Keluarga Korban Tuding Trigana Air Tidak Profesional
18 Agustus 2015
Badan SAR Nasional sejauh ini masih mengevakuasi jenazah korban pesawat Trigana Air. Korban yang kebanyakan hangus terbakar dibawa ke Jayapura. Sementara itu kotak hitam dikirimkan ke Jakarta untuk diperiksa.
Iklan
Sekitar 70 anggota Badan SAR Nasional diterjunkan ke lokasi kecelakaan buat mengevakuasi korban Trigana Air yang kini berjumlah 54 orang. Petugas yang sebelumnya kesulitan mengakses lokasi kecelakaan lantaran cuaca buruk, juga berhasil menemukan kotak hitam pesawat.
Kotak hitam beserta alat perekam audio pesawat akan diserahkan kepada Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). “Black box akan dibawa ke Jakarta untuk diinvestigasi,” kata Jurubicara Kementerian Perhubungan, JA Barata, kepada CNN Indonesia
"Badan pesawat hancur dan semua jenazah berada dalam kondisi terbakar sehingga sulit diidentifikasi, kata Kepala Basarnas, Henry Bambang Soelistyo. Saat ini petugas telah mengevakuasi semua jenazah korban dan dibawa ke Jayapura.
Menurut Henry, di antara korban yang tewas terdapat dua anggota DPRD dan tiga pejabat pemerintah yang hendak mengunjungi perayaan 17 Agustus di Oksibil. Kota yang berjarak 280 km dari Jayapura itu mengalami hujan lebat, angin kencang dan kabut saat pesawat jatuh.
Korban Kecam Maskapai
Pesawat naas milik Trigana Air Service awalnya terbang dari Jayapura ke Oksibil dengan mengangkut 49 penumpang. Namun pesawat kemudian jatuh sekitar 12 kilometer sebelum bandara Oksibil. Cuaca diyakini menjadi penyebab.
Sementara itu keluarga korban yang sejak kabar hilangnya pesawat menunggu di bandar udara Sentani, Jayapura, mengecam pihak maskapai yang dianggap terlalu lamban menyebar informasi.
"Mereka sangat tidak profesional," kata Cory Gasper yang kehilangan saudara laki-lakinya dalam kecelakaan tersebut. "Mereka bermain-main dengan perasaan kami yang tengah berduka," tukasnya.
Manajemen Trigana telah meminta maaf secara resmi sejak Senin silam. Maskapai Trigana Air yang didirikan tahun 1991 tercatat memiliki 22 pesawat dan melayani 21 rute penerbangan. Selama hampir 25 tahun maskapai tersebut mengalami 19 insiden serius.
rzn/yf
Maskapai Indonesia Yang Dilarang di Eropa
Banyak maskapai penerbangan di Indonesia mendapat rapor merah dari Uni Eropa terkait faktor keamanan dan dilarang beroperasi di wilayahnya. Sebagian besar maskapai kecil, lainnya dimiliki konglomerat papan atas.
Foto: Reuters
Sriwijaya Air
Sejumlah insiden minor tercatat dalam sejarah Sriwijaya Air yang baru seumur jagung. Didirikan 11 tahun silam, salah satu pesawat milik maskapai besutan keluarga Lie ini pernah tergelincir 2008 lalu di Bandar Udara Sultan Thaha dan menabrak tiga orang. Insiden diakibatkan kerusakan pada sistem hidraulik rem. 13 orang mengalami luka-luka akibat insiden tersebut.
Foto: ADEK BERRY/AFP/Getty Images
Lion Air
Lion Air mencatat pembelian terbesar dalam sejarah Airbus dan Boeing. Namun ambisi ekspansi maskapai besutan konglomerat Rusdi Kirana ini tidak berbanding lurus dengan faktor keamanan. 2013 lalu salah satu pesawatnya tergelincir di Bandara Ngurah Rai dan tercebur ke laut. Sedikitnya 45 orang mengalami luka-luka. Tercatat sebanyak 24 insiden pernah dialami Lion Air dalam sejarahnya
Foto: Reuters
Merpati Nusantara Airlines
Kendati mengalami kebangkrutan Februari 2014 silam, Merpati tetap masuk dalam daftar hitam Uni Eropa. Maskapai pelat merah ini mencatat berbagai macam insiden yang menelan korban jiwa. 2009 silam pesawat Twin Otter hilang di Papua. Sebanyak 15 penumpang tewas. Mei 2011 pesawat bernomer penerbangan 8968 jatuh di perairan dekat Bandar Udara Utarom, Kaimana, Papua Barat. Seluruh penumpang Tewas.
Foto: picture-alliance/dpa
Citilink
Anak perusahan Garuda Indonesia yang khusus melayani penerbangan murah ini sejatinya belum pernah mengalami insiden serius, kecuali 2011 silam saat penerbangan 087 dibatalkan setelah mengudara lantaran kerusakan pada mesin. Dengan berbekal armada pesawat yang rata-rata berusia 5,7 tahun, Citilink diyakini tidak lama lagi akan keluar dari daftar hitam Uni Eropa.
Foto: Reuters
Batik Air
Serupa dengan Citilink, Batik Air belum pernah mengalami insiden sejak pendiriannya 2013 silam. Larangan beroperasi disematkan pada maskapai murah ini karena kedekatannya dengan perusahaan induk Lion Air dalam hal pemeliharaan pesawat. Lion Air saat ini banyak dikritik karena terlalu banyak berhemat di bidang Maintenance, yang mengakibatkan pesawat sering mengalami kerusakan.
Foto: ADEK BERRY/AFP/Getty Images
Riau Airlines
Maskapai Riau Airlines didirikan pada tanggal 12 Maret 2002 dan mulai beroperasi pada Desember 2002. Maskapai ini adalah satu-satunya maskapai Indonesia yang berkantor pusat di luar Jakarta dan sepenuhnya dimiliki oleh pemerintah daerah. Sempat jatuh bangkrut, Riau Airlines kembali beroperasi dengan Boeing 737-500 dan beberapa pesawat kecil yang melayani rute penerbangan lokal.