1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Travel

Kemenlu Australia Minta Pejabatnya Tidak Terbang Dengan Lion

29 Oktober 2018

Kementerian Luar Negeri Australia mengatakan para pegawai dan kontraktor yang bekerja untuk mereka "telah diinstruksikan untuk tidak terbang dengan maskapai Lion atau pun anak perusahaannya."

Indonesische Luftlinie Lion Air, Boeing 737
Foto: picture-alliance/E. Thompson

Pernyataan yang dimuat di laman internet kementerian ini menyusul jatuhnya pesawat Lion Air, Senin (29/10) di perairan Karawang. Kementrian mengatakan keputusan itu akan ditinjau ulang setelah adanya hasil temuan dari investigasi kecelakaan tersebut.

Sementara itu meski pencarian terus dilakukan oleh Badan SAR Nasional (Basarnas), kemungkinan untuk menemukan korban yang masih hidup sangat kecil.

Direktur operasi di agensi, Bambang Suryo Aji, mengatakan upaya pencarian kini berfokus pada menemukan mayat. Dia mengatakan enam kantong mayat telah digunakan sejauh ini untuk menampung potongan jenazah.

Aji mengatakan tidak berharap menemukan korban selamat selamat dari pesawat yang jatuh ke laut Karawang hanya sekitar 13 menit setelah tinggal landas itu. Total ada 189 orang di dalam pesawat nahas itu termasuk penumpang dan awak pesawat (sebelumnya diberitakan ada 188 orang).

Lebih lanjut Aji mengatakan lokasi lambung pesawat belum diidentifikasi. Perairan tempat pesawat jatuh diperkirakan memiliki kedalaman 30 meter. Pencarian saat ini direncanakan berlangsung selama tujuh hari dan bisa diperpanjang.

Disewa dari perusahaan di Cina

Kantor berita resmi Cina (CNS) mengatakan bahwa Lion Air menyewa pesawat tersebut dari sebuah perusahaan di Cina yaitu China Minsheng Investment Group Leasing Holdings Ltd. CMIG Leasing adalah bagian dari CMIG grup, yang memiliki bisnis di beberapa bidang termasuk logistik, energi dan perawatan kesehatan.

Menurut kantor berita CNS, praktik penyewaan pesawat ini adalah hal yang wajar dijumpai dalam pengoperasian angkutan penerbangan sipil. Namun ia mengatakan CMIG tidak mengeluarkan komentar apapun terkait hal ini.

Situs web pelacakan penerbangan Flightradar24 mengatakan pesawat Lion Air yang jatuh adalah pesawat baru yang baru beroperasi selama beberapa bulan.

Situs ini mengatakan pesawat Max 877 terdaftar sebagai PK-LQP dan dikirim ke maskapai Agustus lalu. Max 8 adalah bagian dari seri 737 terbaru dari Boeing Co yang menggantikan seri 737-800.

Juru bicara Boeing, Paul Lewis, mengatakan Boeing "memantau dengan seksama situasi ini" tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang pesawat yang bersangkutan.

Dalam sebuah konferensi pers di Jakarta, pejabat keselamatan penerbangan dan transportasi Indonesia mengatakan pilot pesawat meminta izin untuk kembali ke Jakarta hanya sekitar sekitar dua hingga tiga menit setelah lepas landas dan permintaan ini telah disetujui.

Novie Riyanto, kepala AirNav yang mengelola lalu lintas udara di Indonesia, mengatakan bahwa ada dua orang asing di atas pesawat: pilotnya berasal dari India bernama Bhavye Suneja dan seorang warga negara Italia.

Keluarga masih tunggu kepastian

Para anggota keluarga penumpang pesawat ini masih menunggu kepastian kabar orang yang mereka cintai.

Feni, salah satu keluarga penumpang, mengatakan adik perempuannya yang akan segera menikah terbang dengan pesawat itu untuk bertemu kerabat di Pangkal Pinang.

"Kami di sini untuk menemukan informasi tentang adik perempuan saya, tunangan, mertuanya dan teman mereka, "kata Feni.

"Kami tidak punya informasi apa pun," katanya, "Tidak ada yang memberi kami informasi apa pun yang kita butuhkan. "Kami bingung. Kami berharap keluarga kami masih hidup," katanya.

Sementara Sony Setiawan, pegawai Kementerian Keuangan di Bangka-Belitung yang ketinggalan pesawat karena kemacetan lalu lintas mengatakan: "Lutut saya lemas dan saya menangis ketika mendengar berita itu," kata Sony kepada CNN Indonesia.

"Teman-teman saya ada di pesawat itu."

ae/hp (ap,dpa)