Rencana kenaikan PPN menjadi 12% di 2025 memicu gelombang penolakan di media sosial. Ajakan untuk menolak kebijakan ini ramai dengan pesan berlatar biru dan lambang garuda.
Iklan
Rencana kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11% menjadi 12% di 2025 mendapatkan penolakan dari berbagai pihak. Penolakan itu ramai diserukan di media sosial dengan berbagai pesan berlatar biru dan terdapat lambang garuda.
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Deni Surjantoro mengatakan kenaikan PPN menjadi 12% di 2025 telah melalui pembahasan mendalam antara pemerintah dengan DPR RI. Rencana itu disebut telah mempertimbangkan berbagai aspek termasuk ekonomi dan sosial.
"Pada dasarnya kebijakan penyesuaian tarif PPN 1% tersebut telah melalui pembahasan yang mendalam antara pemerintah dengan DPR dan pastinya telah mempertimbangkan berbagai aspek antara lain aspek ekonomi, sosial dan fiskal," kata Deni kepada detikcom, Kamis (21/11/2024).
Penghamburan Uang Pajak Tidak Logis
20 miliar Euro uang pajak Jerman dihamburkan tahun lalu, untuk hal-hal aneh, tidak logis dan ganjil. Misalnya: untuk membekukan sperma ayam, membantu pabrik bir menghemat energi atau menyubsidi manula di Cina.
Foto: Nikolai Sorokin - Fotolia.com
Subsidi untuk George Clooney
Subsidi untuk sektor perfilman Jerman juga dinikmati film yang dibintangi George Clooney 'Monuments Men.' Film Holywood ini mendapat tunjangan 8,5 juta Euro dari uang pajak yang 'nyasar,' karena sebetulnya untuk pengembangan sektor perfilman Jerman.
Foto: picture-alliance/dpa
Bantuan bagi Penari Inovatif
Budaya tarian inovatif di Jerman disubsidi sekitar 3,5 juta Euro. Aliansi pembayar pajak sulit mengerti kegunaannya bagi masyarakat luas, dan menuntut inisiatif semacam itu hendaknya didukung dana sektor swasta.
Foto: Steffen Müller / Marc Engenhart
Membekukan Sperma Ayam Jantan
Perhimpunan peternak ayam ras Jerman dan Institut Friedrich-Loeffler hingga tahun 2017 seluruhnya mendapat bantuan dari uang pajak anggaran kementerian pertanian Jerman sebesar 480.000 Euro. Tujuannya: membekukan sperma ayam ras jantan, agar eksistensi ayam ras Jerman tetap dipertahankan di masa depan.
Foto: Fotolia
Membantu Manula Cina
Kementerian pendidikan Jerman bekerjasama dengan Cina hendak mendidik petugas pengurus manula. Dengan dana bantuan sebesar 1,2 juta Euro itu, juga hendak didorong kesadaran warga Cina untuk pelayanan manula, serta dijalin kemitraan antara sekolah tinggi kedokteran di Cina dengan akademi Jerman untuk profesi kesehatan.
Foto: MARK RALSTON/AFP/Getty Images
Subsidi Pemeliharaan Anak Belita
Untuk subsidi pemeliharaan anak balita, 2014 ini dianggarkan sekitar 515 juta Euro dari uang pajak. Aliansi pembayar pajak menilai subsidi itu bukan solidaritas bagi warga miskin, melainkan tambahan uang bagi orang tua yang sudah kaya, yang tidak memerlukan subsidi bagi pemeliharaan anak balitanya.
Foto: Fotolia/bella
Proyek Ramah Iklim Manula 60+
Pemerintah Jerman menyediakan anggaran sebesar 1,4 juta Euro untuk membuat proyek situs internet 'hijau' bagi manula berusia 60 tahun ke atas. Tujuannya: memberikan saran dan informasi, bagaimana agar dapat tetap bergerak dan lincah serta ramah iklim kepada para pensiunan.
Foto: Fotolia/jörn buchheim
Pakan Ternak Warna Warni
Tanaman 'Lupinus' sejenis kacang untuk pakan ternak ekologis yang bunganya berwarna ungu, dinilai oleh kementerian pertanian Jerman sebagai warna monokrom yang amat membosankan. Untuk itu ditanam jenis lain yang bunganya berwarna putih dan kuning dengan disubsidi sebesar 280.000 Euro.
Foto: imago
Pabrik Bir Hemat Energi
Pabrik bir Erdinger Weißbräu dekat München menerima subsidi 640.000 Euro dari kementerian ekonomi Jerman, sebagai proyek percontohan pabrik bir yang penggunaan energinya efisien. Caranya: energi panas diubah jadi listrik untuk memenuhi kebutuhan pabrik. Sebuah konsep mahal yang pembiayaannya harus ditanggung pembayar pajak.
Foto: imago
8 foto1 | 8
Selain itu, Deni menyebut rencana kenaikan PPN menjadi 12% juga telah memperhatikan kajian ilmiah yang melibatkan para akademisi dan praktisi.
"Bahkan juga memperhatikan kajian ilmiah yang melibatkan para akademisi dan para praktisi," ucap perwakilan dari kantor Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati itu.Jelang kebijakan tersebut diberlakukan, media sosial diramaikan dengan ajakan tolak PPN 12%. Berikut berbagai isi pesannya:
Menarik Pajak Tanpa Timbal Balik Untuk Rakyat Adalah Sebuah Kejahatan
Jangan Minta Pajak Besar Kalau Belum Becus Melayani Rakyat
Jangan Kebiasaan Malakin Rakyat!
Bebankan Pajak Besar Untuk Pembalak Hutan, Pengeruk Bumi dan Industri Tersier. Jangan Palak Rakyat Terus-terusan