Italia Karantina 16 Juta Warganya Hingga Bulan April
9 Maret 2020
Angka kematian akibat virus corona di Italia melonjak tiga kali lipat dan menjadikannya sebagai negara dengan kematian tertinggi akibat COVID-19 setelah Cina. Italia kini mengkarantina 16 juta warganya hingga 3 April.
Pada Minggu (08/03) pemerintah Italia mengonfirmasi jumlah kematian akibat virus corona (COVID-19) naik hampir tiga kali lipat dari 133 menjadi 366. Sementara orang yang terinfeksi COVID-19 naik dari 1.492 menjadi 7.375. Angka ini menjadikan Italia melampaui Korea Selatan yang sebelumnya menjadi negara dengan kematian tertinggi akibat COVID-19 setelah Cina.
Satu hari sebelumnya, pada Sabtu (07/03) warga di Italia utara dibuat kebingungan setelah surat kabar paling terkemuka di negara itu menerbitkan rancangan surat keputusan pemerintah tentang karantina. Rancangan ini bocor ke media dan dipublikasikan sebelum pemerintah mengeluarkan pernyataan resmi.
Surat keputusan resmi yang dirilis beberapa jam setelahnya langsung mendapat kritik dari warga karena dinilai tidak jelas. Sehingga membuat banyak orang tidak tahu apa yang harus mereka lakukan dan tidak bisa meninggalkan area yang akan dikarantina.
Surat kabar harian paling bergengsi di Italia, Corriere della Sera melaporkan pada Sabtu (07/03) malam bahwa pemerintah akan menghentikan siapa pun yang hendak meninggalkan atau memasuki daerah-daerah tertentu di Italia utara, termasuk wilayah Lombardia serta provinsi-provinsi Venesia, Modena, Padua, dan Treviso.
Wabah Virus Corona Melanda Italia
Pihak berwenang Italia mengatakan sedikitnya 50 ribu warga harus dikarantina akibat penyebaran virus COVID-19. Lebih 200 orang terinfeksi, sebagian besar di pedesaan di Lombardy dan Veneto yang lokasinya berdekatan.
Foto: Reuters/F. Lo Scalzo
Pemeriksaan sejak dari bandara
Dengan merebaknya virus corona jenis baru di Italia utara, petugas memberlakukan pemeriksaan temperatur tubuh di Bandara Internasional Milan-Malpensa. Milan dikenal sebagai kota mode dengan banyak pemasukan dari bidang pariwisata. Italia telah memanggil para Menteri Kesehatan Uni Eropa ke Roma pada Rabu (26/02) untuk membahas antisipasi penyebaran virus ini.
Foto: DW/B. Riegert
Masker habis terjual
Sebuah pengumuman di jendela sebuah apotek di Milan mengatakan bahwa pihak apotek tidak lagi punya stok masker untuk dijual. Kantor berita Jerman, dpa, mengatakan bahwa hingga Selasa (25/02) otoritas Italia telah melaporkan adanya peningkatan besar dalam kasus penyebaran virus corona jenis baru dengan 322 kasus infeksi dan 11 meninggal.
Foto: AFP/A. Solaro
Codogno ibarat kota mati
Kota Codogno di Lombardy, Italia utara, terlihat seperti kota mati. Otoritas Italia telah memerintahkan karantina di sejumlah wilayah di Lombardy. Pihak berwenang memutuskan tidak ada yang boleh masuk atau keluar dari zona karantina. Polisi berseragam menjaga jalan masuk dan keluar desa-desa. Tetapi polisi beberapa kali masih membiarkan petani dengan traktor untuk lewat.
Foto: picture-alliance/Zumapress/C. Furlan
Pertandingan sepak bola dibatalkan
Pertandingan antara Inter Milan dan Sampdoria terpaksa batal akibat merebaknya virus COVID-19 di Lombardy dan Veneto, Italia. Senin (24/02) malam, Menteri Olahraga Italia, Vincenzo Spadafora, mengumumkan beberapa pertandingan akan tetap berlangsung tanpa penonton. Inter Milan mengumumkan stadion mereka akan kosong ketika menjamu tim Bulgaria Ludogorets di Liga Eropa, Kamis (27/02).
