8 Maret 2014 pesawat Malaysia Airlines MH370 dengan 239 penumpang hilang dalam penerbangan Kuala Lumpur - Beijing. Bagaimana keluarga korban menjalani hidup di tengah ketidakpastian?
Iklan
“Mereka terpaksa menerima kenyataan itu," hanya itu yang dapat dikatakan Tan Chi Law tentang dua keponakannya. Kedua anak yang beranjak remaja itu merupakan anak-anak penumpang Malaysia Airlines MH370 yang tahun lalu.
Tan mengatakan keponakannya, masing-masing berusia 15 dan 11 tahun telah kembali bersekolah, tetapi mereka harus menjalani konseling setiap dua minggu sekali, untuk membantu mereka mengatasi rasa kehilangan atas orang tuanya: Chen Weihoing dan Tan Sioh Peng. Mereka sekarang tinggal bersama bibinya, di pinggiran Kuala Lumpur.
"Saudara selalu mengunjungi mereka pada akhir pekan untuk menemaninya," kata Law. "Yang bungsu nampaknya paling terpengaruh. Ia selalu bertanya tentang ibu dan ayahnya. Yang sulung lebih tenang, mungkin ia mencoba menyembunyikan emosinya dan agar terlihat kuat bagi adiknya."
Misteri MH 370
Menghilangnya pesawat MH 370 dari Malaysia Airlines picu salah satu pencarian internasional teluas dan operasi penyelamatan terbesar. DW melihat perkembangan paling penting dalam pencarian MH 370.
Foto: Reuters
Petunjuk Terbesar
Awal Agustus 2015 sebuah potongan sayap ditemukan di pulau Reunion. Penyelidikan oleh otoritas Perancis dan perwakilan Boeing mengkonfirmasikan, bahwa temuan tersebut milik pesawat MH 370 yang hilang. Kendati tidak bisa menyibak sebab jatuhnya pesawat, analisa mendalam atas potongan sayap itu bisa menjadi petunjuk keberadaan puing lainnya.
Foto: picture-alliance/dpa/R. Wae Tion
Terdampar di Barat Samudera Hindia
Lokasi pulau Reunion yang berada jauh di barat Samudera Hindia membuktikan bagaimana puing kapal terbawa arus laut. Ilmuwan dan penyidik kini mencoba melacak keberadaan puing lainnya berdasarkan temuan teranyar di Reunion. Pemerintah Perancis juga telah menurunkan petugas untuk mencari sisa puing lain di perairan sekitar pulau.
Lepas Landas
8 Maret, Malaysia Airlines penerbangan MH370 menuju Beijing lepas landas dari Kuala Lumpur International Airport pada pukul 0:21 pagi hari dengan mengangkut 239 orang. Namun 26 menit setelah lepas landas, sistem ACARS yang memberikan informasi utama tentang kondisi mekanis pesawat dimatikan.
Foto: picture-alliance/dpa
Kata-Kata Terakhir
Ketika Boeing 777 terbang dari wilayah kontrol udara Malaysia ke Vietnam beberapa menit kemudian, seseorang dalam kokpit pesawat mengatakan, "Baiklah, selamat malam." Perusahaan Malaysia Airlines berpendapat, yang mengatakan itu adalah co-pilot Fariq Abdul Hamid. Pesawat itu terbang dalam keadaan cuaca baik.
Foto: picture-alliance/dpa
Hilang dari Radar
Pesawat hilang dari layar kontrol lalulintas udara sipil ketika transponder, yang mengirimkan informasi tentang lokasi dan ketinggian pesawat, dimatikan sekitar pukul 1:31. Ketika radar militer melihat sinyal pesawat pada pukul 2:15, pesawat berada di sebelah selatan pulau Phuket di Selat Malaka, ratusan mil dari jalur terbang sesungguhnya.
Foto: picture-alliance/dpa
Tujuh Jam Kemudian
Komunikasi terakhir mesin pesawat tersebut dengan satelit terjadi tujuh jam kemudian. Satelit tunjukkan, pesawat entah mengarah ke koridor utara, yang dimulai di Thailand utara hingga perbatasan Kazakhstan dan Turkmenistan, atau ke koridor selatan yang terbentang dari Indonesia hingga Samudra Hindia bagian selatan. Ketika sinyal terakhir diterima 8:11, pesawat mungkin sudah terbang berjam-jam.
Foto: NASA/dpa
Pencarian Dimulai
Segera setelah pesawat menghilang dari radar, Malaysia dan Vietnam bentuk tim pencari dan penyelamat. Area pencarian segera diperluas hingga sebagian teluk Thailand, antara Malaysia dan Vietnam. Sementara itu, muncul laporan bahwa dua penumpang gunakan paspor Uni Eropa yang dicuri, dan sebabkan kekhawatiran akan serangan teroris. Kedua pria itu ternyata imigran ilegal Iran.
Foto: reuters
Puing di Laut?
