadikan kepolisian sebagai musuh, karena polisi dianggap "kafir yang menyerang mereka, jadi harus diprioritaskan," demikian Kapolri seperti dikutip viva.co.id
Seorang polisi tewas
Dengan menggunakan pisau serta golok kedua pria itu menyerang kantor polisi. Mereka segera menusuk polisi yang sedang berjaga di posnya, yaitu Aiptu M. Sigalingging. Ia tewas akibat luka di bagian leher, dada dan tangan. Polisi lainnya kemudian melepaskan tembakan ke arah kedua penyerang. Seorang tewas dan seorang lainnya cedera berat dan dilarikan ke rumah sakit. Polisi berharap akan bisa mendapat keterangan dari teroris yang sedang dirawat di RS Bhayangkara.
Pekan lalu, polisi sudah menangkap tiga orang anggota JAD. Mereka diduga sedang merencanakan serangan teror. Juru bicara kepolisian Sumatera Utara, Rina Sari Ginting mengatakan, polisi menggeledah rumah penyerang dan menyita sebuah bendera hitam ISIS, sebuah dokumen tentang rencana serangan, sebuah gambar pemimpin ISIS, Abu Bakr al Baghdadi, sebuah komputer, sebuah rekaman video dan golok.
ml/hp (ap, viva, bbc)
Inilah 5 Fakta Penting Seputar Bom Bunuh Diri di Kampung Melayu
Ledakan bom di Terminal Kampung Melayu tewaskan lima orang. Berikut beberapa fakta penting yang telah diketahui dari insiden tersebut.
Foto: Reuters/D.Whiteside
Jadi Korban Saat Amankan Pawai Obor
Ketiga polisi yang tewas tengah bertugas mengamankan pawai obor menjelang Ramadhan di sekitar Kampung Melayu. Ridho Setiawan, Taufan Tsunami dan Imam Gilang Adinatayang akan dimakamkan hari Kamis (25/5). Prosesi pemakaman dipimpin oleh Kapolres Bekasi, Tangerang Selatan, dan Jakarta Selatan.
Foto: Reuters/D.Whiteside
Ada Dua Ledakan
Ledakan pertama terdengar pada pukul 21.00 WIB dan ledakan kedua lima menit setelahnya. Saksi kunci yang mengungkap kronologi ledakan adalah Bripda Febrianto Sinaga, polisi yang ditugaskan untuk mengantisipasi pawai obor di terminal Kampung Melayu.
Foto: Reuters/Antara Foto
Sulit Identifikasi Pelaku
Kepala instalasi forensik RS Polri Dokter Kombes Edi Purnomo mengakui kesulitan mengidentifikasi jenazah korban serangan bom, yang diduga sebagai pelaku. "Kalau yang satu tubuh semua memungkinkan, kalau tercerai berai agak sulit karena tangan dan kakinya terpisah. Apakah itu satu bagian saya belum bisa pastikan."
Foto: picture-alliance/AP Photo/D. Alangkara
Bom Panci Mirip Bom di Bandung
Kepala Divisi Humas Polri Irjen (Pol) Setyo Wasisto mengatakan bom bunuh diri yang meledak berjenis bom panci, mirip seperti bom yang meledak di Bandung bulan Februari lalu. Polisi menemukan struk pembelian panci bertanggal 22 Mei dari sebuah toko di Padalarang, pada salah satu saku pelaku yang tewas.
Foto: picture-alliance/AP Photo/D. Alangkara
Jokowi: Usut Tuntas Jaringan Pelaku
Presiden RI memerintahkan Kapolri Tito Karnavian "untuk mengusut tuntas jaringan pelaku dan mengejar sampai ke akar-akarnya. Karena kita tahu dari korban yang ada, ini sudah keterlaluan. Korban-korban yang ada, tukang ojek jadi korban, sopir angkot jadi korban, penjual kelontong jadi korban, polisi jadi korban."