Perbudakan nelayan Asia di Kepulauan Aru, Maluku, jadi sorotan internasional. Tim investigasi dari Indonesia, Myanmar dan Thailand akan dikerahkan. Banyak nelayan mencoba melarikan diri.
Iklan
Indonesia berupaya mengungkap praktek perbudakan nelayan besar-besaran yang diberitakan terjadi di Benjina, Kepulauan Aru, Maluku. Kantor berita AP sejak dua minggu lalu menurunkan laporan investigatif mendalam tentang perbudakan itu, yang melibatkan ribuan nelayan asal Myanmar, Kamboja dan wilayah-wilayah miskin di Thailand.
Menurut laporan AP, praktek itu dilakukan oleh sebuah perusahaan asal Thailand, yang mengekspor ikan ke seluruh dunia, termasuk ke Eropa dan Amerika Serikat. Para nelayan budak di atas kapal itu hanya mendapat sedikit makanan, tinggal di ruang kabin sempit yang mirip kandang, bahkan ada juga yang dimasukkan ke dalam sel..
Wartawan AP sempat mewawancarai sekitar 40 nelayan, yang kebanyakan berasal dari Myanmar. Kapal tersebut dioperasikan perusahaan Thailand, tapi berbendera Indonesia.
Diperlakukan seperti budak
Para nelayan menceritakan, mereka diperlakukan layaknya budak oleh majikannya, seperti ditendang dan dicambuk, atau diberi taser sengatan listrik jika pekerjaannya dianggap tidak memuaskan. Ada nelayan yang jatuh sakit dan tidak diberi obat.
Beberapa orang mengaku direkrut di Thailand dan dijanjikan pekerjaan di sana. Tapi mereka kemudian dibawa ke perairan Indonesia dan harus bekerja siang malam dengan sedikit atau tanpa bayaran sama sekali.
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengungkapkan, kasus perbudakan itu dilakukan PT Pusaka Benjina Resources, yang mengoperasikan kapal-kapal asal Thailand. Koordinator Bidang Kemaritiman dari Kementerian Perikanan kini tengah memeriksa kasus perbudakan yang terjadi di Benjina.
Amerika dan Eropa kecam perbudakan nelayan
Menteri Susi Pudjiastuti mengatakan, Amerika Serikat (AS) dan Eropa mengancam akan memboikot produk perikananan Indonesia jika kasus ini tidak segera ditangani. Susi juga pernah menerangkan, kasus perbudakan di Bejina sulit terungkap, sebab kebanyakan korban takut memberi kesaksian.
Nelayan Tumpuan Negara
Sektor perikanan memegang peranan penting bagi Vietnam. Tetapi sektor ini sekarang menghadapi masalah besar akibat adanya pertikaian wilayah laut dengan Cina.
Foto: DW/R. Ebbighausen
Negara Nelayan
Pagi hari, pelabuhan kota Danang di Vietnam tengah mulai aktif. Sektor perikanan sejak dulu pegang peranan penting dalam perekonomian negara tersebut.
Foto: DW/R. Ebbighausen
Perusahaan Keluarga
Sebagian besar sektor perikanan merupakan bisnis keluarga. Awak kapal penangkap ikan ini baru saja menurunkan hasil tangkapan. Baru beberapa tahun belakangan ini industri penangkapan ikan berkembang.
Foto: DW/R. Ebbighausen
Pasar Ikan
Dengan bantuan perahu kecil, hasil tangkapan dibawa ke darat dan diterima pedagang. Banyak pedagang membeli untuk restoran atau hotel besar di Danang.
Foto: DW/R. Ebbighausen
Pedagang Besar
Pedagang besar, yang menerima tangkapan ikan dan mengangkutnya dengan truk besar tidak banyak di Danang. Tapi ekspor meningkat, misalnya ekspor makanan laut ke Uni Eropa.
Foto: DW/R. Ebbighausen
Di Daratan
Di daratan, seperti di pelabuhan Sa Ky (foto) pedagang kecil menjual ikan dan udang terutama bagi warga setempat. Ketika pria melanjutkan pekerjaan di kapal, kaum perempuan kerap mengambil alih penjualan. Sebuah kapal bisa memberi makan bagi 15 keluarga.
Foto: DW/R. Ebbighausen
Kerja Keras
Badan statistik Vietnam mencatat adanya 30.000 kapal nelayan. Di tiap kapal bekerja 10 sampai 15 pria, yang berada di laut sampai sebulan. Mereka hidup berdesak-desakan. Sebuah kamar besarnya hanya sekitar 15 meter persegi.
Foto: DW/R. Ebbighausen
Perbaikan
Dalam pekerjaan berupa perbaikan peralatan yang sangat diperlukan, misalnya memperbaiki jala, biasaya seluruh keluarga diikutsertakan. Tanpa kerja sama sumber mata pencaharian tidak mungkin terjamin.
Foto: DW/R. Ebbighausen
Cekcok Teritorial
Penempatan anjungan pengeboran lepas pantai HD981 oleh Cina di daerah perairan yang dipersengketakan, jelas memperburuk situasi nelayan. Kapal Cina dan Vietnam semakin sering bentrok.
Foto: picture-alliance/dpa
Korbannya
Di dok pelabuhan Danang ditambat kapal Vietnam berkode 90152. Kapal itu ditenggelamkan tanggal 27 Mei 2014 ketika bertabrakan dengan kapal pengawas pantai Cina. Pemerintah Vietnam membelinya dari pemilik kapal sebagai bukti agresi Cina di wilayah mereka.
Foto: DW/R. Ebbighausen
Patriotisme
Di daerah pantai Vietnam propaganda bisa dijumpai di mana-mana. Spanduk ini bertujuan jadi peringatan, bahwa pulau ini, yang berlokasi di dekat pantai Vietnam, adalah milik negara Vietnam. Akhir pertikaian sejauh ini belum terlihat.
Foto: DW/R. Ebbighausen
10 foto1 | 10
Amerika Serikat dan Eropa sebelumnya mengecam perbudakan ribuan nelayan dari sejumlah negara di Asia Tenggara itu, dan menyatakan akan menghentikan impor ikan yang berasal dari kerja paksa.
"Kami mengecam keras praktik kerja paksa dalam bentuk apapun, termasuk di sektor perikanan, dan aturan di Amerika Serikat memang melarang impor barang hasil perbudakan," kata pejabat luar negeri Amerika Serikat urusan lingkungan hidup, Catherine A Novelli, di Jakarta hari Kamis (02/04).