Tanggal 12 Maret, areal pencarian mencakup dua sisi kepulauan Malaysia, yang luasnya lebih dari 90.000 km persegi. 12 negara ikut dalam pencarian. Sebuah satelit Cina menemukan tiga benda berukuran besar yang mengapung di Laut Cina Selatan, yang awalnya diduga puing pesawat.
Foto: picture alliance/AP Photo
Kebingungan dan Kritik
Tanggal 13 Maret, Menteri Perhubungan Malaysia Hishammuddin Hussein menyangkal laporan yang mengatakan bahwa pesawat masih terbang berjam-jam setelah kontak terakhir. Kuala Lumpur mendapat kritik tajam, terutama dari Cina, karena dianggap tidak mampu mengatasi masalah. Sementara itu, pemerintah Cina tidak menemukan kaitan antara benda-benda mengapung yang ditangkap satelit dan pesawat MH 370.
Foto: Getty Images
'Tindakan Sengaja'
Dua hari kemudian, Perdana Menteri Malaysi Najib Razak (kanan) menegaskan, pesawat terbang kembali ke arah ia lepas landas. Razak menambahkan, "Pesawat terbang konsisten dengan tindakan sengaja dari seseorang di pesawat." Pemerintah memulai penyelidikan kriminal, dan memfokuskannya pada kru dan latar belakang penumpang. Rumah pilot dan co-pilot digeledah.
Foto: Reuters
Pencarian Fase Baru
Jumlah negara yang terkait dalam pencarian pesawat bertambah dari 14 menjadi 26, dan penyelidik terutama meneliti dua koridor besar yang mungkin ditempuh pesawat. Pencarian kini mencakup 7,7 juta kilometer persegi wilayah laut. Penyelidik dari Perancis ikut serta dengan menyumbangkan pengetahuan yang diperoleh dari jatuhnya pesawat Air France di Samudera Atlantik tahun 2009.
Foto: Reuters
Mencari Motif
Pihak berwenang mengungkap dugaan baru, yang mengatakan transmisi suara terakhir dari pesawat mungkin terjadi sebelum sistem komunikasi dimatikan. Pemerintah menguji teori pembajakan, sabotase dan bunuh diri pilot sebagai alasan potensial bagi menghilangnya MH 370. Tetapi penyelidikan atas penumpang dan awak tidak memberikan petunjuk yang mengarah ke pembajakan atau serangan teroris.
Foto: picture-alliance/dpa
Menunggu dengan Penuh Penderitaan
Teori yang saling berlawanan tentang menghilangnya pesawat terus bermunculan. Tetapi jika bangkai pesawat tidak ditemukan, fakta sulit ditentukan, sehingga masa menunggu bagi keluarga dan teman semua orang di pesawat masih berlanjut. Pesawat mengangkut orang dari 14 negara. Sebagian besar dari Cina, yaitu 153 orang, dan dari Malaysia 38 orang.
Foto: Reuters
13 foto1 | 13
Tan Chi Law mengatakan ia senang bahwa pencarian pesawat itu tetap dilakukan: "Mereka seharusnya tidak berhenti mencari pesawat." Seperti keluarga Tan, para kerabat penumpang pesawat hilang lainnya pun tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada orang yang mereka kasihi.
Pesawat Boeing 777 naas itu menghilang satu jam setelah lepas landas dari Kuala Bandara Internasional Lumpur pada tanggal 8 Maret 2014, dalam perjalanan ke Beijing. Pencarian besar-besaran telah dilakukan dengan melibatkan beberapa negara untuk menemukan jejak pesawat.
Berbagi perasaan
Maira Elizabeth Nari, berusia 18 tahun, merupakan putri seorang kru MH370 terus dirinya sibuk mempersiapkan ujian akhir sekolah. "Hidup memiliki pasang surut," katanya baru-baru ini di Kuala Lumpur, dalam pertemuan yang dihadiri oleh kerabat penumpang yang hilang dan pejabat pemerintah yang dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri Muhyiddin Yassin. Nari mengatakan Muhyiddin mendorong adiknya, Malcolm yang amsih berusia 13 tahun agar belajar keras untuk menjadi pilot.
Sedangkan Intan Maizura Othman, 34 tahun usianya merupakan istri pramugara penerbangan MH370. Ia berbagi kisah kini sibuk mengurus anaknya yang masih berusia 3 bulan dan seorang putrinya yang berumur 5 tahun. Intan, yang juga seorang pramugari mengatakan ia telah mencari konseling untuk putrinya, yang sering bermimpi tentang ayahnya. "Ketika dia bangun, dia akan mulai menangis dan aku kehabisan akal bagaimana menangani dia," katanya.
Sementara Lai Chien Mei, sepupu penumpang MH370 Chang Mei Ling, mengatakan ia dan keluarganya terus menghibur orang tua korban atas hilangnya putri mereka: "Ayah dan ibu Mei Ling berumur akhir 70-an mereka. Anak-.anak lainnya mencoba untuk menyibukkan mereka dengan mengunjungi pasangan lansia itu secara teratur atau jalan-jalan. Tapi kesedihan itu tetap tak berkurang," katanya kepada kantor berita DPA.