1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
EkonomiTurki

Kenapa Lira Turki Ambruk Sepekan Usai Terpilihnya Erdogan?

8 Juni 2023

Analis meyakini runtuhnya nilai tukar Lira berkaitan dengan penunjukkan menteri keuangan baru, Mehmet Simsek. Dia membatasi intervensi Bank Sentral dan dikabarkan bersiap menaikkan suku bunga acuan.

Mata uang Lira Turki
Mata uang Lira TurkiFoto: DesignIt/Zoonar/picture alliance

Nilai tukar mata uang Lira Turki kembali anjlok ke level terendah pada Rabu (7/6) dan bertengger di kisaran 23,19 terhadap Dollar Amerika Serikat. Penurunan sebesar tujuh persen mencatatkan rekor baru sejak 2021, ketika Lira terjerembab akibat kebijakan ekonomi Presiden Recep Tayyip Erdogan.

Ambruknya Lira terjadi hanya sepekan setelah Erdogan kembali terpilih untuk masa jabatan ketiga. Dia selama ini bersikeras mempromosikan suku bunga rendah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, bahkan menyebut bunga bank yang tinggi sebagai "orang tua semua setan" yang dipromosikan oleh "lobi kepentingan asing."

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bersama Menteri Keuangan Mehmet Simsek (2 dari ka.) di AnkaraFoto: Umit Bektas/REUTERS

Pergeseran politik suku bunga

Sejumlah analis meyakini runtuhnya mata uang nasional disebabkan oleh kebijakan Bank Sentral yang mulai membatasi intervensi pasar. Menyusul periode nilai tukar yang stabil, otoritas di Ankara tidak lagi giat membeli Lira untuk menstabilkan nilai tukar.

Pengamat lain menilai perubahan kebijakan di Bank Sentral menandakan masa jabatan menteri keuangan yang baru, Mehmet Simsek. Dia sejak lama dikenal kritis terhadap kebijakan pemerintah dan diyakini akan segera menggerek suku bunga ke level yang lebih tinggi.

Bulan lalu, cadangan valuta asing milik Bank Sentral sudah lebih dulu anjlok ke level minus USD 4,4 miliar.

Penunjukkan Simsek dilihat sebagai titik balik dalam kebijakan ekonomi Erdogan. Bekas wakil perdana menteri yang pernah menjabat menteri keuangan antara 2009 dan 2015 itu dihormati oleh investor asing. Dia pernah dikutip menekankan pentingnya mengembalikan perekonomian ke landasan "rasional," dan bahwa tidak ada formula untuk keluar dari krisis dengan cepat.

Inflation increases skiing in Turkey

03:26

This browser does not support the video element.

Simsek bakal menghadapi tumpukan pekerjaan rumah di Kementerian Keuangan. "Sejak beberapa tahun terakhir, Turki tidak kekurangan menteri keuangan atau pejabat bank sentral yang pintar. Tapi setiap kali ada seseorang yang berusaha menjalankan tugasnya dengan benar, yang artinya menaikkan suku bunga, dia akan dipecat," kata Ipek Ozkardeskaya, analis senior di Swissquote Bank.

Turki nantikan suku bunga tinggi?

Sejumlah analis berspekulasi, Bank Sentral Turki tidak akan menunggu sampai konvensi pada 22 Juni mendatang untuk menaikkan suku bunga acuan. Kenaikan darurat "adalah sangat mungkin dan bisa menstabilkan pasar dalam jangka pendek," kata Ulricht Leuchtmann, Direktur FX Research di Commerzbank, Jerman.

"Rasanya seperti awal sebuah krisis bagi Lira," ujarnya. "Hal ini terjadi jika Anda menghadapi tindakan yang drastis, di mana Anda menyangka situasinya akan tetap sama, tapi tiba-tiba segalanya berubah."

Erdogan juga dikabarkan sedang mempertimbangkan pergantian di pucuk Bank Sentral. Kandidat terkuat saat ini adalah Hafize Gaye Erkan, seorang direktur keuangan senior di AS. Erkan diwartakan pernah bertemu Simnsek baru-baru ini dan dijadwalkan bertemu Erdogan, lapor kantor berita Reuters.

rzn/hp (afp,rtr)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait