Kementerian Kesehatan RI menyatakan sejauh ini belum ada kasus monkeypox yang terdeteksi. Hal itu disampaikan juru bicara Kemenkes M. Syahril, menanggapi status cacar monyet sebagai darurat kesehatan global.
Iklan
Meski sudah dilaporkan di banyak negara termasuk Singapura, sampai saat ini cacar monyet belum teridentifikasi di Indonesia. Juru bicara Kementerian Kesehatan RI Mohammad Syahril menekankan pemerintah sudah siap siaga sejak pertengahan Mei 2022.
"Sekarang kita tingkatkan (kewaspadaan) setelah diumumkan WHO sebagai darurat kesehatan global," terang Syahril saat dihubungi detikcom Senin (25/07).
Terkait kekhawatiran penularan di kelompok tertentu seperti gay hingga biseks, dr Syahril tetap menyebut risiko virus cacar monyet 'mengintai' seluruh warga. Namun, ia tidak menjelaskan apakah ada skrining tertentu yang dilakukan pada kelompok tersebut mengingat sebagian besar kasus teridentifikasi pada pria yang berhubungan seksual dengan pria.
"Kepada seluruh masyarakat agar waspada karena penularannya terutama melalui kontak langsung. Jangan lupa perilaku hidup bersih dan sehat," sambung dia.
8 Virus Paling Berbahaya
Virus tetap jadi ancaman kesehatan bagi manusia. Walaupun ilmuwan sudah berhasil temukan vaksin untuk sejumlah virus, beberapa tetap menjadi ancaman. Berikut 8 virus yang paling berbahaya.
Foto: Christian Ohde/CHROMORANGE/picture alliance
Corona SARS-CoV-2
Virus corona SARS-CoV-2 yang memicu pandemi Covid-19 tiba-tiba muncul di kota Wuhan, Cina pada akhir tahun 2019. Ketika itu ratusan orang diserang penyakit misterius mirip pneumonia dengan angka fatalitas sangat tinggi. Virus corona menyebar cepat ke seluruh dunia, menjadi pandemi yang mematikan. Hingga akhir Juli 2021, sedikitnya 205 juta orang terinfeksi dan 4,32 juta meninggal akibat Covid-19.
Foto: Christian Ohde/CHROMORANGE/picture alliance
Marburg
Virus paling berbahaya adalah virus Marburg. Namanya berasal dari kota kecil di sungai Lahn yang tidak ada hubungannya dengan penyakit tersebut. Virus Marburg adalah virus yang menyebabkan demam berdarah. Seperti Ebola, virus Marburg menyerang membran mukosa, kulit dan organ tubuh. Tingkat fatalitas mencapai 90 persen.
Foto: picture alliance/dpa
Ebola
Ada lima jenis virus Ebola, yakni: Zaire, Sudan, Tai Forest, Bundibugyo dan Reston. Virus Ebola Zaire adalah yang paling mematikan. Angka mortalitasnya 90%. Inilah jenis yang pernah menyebar antara lain di Guinea, Sierra Leone dan Liberia. Menurut ilmuwan kemungkinan kalong menjadi hewan yang menyebarkan virus ebola zaire ke kota-kota.
Foto: picture-alliance/NIAID/BSIP
HIV
Virus ini adalah salah satu yang paling mematikan di jaman modern. Sejak pertama kali dikenali tahun 1980-an, lebih dari 35 juta orang meninggal karena terinfeksi virus ini. HIV menyerang sistem kekebalan tubuh, dan melemahkan pertahanan terhadap infeksi dan sejumlah tipe kanker. (Gambar: ilustrasi partikel virus HIV di dalam darah.)
Foto: Imago Images/Science Photo Library
Dengue
Demam berdarah dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue. Ada beberapa jenis nyamuk yang menularkan virus tersebut. Demam dengue dapat membahayakan nyawa penderita. Antara lain lewat pendarahan, kebocoran pembuluh darah dan tekanan darah rendah. Dua milyar orang tinggal di kawasan yang terancam oleh demam dengue, termasuk di Indonesia.
Foto: picture-alliance/dpa
Hanta
Virus ini bisa diitemukan pada hewan pengerat seperti tikus. Manusia dapat tertular bila melakukan kontak dengan hewan dan kotorannya. Hanta berasal dari nama sungai dimana tentara AS diduga pertama kali terinfeksi virus tersebut saat Perang Korea tahun 1950. Gejalanya termasuk penyakit paru-paru, demam dan gagal ginjal.
Foto: REUTERS
H5N1
Berbagai kasus flu burung menyebabkan panik global. Tidak heran tingkat kematiannya mencapai 70 persen. Tapi sebenarnya, resiko tertular H5N1 cukup rendah. Manusia hanya bisa terinfeksi melalui kontak langsung dengan unggas. Ini penyebab mengapa kebanyakan korban ditemukan di Asia, di mana warga biasa tinggal dekat dengan ayam atau burung.
Foto: AP
Lassa
Seorang perawat di Nigeria adalah orang pertama yang terinfeksi virus Lassa. Virus ini dibawa oleh hewan pengerat. Kasusnya bisa menjadi endemis, yang artinya virus muncul di wilayah khusus, bagian barat Afrika, dan dapat kembali mewabah di sana setiap saat. Ilmuwan memperkirakan 15 persen hewan pengerat di daerah Afrika barat menjadi pembawa virus tersebut. (Sumber tambahan: livescience, Ed.: ml)
Foto: picture-alliance/dpa
8 foto1 | 8
dr Syahril melanjutkan, belum ada kasus suspek atau pasien yang dicurigai terpapar cacar monyet. Meski begitu, masyarakat harus tetap waspada jika muncul gejala seperti demam tinggi, ruam pada wajah, telapak tangan, kaki, mukosa, alat kelamin, dan selaput lendir mata.
"Belum ada kasus di Indonesia. Suspek juga belum ada," tegasnya. (ha)