Foto: Reuters/D. Mascolo
Austria hentikan kereta dari Italia
Minggu (23/02) malam seorang petugas Austria menghentikan sebuah kereta api dari Venesia, Italia, yang akan melewati perbatasannya karena dua orang di kereta api itu menunjukkan gejala demam. Kereta itu sedang menuju ke München, Jerman. Setelah itu, Austria melarang semua kereta api dari Italia masuk ke wilayahnya. Namun kereta api itu akhirnya tiba menjelang pagi di stasiun utama München.
Foto: picture-alliance/AP/M. Schrader
Penumpang terdampar di Milan
Sepasang penumpang menunggu kereta di sebuah stasiun di Milan, Italia. Selasa (25/02) kereta dari Stasiun Pusat Milan rata-rata terlambat selama 4 jam. Virus corona COVID-19 telah melumpuhkan Italia utara. Label pakaian ternama seperti Armani dilaporkan membatalkan peragaan busana. Seorang sumber melaporkan bahwa jaringan hotel sedang mempertimbangkan penutupan sementara di seluruh Milan.
Foto: Reuters/Y. Nardi
Warga 'serbu' supermarket di Milan
Meski pemerintah mengatakan tidak perlu panik, pada Senin (24/02) warga tetap mendatangi supermarket untuk membeli bahan kebutuhan pokok dalam jumlah besar. Sementara Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn mengatakan, virus tidak mengenal batas negara. "Epidemi corona sudah tiba di Eropa,” kata Jens Spahn. "Itu sebabnya kita harus memperhitungkan bahwa epidemi ini juga bisa menyebar di Jerman."
Foto: picture-alliance/abaca/IPA
Bahan pokok diborong warga
Warga lokal, terutama orang tua, berduyun-duyun ke supermarket di Italia utara untuk membeli makanan. "Ini gila," ujar seorang wanita menunjuk ke keranjang belanja seorang pria di depannya yang terlihat penuh. "Lebih baik jaga-jaga daripada menyesal," jawab pria itu. Dia membeli air sebanyak 9,5 galon, beberapa kilo pasta, kaleng saus tomat, madu, dan permen propolis. (ae/vlz, berbagai sumber)
Foto: Reuters/F. Lo Scalzo
8 foto1 | 8
Berbondong-bondong ke stasiun
Sesaat setelah rancangan keputusan tersebut dimuat oleh banyak outlet berita utama di Italia, banyak orang langsung berbondong-bondong pergi ke stasiun kereta api di Italia utara untuk meninggalkan daerah tersebut. Mereka takut itu adalah kesempatan terakhir untuk meninggalkan kota sebelum keputusan karantina itu dicabut pada 3 April mendatang.
Situasi itu juga memunculkan kekhawatiran orang-orang yang terinfeksi di Italia utara, yakni daerah paling parah terdampak COVID-19, akan membawa virus ke seluruh negara.
Dilarang berpergian ke Italia selatan
''Turun di stasiun kereta api pertama. Jangan naik pesawat ke Bari dan Brindisi,'' ujar Michele Emiliano, gubernur wilayah selatan Puglia kepada orang-orang di Italia utara.
''Putar balik arah mobil Anda, turunlah dari bus (antarkota) di perhentian berikutnya.''
Pemerintah akhirnya menerbitkan dan menerapkan surat keputusan karantina pada Minggu (08/03). Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte mengatakan turis asing di daerah karantina akan diizinkan untuk pergi. Untuk saat ini, pembatasan perjalanan hanya dapat dikesampingkan jika terjadi "kebutuhan luar biasa."
Italia juga telah membatalkan acara budaya besar di seluruh negeri dan menutup tempat-tempat yang sering dikunjungi wisatawan sepreti Museum Vatikan dan Gereja Sistine.
Pemerintah juga mengumumkan bahwa semua acara olahraga akan dilanjutkan tanpa kehadiran penonton, setidaknya selama satu bulan.
Pembatasan juga berpengaruh terhadap acara pernikahan, pemakaman, serta tempat-tempat hiburan seperti museum, teater, bioskop, bar, kolam renang, resor ski dan pusat kebugaran.