Kemenangan AKP di Turki
24 Juli 2007Harian Spanyol El Pais menulis:
“Kemenangan perdana menteri Turki ini adalah juga pengakuan luas atas politik Recep Tayyip Erdogan. Dengan 340 anggota parlemen, ia sekarang bisa memerintah dengan leluasa dan menjalankan politiknya dengan otoritas yang kuat, sekalipun AKP tidak merebut dua pertiga mayoritas yang diperlukan untuk mengubah konstitusi atau untuk memilih presiden. Hasil Pemilu di Turki juga penting bagi kalangan luar, sebab pemilu ini adalah semacam referendum bagi demokrasi.”
Harian Inggris Financial Times menilai:
“Ini tidak hanya kemenangan pribadi bagi perdana menteri Recep Tayyip Erdogan. Ini adalah juga langkah besar Turki untuk maju. Para pemilih sudah memberi penilaiannya dalam konfrontasi berbahaya antara militer dan partai konservatif Erdogan AKP. Yang bisa mempersulit hubungan Turki dengan Uni Eropa dan Amerika Serikat adalah, jika militer Turki benar-benar melaksanakan ancamannya dan masuk ke Irak Utara untuk memburu kelompok separatis Kurdi. Erdogan perlu mandat yang luas untuk mencegah hal itu.“
Harian Austria Die Presse berkomentar:
„Kemenangan besar Recep Tayip Erdogan adalah hal terbaik yang saat ini diperlukan Turki. Tidak ada perdana menteri sebelumnya yang melakukan demikian banyak langkah pembaruan. Setiap perdana menteri setelah dia akan sulit menandingi neraca ekonomi yang demikian baik. Mulai dari langkah Erdogan memimpin konsultasi keanggotaan Turki di Uni Eropa setelah menunggu 40 tahun, sampai pertumbuhan ekonomi yang mencapai 7,4 persen. Ada banyak alasan bagi pemilih untuk meminta lebih banyak lagi politisi sekaliber Erdogan. Bagaimanapun, Turki masih belum berada dalam normalitas demokrasi. Inilah sebuah negara dengan pertanyaan besar setiap pemilu: Bagaimana militer akan bereaksi? Inilah negara dimana militer bisa mencegah naiknya seorang presiden yang tidak mereka inginkan. Jadi di negara ini masih banyak pekerjaan rumah.“
Harian Austria lain, Der Standard menulis:
„Bagi Uni Eropa, hasil pemilu di Turki harus jadi dorongan untuk menghentikan sikap plin-plan. Negara-negara Uni Eropa dengan suara bulat sudah setuju memberi Turki status sebagai kandidat anggota. Dengan status ini, Turki bisa jadi anggota Uni Eropa jika semua prasyarat dipenuhi. Perancis dan Austria sebaiknya merenungkan lagi, mengapa mereka dulu menyetujui status kandidat, lalu setelah Turki melakukan beberapa langkah reformasi, malah disebut tidak cocok jadi anggota Uni Eropa. Turki punya arti strategis yang penting. Uni Eropa yang harus bersaing dengan Cina, India dan Amerika Serikat, tidak bisa membiarkan Turki berdiri di luar pintu.“
Harian Belanda De Volkskrant berkomentar:
„Erdogan memahami, sebagian besar pendukungnya ingin peran Islam yang lebih besar dalam kehidupan sehari-hari. Tapi mereka menolak syariah atau bentuk tirani agama yang lain. Jadi dalam pidato kemenangannya, Erdogan menyatakan respek kepada oposisi dan pujian pada demokrasi pluralistis. Pembuktian sikap ini bisa ia tunjukkan dalam waktu dekat: pada pemilihan presiden baru.”