1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tak ada alasan untuk cemburu

Bernd Riegert8 Juni 2013

Eropa mencari posisinya di dunia internasional sembari mengamati KTT China dan AS. Dengan sikap tenang atau cemburu?

--- 2013_06_07_obama_xi_ashton.psd

Dua presiden negara yang nyaris setara namun bersaing, yaitu Cina dan Amerika Serikat melakukan pembicaraan. AS dan Cina adalah negara dengan kekuatan ekonomi internasional nomor satu dan nomor tiga. Sementara posisi kedua diduduki Uni Eropa. Pakar politik Cina, Yan Xuetong dari Tsinghua University, Beijing mengatakan: "Hubungan bilateral AS dan Cina akan menjadi yang terpenting di dunia. Tidak ada kemitraan lain yang lebih penting". Jadi, haruskah Eropa kini khawatir akan tersisihkan? Apakah wilayah Pasifik lebih penting ketimbang Atlantik?

Kemitraan Eropa dengan Cina tidak dapat dibandingkan

Graf Lambsdorff, pakar kebijakan luar negeri Partai Liberal Jerman, FDP di Parlemen Eropa mengatakan kepada Deutsche Welle, sulit membandingkan hubungan mana yang lebih penting, karena sangat berbeda. AS dan Cina secara geostrategis bersaing di wilayah Pasifik. AS punya kesepakatan keamanan bilateral dengan Jepang dan Korea Selatan. Cina punya kepentingan besar di wilayah itu, sementara sejumlah konflik belum juga terselesaikan di Laut Cina Selatan. Baik AS maupun Eropa menjalin kemitraan ekonomi yang erat dengan Cina, tambahnya.

Alexander Graf LambsdorffFoto: lambsdorffdirekt.de

Presiden Komisi Eropa, Jose Barroso juga tidak melihat adanya alasan mencemburui hubungan AS dan Cina. Pada KTT dengan Cina tahun lalu Barroso mengatakan: "Hubungan antara Uni Eropa dan Cina adalah contoh bagaimana dua mitra besar yang multiporos dapat bekerja sama."

"Eropa tetap mitra penting"

Kementrian Luar Negeri AS juga menepis kekhawatiran, AS mengabaikan Eropa melalui kebijakan "rebalancing", yaitu lebih memfokuskan kekuatan militer dan pendanaan ke wilayah Pasifik. Hal itu juga ditegaskan Presiden Obama dalam pidato kepresidenannya.

Menlu AS Kerry dan PM China Li KeqiangFoto: Reuters

Graf Lambsdorf juga berpendapat sama dan mengatakan, rencana zona bebas perdagangan antara AS dan Eropa akan lebih mempererat hubungan kedua pihak yang memang sebelumnya sudah sangat kuat. Di sisi lain, kepentingan AS di Asia dapat dimengerti, pasalnya AS adalah negara Pasifik. Jadi wajarlah bila AS mencermati perkembangan Cina, tambahnya.

Eropa Sebagai Mitra Perdagangan Sulit

Bagi Cina perundingan dengan AS mungkin lebih mudah ketimbang dengan Uni Eropa. Di Washington, Cina hanya berunding dengan satu mitra sementara di Brussel dengan 27 mitra negara anggota Uni Eropa, kerap dengan kepentingan yang berbeda. Dalam isu perdagangan pun negara anggota Uni Eropa tidak seiya-sekata. Ketidaksepakatan internal Uni Erop juga dapat memudahkan Cina dan AS memprovokasi pertikaian di antara negara anggota Uni Eropa. Kepala kebijakan luar negeri UE, Chatherine Ashton cukup repot untuk mencari kesepakatan suara.

Catherine Ashton dan Menlu China, Wang YiFoto: Reuters

Meski politisi AS dan pakar Eropa selalu menegaskan untuk tidak usah mengkhawatirkan kebijakan luar negeri AS yang baru, namun banyak pihak di Eropa berpendapat lain. Harian Spanyol El Pais dalam komentarnya pekan ini menulis: "Aliansi antara Amerika dan Asia mengubah peta dunia. Pasifik akan menjadi wilayah sangat penting abad ke-21. Amerika Latin juga akan berorientasi ke Pasifik dan Asia", demikian El Pais.

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait