Hewan kerap menunjukkan kemampuan kognitif yang mengejutkan. Tapi apakah hewan juga bisa berpikir logis? Untuk menegaskan hal itu, dilakukan rangkaian tes matematika.
Iklan
Ahli neurobiologi Ilka Diester meneliti kemampuan kognitif hewan. Ia bisa menunjukkan, hewan memiliki potensi kecerdasan lebih besar daripada yang diduga selama ini.
Menurut Diester, kita menganggap enteng hewan. "Sekarang kita tahu, hewan punya banyak kemampuan yang dulu kita kira, hanya dimiliki manusia", ujar Diester. Mulai dari ingatan jangka pendek yang sangat baik, kemampuan membuat keputusan cerdas, bahkan hal yang abstrak, yakni tahapan awal kemampuan menghitung.
Para peneliti dari Italia juga melakukan riset, apakah anak ayam bisa berhitung. Mereka pertama-tama melatih anak ayam, agar menganggap bola-bola berwarna sebagai salah satu dari mereka. Kemudian bola-bola itu disembunyikan di dua tempat dalam jumlah berbeda. Anak ayam kemudian bisa melihat bagaimana bola-bola ditukar di antara dua tempat persembunyian.
Kemudian anak ayam mencari kelompok bola. Ilka Diester mengungkap, anak ayam selalu berusaha mendekat ke kelompok yang lebih besar, karena di sana mereka merasa lebih aman dari musuh yang bisa memangsa. Jadi mereka mencari kelompok yang lebih besar. Unggas itu bisa mengidentifikasi kelompok yang lebih besar.
Diester menjelaskan lebih jauh, ini disebut: kesadaran akan jumlah. Anak ayam bisa membedakan antara lebih sedikit dan 'lebih banyak‘. Itu dasar matematika, tapi tidak sama dengan berhitung, begitu ditekankan ahli neurobiologi itu.
Telpon bagi Anjing Yang Rindu Majikan
03:30
Simpanse kenali urutan angka
Tapi sebuah rekaman yang dibuat di institut penelitian primata di Universitas Kyoto menunjukkan, simpase bisa mengenali angka dalam urutan menanjak.
Iklan
Dalam tes standar yang lebih tinggi, angka hilang dari layar, dan diganti gambar beberapa kotak. Tapi kera besar itu tetap bisa memilih angka yang semakin besar dalam urutan yang benar.
Ilke Dister menjelaskan, dalam hal ini orang bisa mendapat ide, bahwa kera besar itu benar-benar bisa berhitung. “Tapi primata ini sebenarnya hanya terlatih untuk menyentuh kotak di layar dalam urutan yang benar,“ kata Dister lebih lanjut. Itu mereka pelajari lewat latihan bertahun-tahun, dan itu bisa mereka lakukan dengan sangat cepat dan dengan presisi tinggi.
Itu menunjukkan ingatan jangka pendek yang sangat baik dari hewan-hewan ini. Tapi ada juga tes yang menunjukkan, monyet memang bisa berhitung. Misalnya simpanse lain, yang juga berada di Universitas Kyoto. Dalam waktu singkat, ia bisa menangkap jumlah titik yang ditunjukkan, dan memilih angka yang tepat.
Bagaimana Hewan Mengobati Diri Sendiri?
Menggunakan serangga untuk menyembuhkan luka atau "high" dengan racun ikan buntal, hewan mengetahui banyak rahasia alam untuk mengobati diri sendiri. Manusia, telah mengambil beberapa pelajaran di antaranya.
Foto: Tobias Deschne/Ozouga
Keajaiban zoofarmakognosis orangutan
Jatuh sakit adalah hambatan. Hewan juga berpikir begitu. Banyak spesies berbeda menggunakan obat yang ditemukan di alam untuk mengobati luka mereka atau menyingkirkan parasit, atau dalam beberapa kasus dikonsumsi untuk mabuk. Proses penyembuhan hewan itu sendiri disebut zoofarmakognosis. Baru-baru ini, para peneliti mengamati bagaimana simpanse di Gabon mengobati luka mereka.
Foto: Wegner/imageBROKER/picture alliance
Racun serangga memiliki daya penyembuhan
Para peneliti mencatat beberapa simpanse di Taman Nasional Loango, Gabon, menangkap serangga yang terbang di udara, meremasnya di antara bibir mereka, dan kemudian mengoleskan serangga itu pada lukanya. Mereka tidak hanya mengobati lukanya sendiri, tetapi juga luka simpanse lain. Hal ini menunjukkan, primata mampu melakukan perilaku prososial yang menguntungkan yang lain.
Foto: Tobias Deschne/Ozouga
Belajar dari beruang
Beruang hitam amerika, spesies beruang yang paling umum dari Amerika Utara, mengetahui manfaat akar osha. Ahli biologi Shawn Sigstedt, yang mengamati hewan di utara New Mexico, menemukan hewan ini menggunakan akar itu untuk mengobati nyeri arthritis. Penduduk asli wilayah itu pertama kali belajar khasiat penyembuhan akar dari beruang, setelah mengamati hewan ratusan tahun yang lalu.
Foto: Tony Hamblin/FLPA/imageBROKER/picture alliance
Anjing menggunakan obat pencahar alami?
Jika Anda memiliki seekor anjing, kemungkinan Anda telah melihat hewan mengobati diri sendiri. Anjing makan rumput kalau merasa sakit perut. Mereka biasanya akan memuntahkannya kembali atau mengeluarkannya dalam keadaan tidak tercerna dengan segera. Bagi anjing, memakan rumput adalah cara untuk menyingkirkan patogen atau parasit.
Foto: Valentyn Semenov/Zoonar/picture alliance
Mandi semut, kegiatan burung liar manfaatkan asam format
Para peneliti mengetahui lebih dari 200 spesies burung yang suka duduk di sarang semut dan membuat gerakan seperti mandi dengan sayapnya untuk menarik semut. Melalui proses "mandi semut" ini, burung melabur tubuh mereka dengan asam format untuk membersihkan bulunya dari mikroorganisme seperti jamur dan bakteri.
Foto: Wolfram Steinberg/dpa/picture alliance
Mengunyah kulit kayu untuk kesehatan selama kehamilan
Lemur yang sedang bunting di Madagaskar menggigit kulit kayu dan daun dari pohon ara dan asam, yang mengandung komponen yang dapat membantu produksi susu lemur, membunuh parasit, dan meningkatkan kemungkinan hewan tersebut lancar dalam proses melahirkan.
Foto: CC/twinxamot
Merangsang kelahiran secara alami
Seekor gajah bunting selama 22 bulan, waktu yang lebih lama dari hewan lainnya. Tidak heran hewan besar ini siap untuk mengeluarkan bayi pada akhirnya! Di Kenya, gajah yang bunting besar terlihat menyimpang dari rute biasanya untuk mengunyah pohon dari famili boraginaceae, dan kemudian melahirkan tak lama kemudian. Wanita Kenya juga menggunakan tanaman yang sama untuk menginduksi kelahiran.
Foto: dapd
Mabuk dengan konsumsi jamur
Seiring dengan mengobati diri sendiri, hewan juga memanfaatkan apa yang ada di alam untuk mabuk. Rusa kutub di Finlandia dan Siberia mabuk karena memakan Amanita muscaria, atau yang juga dikenal sebagai lalat amanita. Sedangkan dukun orang Sami menggunakan jamur halusinogen saat menggiring rusa, memungkinkan mereka mencapai "kesurupan" di mana mereka bisa berkomunikasi dengan hewan.
Foto: Kobalt
"Fly" oleh racun ikan buntal
Saat merekam film dokumenter BBC, para peneliti mengamati lumba-lumba "bermain" dengan ikan buntal, mendorongnya bolak-balik hingga setengah jam. Ikan buntal itu tidak dimakan. Saat di bawah tekanan, ikan buntal melepaskan racun yang bisa membuat lumba-lumba mabuk alias "fly", efeknya terlihat saat mamalia ini mengambang "high" dekat permukaan. (ha/as)
Foto: Augusto Leandro Stanzani/Ardea/imago images
9 foto1 | 9
Tes matematika untuk monyet
Yang paling terkenal adalah studi dari tahun 1998, yang menggunakan monyet Rhesus. Monyet ini melihat dua kartu secara bergantian. Di atas kartu terdapat titik-titik. Setelah itu, monyet ditunjukkan kartu-kartu lain dengan jumlah titik yang berbeda.
Di salah satu kartu itu terdapat titik yang merupakan jumlah dari titik di dua kartu pertama. Setelah sebuah latihan, hewan itu bisa dengan tepat mengenali kartu dengan jumlah titik yang benar.
Dister mengungkap, beberapa ilmuwan mengatakan, dalam tes ini, monyet benar-benar menghitung jumlah semua titik. Namun demikian, tampak jelas bahwa monyet gagal, jika jumlah titik hampir sama. "Kalau monyet benar-benar bisa menghitung 3 + 5 = 8, tentu bukan masalah untuk membedakan jumlah yang hampir sama. Tapi hewan ini tidak bisa,“ kata Dister manambahkan.
Jadi ini tetap kasus 'kesadaran akan jumlah', dan bukan benar-benar "berhitung". “Tapi memang pernah ada simpanse betina, yang menurut semua orang bisa berhitung,“ begitu dijelaskan Dister.
Itu tahun 1988. Di Ohio State University peneliti berhasil mengajarkan berhitung kepada seekor simpanse bernama Sheba. Kera besar ini belajar makna angka dengan menggunakan buah, dan bisa menjumlah hingga delapan. (ml/Inovator)