1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikIndia

Kenapa India Ingin Berdialog dengan Taliban?

17 Juni 2021

India dikabarkan berusaha membuka kanal diplomasi dengan Taliban, setidaknya dengan faksi yang tidak berada di bawah pengaruh Pakistan atau Iran. Apa kepentingan India dengan kelompok Islamis tersebut?

Ilustrasi pejuang Taliban
Ilustrasi pejuang TalibanFoto: picture alliance/Photoshot

Manuver New Delhi diyakini untuk menyambut penarikan mundur pasukan NATO dari Afghanistan pada 11 September mendatang. Meski India atau Taliban membantah, Kementerian Luar Negeri di Delhi memastikan pihaknya "berhubungan dengan semua pihak” dalam proses rekonstruksi Afghanistan.

Jika benar, langkah itu menandakan pergeseran pada kebijakan luar negeri India. 

"Hal ini adalah perubahan besar, karena New Delhi membuka kanal komunikasi dari sebelumnya yang tidak ada sama sekali,” kata Michael Kigelman, Wakil Direktur Asia Selatan di Wilson Centre, kepada DW.

"Tapi ini tidak mengejutkan,” imbuhnya. "Dalam beberapa bulan terakhir sudah muncul indikasi bahwa India berusaha menghubungi Taliban. Sekarang situasinya berubah karena India selama ini merupakan aktor regional yang penting, tapi tanpa pengaruh terhadap Taliban. Setiap negara di kawasan membangun relasi dengan mereka.”

Sejak invasi AS pada 2001, India mencoba menanamkan pengaruh di Afghanistan. Sejauh ini New Delhi sudah mengucurkan dana bantuan rekonstruksi senilai USD 2 miliar, yang terbesar di kawasan. Pada November 2020, India mengumumkan 150 proyek baru senilai USD 80 juta di Afghanistan.

"Mengingat investasi yang besar, kenapa India lantas menyerahkan podium kepada Pakistan?” kata Harsh V Pant, Direktur Studi Strategis di Yayasan Observer Research di New Delhi. "India akan mengupayakan segala hal untuk melindungi kepentingannya di Afghanistan.”

"Ini berarti India harus berbicara dengan semua pihak,” tuturnya.

Sejarah panjang kecurigaan

Kugelman meyakini, isu keamanan menjadi hal terpenting dalam pendekatan New Delhi. "Pada akhirnya, India hanya ingin memastikan warga negara dan kepentingannya di Afghanistan tidak menjadi sasaran serangan Taliban.”

India sejak awal melihat Taliban sebagai sekutu Pakistan. Pengaruh New Delhi yang memanfaatkan invasi Uni Sovyet pada 1980an, menyusut drastis sejak Taliban naik ke kekuasaan pada 1996.

Meski secara resmi tidak berhubungan, pada 1999 kelompok Islam garis keras itu membantu New Delhi menegosiasikan pembebasan sandera dalam sebuah pembajakan oleh sebuah kelompok teror di Kandahar.

Nasratullah Stanakzai, seorang dosen di Universitas Kabul, menilai India tidak punya pilihan selain berhubungan dengan Taliban. "Tidak ada teman atau musuh abadi dalam politik,” kata dia.

Bagi Taliban, India bisa menjadi penghubung ke dunia internasional untuk menjamin kucuran dana bantuan. Terlebih, menurut Ahmad Saidi, bekas diplomat Afghanistan di Pakistan, Taliban juga mengkhawatirkan peran India.

"Taliban takut jika India mengancam kepentingan mereka di Afghanstan. Sebab itu, Taliban ingin memastikan kepada India bahwa kepentingan mereka akan terjaga,” tukasnya.

Saat ini proses pendekatan antara India dan Taliban masih berada dalam tahap awal. Menurut Kugelman, New Delhi "sebaliknya khawatir, kekuasaan Taliban akan mendorong tumbuhnya gerakan militan Islamis di Afghanistan.”

Koresponden DW, Masood Saifullah, ikut membantu pembuatan laporan ini.

rzn/gtp 

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait