Mengapa ada orang yang tidak mudah tertular batuk atau pilek? Mengapa ada penderita kanker yang berhasil sembuh kembali? Ini sebagian fenomena yang terus berusaha ditemukan jawabannya oleh ilmuwan.
Iklan
Tubuh punya kemampuan untuk menyembuhkan diri sendiri. Para ahli kesehatan kini semakin mampu mengungkap "rahasianya," yang disebut Salutogenese (Salus = sehat; Genesis = asal mula). Dalam Salutogenese yang jadi fokus adalah kesehatan, bukan penyakit.
Contoh konkretnya, misalnya: seorang pasien selalu mengalami gangguan tidur, karena stres berat dalam pekerjaan atau keluarga. Tentu sebagai solusinya ia bisa minum banyak obat, untuk dapat tidur. Tapi lebih baik jika ia bertanya, kondisi seperti apa yang dibutuhkannya agar dapat tidur dengan baik? Dengan cara itu, ia akan membangkitkan kemampuan tubuhnya untuk menyembuhkan diri sendiri. Karena agar bisa mengatasi penyakit, orang harus menggunakan kemampuan menyehatkan tubuh yang dimiliki masing-masing individu.
Kemampuan menyembuhkan yang dimiliki tubuh manusia bisa dibuktikan jika menderita luka. Tubuh punya kemampuan membangun dan merepasari kembali sel-sel yang rusak, sehingga luka bisa mengecil dan akhirnya pulih kembali.
Di samping itu, kesehatan pikis juga mempengaruhi kesehatan tubuh. Jika orang mengalami stres, tubuh akan memproduksi lebih banyak kortisol, dan ini menyebabkan melemahnya sistem kekebalan tubuh. Akibatnya, orang lebih mudah tertular penyakit.
Sebaliknya jika orang rileks, neurotransmiter dari otak menstimulasi sistem kekebalan tubuh. Bagaimana otak dan organ tubuh lainnya bekerjasama untuk menjaga kesehatan tubuh masih harus diteliti lebih jauh lagi. Tapi sudah terbukti, proses ini berlangsung lebih baik jika orang merasakan ketenangan. Jika orang merasa senang atau bahagia, tubuh membentuk lebih banyak hormon Serotonin dan Endorfin. Kedua hormon ini juga ikut memperkuat kekebalan tubuh.
Profesor Wolfram Schüffel, kepala klinik untuk Psikosomatik di Universitas Marburg mengatakan, dengan kemampuan tubuh untuk menyembuhkan diri sendiri, dampak penyakit bisa dilemahkan. Sebuah cabang ilmu pengetahuan baru yang disebut Psikoneuroimonologi berupaya mengungkap apa yang terjadi, jika jiwa "menyembuhkan" tubuh. Bagaimana jiwa, sistem saraf dan sistem kekebalan tubuh saling berkorelasi menjaga kesehatan individu.
Makanan dan Minuman untuk Kekebalan Tubuh
Untuk menjaga kekebalan tubuh orang tidak perlu menggunakan obat-obatan. Itu bisa dilakukan dengan makanan dan minuman yang alamiah. Dan itu semua tidak asing bagi orang Indonesia.
Foto: Fotolia
Jahe
Pedas dan enak. Jahe turunkan demam, legakan tenggorokan yang sakit dan dorong batuk agar lendir hilang dari saluran pernapasan. Unsur kimia anti infeksi seperti shagaol and gingerol berikan jahe rasa pedas yang menstimulasi peredaran darah yang melapangkan saluran pernapasan. Sirkulasi darah yang membaik berarti semakin banyak oksigen tersalur ke tubuh, dan itu bantu singkirkan racun dan virus.
Foto: Fotolia/kostrez
Bawang Putih
Allicin adalah komponen aktiv utama bawang putih. Allicin dorong aktivitas sel darah putih untuk mematikan virus yang menyebabkan flu. Ini juga menstimulasi sel lain yang mendorong kekebalan tubuh dan memerangi infeksi akibat virus, jamur dan bakteri. Bawang putih bisa membunuh rhinovirus manusia yang sebabkan pilek, juga virus-virus yang serang saluran pernapasan dengan keefektifan hampir 100%.
Foto: Fotolia/Floydine
Bawang bombai
Bawang bombai juga mengandung Allicin. Juga quercetin, sebuah nutrien yang urai lendir di kepala dan dalam dada ketika tingkatkan kekebalan tubuh. Di samping itu pedasnya bawang sebabkan tambah lancarnya peredaran darah, orang jadi berkeringat. Itu bantu dalam hadapi cuaca dingin dan cegah infeksi. Makan bawang bombai dalam beberapa jam setelah simtom flu atau pilek muncul berefek kekebalan tubuh.
Foto: Fotolia/Africa Studio
Cabai
Berbagai jenis cabai jadi sumber vitamin C dan flavonoid alami, yang membantu sistem kekebalan tubuh dalam memerangi pilek dan flu. Unsur-unsur itu melakukannya dengan meningkatkan produksi sel darah putih, yang membersikan sel-sel dan jaringan dalam tubuh dari racun.
Foto: picture-alliance/McPHOTOs
Labu
Labu adalah sumber vitamin C dan Karotena. Enam Karotena yang biasanya ditemukan dalam tubuh manusia mengurangi risiko berbagai jenis kanker, menjaga kesehatan mata dan kulit dari efek cahaya ultra ungu, dan mempertahankan tubuh dari penyakit jantung.
Foto: picture-alliance/dpaP. Pleul
Jeruk Limau
Menambah sari limau ke dalam makanan banyak membantu dalam mencegah tertular flu. Karena penuh dengan vitamin C, jeruk limau dan jeruk manis meningkatkan kekebalan tubuh. Paling baik, jika jeruk dimakan langsung. Alternatif lain adalah memeras sarinya.
Foto: Ingor Normann/Fotolia
Teh Hijau
Teh hijau adalah sumber unsur antioksidasi yang disebut polyphenols, terutama Katekin. Sejumlah studi menunjukkan, Katekin dapat menangkal virus flu biasa. Menyeruput teh hiju panas ketika merasa lemah akibat cuaca bisa membantu orang merasa segar lagi. Coba tambahkan madu atau sari lemon supaya tambah enak.
Foto: Colourbox
Jamur
Selama beberapa abad terakhir, orang di seluruh dunia sudah menggunakan jamur untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh. Sekarang peneltiti tahu penyebabnya. Penelitian menunjukkan, jamur menambah produksi dan aktivitas sel darah putih, sehingga makin "agresif". Ini terutama baik jika orang menderita infeksi. (Sumber: dummies.com)