1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
EkonomiThailand

Kenapa Makin Sedikit Turis Cina yang Berlibur di Thailand?

6 Desember 2023

Biro pariwisata Thailand memperkirakan jumlah turis Cina hampir 1,5 juta orang, lebih sedikit dibandingkan proyeksi awal tahun. Perubahan tren pariwisata dan masalah ekonomi di Cina mungkin menjadi penyebabnya.

Chinatown Bangkok, destinasi wisata populer bagi turis Cina
Jumlah turis Cina yang mengunjungi Chinatown Bangkok tahun ini lebih sedikitFoto: Tommy Walker/DW

Turis Cina yang datang ke Thailand tahun 2023 jauh lebih sedikit dari yang telah diperkirakan, menurut prediksi biro pariwisata Thailand. 

Thailand telah memperkirakan adanya lonjakan kunjungan wisatawan dari Cina, menyusul perbatasan yang akhirnya dibuka kembali setelah pandemi COVID-19.

Biro pariwisata Thailand awalnya memperkirakan kedatangan sekitar lima juta turis Cina pada tahun 2023. Namun, sejauh ini hanya sekitar tiga juta wisatawan Cina yang berkunjung. 

Perubahan tren dalam pariwisata Cina

Vincent Zhuang, seorang jurnalis dari Cina dan mantan editor di Robb Report, sebuah majalah gaya hidup mewah, mengatakan bahwa tren pariwisata Cina berubah. 

"Turis Cina telah banyak berubah," kata Zhuang kepada DW. Dia menambahkan bahwa turis Cina kini lebih banyak melakukan perjalanan di dalam negeri, karena harga tiket pesawat dan hotel masih tetap tinggi di wilayah Asia lainnya. 

"Ada banyak pilihan di Cina, baik untuk wisatawan mewah maupun ekonomi," kata Zhuang. 

Seorang turis yang berada di jalanan "Chinatown" Bangkok pada malam hariFoto: Tommy Walker/DW

Masalah ekonomi Cina, yang meliputi krisis properti, pasar kerja yang semakin memburuk, dan angka pengangguran di kalangan pemuda yang mencapai rekor tertinggi, juga berkontribusi pada keputusan warga Cina untuk berpikir dua kali jika ingin bepergian ke luar negeri. 

Dengan berkurangnya daya beli masyarakat Cina, jumlah penerbangan internasional yang menghubungkan Cina dan Thailand juga masih belum bisa kembali ke tingkat sebelum pandemi, kata para pejabat. 

"Chinatown” di Bangkok merupakan salah satu tempat populer bagi wisatawan internasional, tersedia banyak kedai makanan, hidangan otentik Cina, serta hiasan lampu-lampu neon yang benderang. 

Namun, para pemilik toko dan pedagang pasar di Chinatown Bangkok mengatakan kepada DW bahwa jumlah turis Cina tahun ini jauh lebih sedikit dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. 

Di lokasi wisata populer lainnya, seperti Phuket di Thailand selatan, pemesanan kamar hotel pengunjung dari Cina juga jauh lebih rendah dari yang diperkirakan. 

"Cina sebelum pandemi dulunya adalah salah satu negara utama kami... Saya pikir hampir 18 hingga 20% dari bisnis kami berasal dari Cina, dan sangat bergantung pada kelompok tur," kata Ranjeet Viswanathan, Direktur Penjualan & Pemasaran di Resor Hyatt Regency Phuket. 

"Pemesanan saat ini, Cina menyumbang sekitar 5% dari bisnis saya," katanya kepada DW.

  

Wihara Terapung Simbol Perang Erosi Pantai Thailand

01:41

This browser does not support the video element.

Masalah citra negara Thailand 

Insiden penembakan di pusat perbelanjaan Siam Paragon di Bangkok pada bulan September lalu, yang menewaskan setidaknya tiga orang, termasuk satu warga negara Cina, menyebabkan sekitar 60.000 turis Cina membatalkan perjalanan mereka ke Thailand, menurut pejabat Bangkok. 

Bahkan film terlaris Tiongkok "No More Bets" yang dirilis pada bulan Agustus lalu, juga tidak memberikan gambaran yang positif tentang negara Thailand. 

Film tersebut menceritakan tentang warga negara Cina yang ditipu untuk melakukan perjalanan kerja ke luar negeri, hanya untuk dipaksa melakukan perjudian ilegal dan penipuan mata uang kripto di sebuah negara Asia Tenggara yang tidak disebutkan namanya. 

Namun, referensi secara tidak langsung mengenai Thailand hadir dalam film tersebut, seperti dalam salah satu adegan yang menunjukkan tanda jalan bertuliskan "Sukhumvit" yang merupakan nama distrik terkenal di Bangkok. 

Pantai Bang Tao, salah satu destinasi populer di ThailandFoto: Fokke Baarssen/Zoonar/picture alliance

Thailand berupaya menarik wisatawan Cina

Nithee Seeprae, Wakil Gubernur Otoritas Pariwisata Thailand mengakui bahwa masih banyak yang harus dilakukan untuk menunjukkan bahwa Thailand sangat menyambut baik kedatangan wisatawan Cina. 

"Menurut mitra perjalanan kami di Cina, para wisatawan masih percaya pada Thailand sebagai tujuan yang aman, tapi mungkin kami harus berkoordinasi dengan "influencer” Cina, dan komunitasnya di Thailand," jelas Seeprae kepada DW.  

Pemerintah Thailand juga telah mencoba untuk memberikan kemudahan bagi pengunjung dari Cina untuk masuk ke Thailand. 

Perdana Menteri (PM) Thailand Srettha Thavisin mengumumkan pada bulan September lalu bahwa turis Cina kini bisa memasuki Thailand selama 30 hari, tanpa memerlukan visa hingga akhir Februari mendatang. 

"Kebijakan ini sudah lama ditunggu-tunggu apabila Thailand ingin menarik lebih banyak pengunjung dari Cina," ungkap Gary Bowerman, seorang analis pariwisata Asia yang berbasis di Malaysia. 

Jelas sekali bahwa Thailand sangat berusaha keras untuk mendapatkan kembali keuntungan dari wisatawan Cina, yang telah menjadi salah satu pendorong perekonomian pariwisatanya. Ekonomi pariwisata Thailand menyumbang setidaknya 11,5% dari keseluruhan PDB negara tersebut pada tahun 2019. 

Dari rekor 39 juta kedatangan wisatawan asing pada tahun 2019 itu, lebih dari 11 jutanya merupakan turis asal Cina. Namun, setelah pandemi pada tahun 2022, Thailand hanya mampu menyambut 11 juta pengunjung internasional, di mana hanya 273.567 dari jumlah tersebut adalah pengunjung dari Cina.

"Thailand berharap adanya pola permintaan yang lebih stabil dan jumlah kedatangan wisatawan Cina yang lebih dapat diprediksi, serta pertumbuhan secara keseluruhan yang diperkirakan akan terjadi pada tahun 2024," ujar Bowerman.

"Namun, meramalkan angka yang tepat saat ini, dengan maskapai penerbangan yang masih gugup untuk menambah kapasitasnya, lebih seperti melambaikan tangan ke arah angin," tambahnya.

(kp/ha)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait