1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
SosialRepublik Moldova

Kemiskinan Giring Perempuan Moldova Menjadi Pekerja Seks

Violeta Colesnic
20 Januari 2023

Banyak pekerja seks di Moldova melakukannya untuk memberi makan keluarga. Sering mengalami penghinaan dan kekerasan, tetapi tidak mendapat perlindungan dari polisi karena pekerjaannya illegal.

Foto ilustrasi pekerja seks
Foto ilustrasi pekerja seksFoto: picture-alliance/empics/Y. Mok

"Di balik kesopanan seorang klien yang berpakaian bagus, bisa (berubah) menjadi monster," kata seorang pekerja seks Moldova. Dia dia bekerja di sebuah jalan di Moldova utara. DW menemuinya dengan dua rekannya.

Para perempuan pekerja seks komresial itu menggambarkan betapa berbahayanya pekerjaan mereka: "Mariana mereka gantung, Natasha ditenggelamkan. Dan saya tidak ingat persis, bagaimana Lulia meninggal," kata seorang. "Mereka memukuli Tanea sampai mati. Mayatnya ditemukan di pinggir jalan di desa. Mayat pekerja seks lainnya dibuang di kanal. Saat ditemukan, hanya bisa dikenali dari pakaiannya."

Moldova adalah salah satu negara termiskin di Eropa dan berpenduduk kurang dari tiga juta orang. Sepertiga dari sekitar 15.800 pekerja seks perempuan di negara bekas Uni Sovyet itu bekerja di ibu kota Chisinau. Untuk pekerja seks laki-laki tidak ada statistiknya.

Mereka berbicara tentang ketakutan dan penghinaan, dan mengatakan sering dikejar oleh petugas kepolisian di malam hari. "Johns" yang membayar layanan mereka sering kali merendahkan, memukuli, dan melecehkan mereka. Sebagian besar perempuan ini mengatakan, terpaksa melakukan pekerjaan sebagai penjaja seks karena putus asa, karena itulah satu-satunya cara mereka dapat memberi makan keluarga mereka dan bertahan hidup.

Jalan "Calea Basarabiei", di ibu kota Moldova, membentang sepanjang tiga kilometer lebih. Di sinilah para pekerja seks perempuan menunggu klien di kedua sisi jalan. Mereka membagi jalan itu di antara berbagai kelompok yang bekerja di sana.

Pendatang baru tidak selalu diterima: "Kami sudah tua, 36 atau bahkan 46 tahun, dan laki-laki yang datang ke sini untuk berhubungan seks selalu memilih yang lebih muda, jadi kami mengusir perempuan muda," kata seorang perempuan yang pernah menjadi pekerja seks selama lebih dari 20 tahun.

Republik Moldova, negara termiskin di Eropa

Seks untuk 5 euro

Dia mengatakan, sejak dimulainya perang di Ukraina, beberapa kelompok perempuan Ukraina juga muncul di jalan-jalan Chisinau, tetapi mereka punya mucikari. "Dan mereka hanya bekerja malam, selalu di tempat yang sama."

Yang lain menegaskan, pekerja seks komersial di Moldova saat ini biasanya tidak diatur oleh mucikari. Mereka bekerja secara mandiri dan menegosiasikan harga langsung dengan klien. Pekerja seks kelas atas bisa pasang tarif seratus euro per malam, tetapi yang bekerja di jalanan biasanya dibayar antara 10 sampai 25 euro per klien. Semakin kecil kotanya, semakin rendah tarifnya: Di kota kecil dengan 30.000 penduduk, tarifnya bisa turun sampai 5 euro.

Selain perempuan yang berjejer memajang diri di jalanan, ada juga yang disebut "gadis apartemen", yang menawarkan jasanya di rumah sendiri atau di rumah klien.

Banyak pelajar atau perempuan yang sudah menikah yang bekerja menjajakan seks dan melakukannya secara diam-diam. Diana adalah salah satunya. Dia punya dua anak, dan suaminya menganggur. Dia sendiri punya pekerjaan tetap, tetapi gajinya sebanyak 172 euro sebulan tidak cukup untuk memberi makan keluarga beranggotakan empat orang.

Itu alasannya dia menjadi pekerja seks: "Saya akan melakukan apa saja supaya anak-anak saya tidak kelaparan," katanya. "Saya menjalani kehidupan ganda, tidak ada yang tahu tentang profesi yang kedua. Saya masih hadir dalam kehidupan anak-anak saya, saya ibu yang baik."

Pekerja seks perempuan di Chisinau, MoldovaFoto: Violeta Colesnic

Banyak pekerja seks alami kekerasan seksual di masa mudanya

Menurut sebuah studi organisasi non-pemerintah Act for Involvement, sekitar setengah dari semua pekerja seks perempuan di Chisinau pernah menjadi korban kekerasan seksual di masa kanak-kanak atau remaja mereka. Olga, yang telah menjadi pekerja seks selama 26 tahun mengatakan, diperkosa oleh suami gurunya pada saat dia berusia 12 tahun. Dia mengatakan dia tutup mulut karena pemerkosa mengancam akan membunuhnya; jika dia memberi tahu siapa pun. "Saya tidak mengatakan apa-apa karena saya terlalu takut. Begitulah awal saya tidur dengan laki-laki demi uang"

Menurut lembaga AIDS PBB, UNAIDS, 2,7% pekerja seks perempuan Moldova terinfeksi HIV. Seorang pekerja seks kelas atas yang terinfeksi HIV mengatakan, kliennya termasuk pejabat, pengusaha sukses, walikota, dan politisi. Dia tidak tahu siapa di antara mereka yang menularkan HIV. Setelah terinfeksi HIV, dia kehilangan klien dan sumber pendapatan..

Banyak pekerja seks dari berbagai kota di Moldova mengatakan, mereka terkejut karena sekarang banyak pekerja seks remaja di jalanan. "Gadis-gadis termuda baru berusia 12 tahun," kata seorang pekerja seks. "Polisi sudah tahu, pekerja sosial mungkin juga tahu, tapi juga tidak ada yang bertindak untuk menyelamatkan mereka."

(hp/as)