Setelah lama bermusuhan dan saling boikot, Qatar dan Uni Emirat Arab akhirnya kembali menjalin relasi dan bertukar duta besar. Pulihnya hubungan kedua negara jiran mengikuti tren pergeseran geopolitik di Timur Tengah.
Iklan
Kesepakatan damai pertama kali diumumkan kantor berita WAM awal pekan kemarin. "Uni Emirat Arab dan Qatar mengumumkan telah membuka kembali hubungan diplomasi antarnegara,” tulis media corong UEA tersebut.
Dengan langkah tersebut, ragam boikot dan blokade, yang sejak 2017 membebani hubungan kedua negara, kini hanya tinggal sejarah. Embargo yang dijatuhkan UEA bersama Arab Saudi, Bahrain dan Mesir itu resminya berakhir 2021 silam.
Sejak itu, kedua negara perlahan kembali mendekat, antara lain selama Piala Dunia 2022, ketika Doha mengundang pemimpin ketiga negara pemboikot sebagai tamu kehormatan. Puncaknya adalah pertukaran duta besar pada pekan ini, yang sekaligus membuka kembali layanan konsuler antarnegara.
Pulihnya relasi Qatar dan UEA berlangsung di tengah fase damai di kawasan Teluk yang ditandai oleh meredanya ketegangan yang meruyak sejak beberapa dekade terakhir.
Menjadi Astronot Pertama dari Uni Emirat Arab
Uni Emirat Arab boleh berbangga karena telah berhasil megirimkan putra terbaiknya untuk salah satu misi di luar angkasa. Hazza Al Mansouri tercatat dalam sejarah sebagai orang Arab pertama yang menembus atmosfer bumi.
Foto: Imago/B. Ingalls
Menjadi astronot pertama dari Uni Emirat Arab
Hazza Al Mansouri adalah orang pertama dari Uni Emirat Arab (UAE) yang mencapai ruang angkasa. Pria yang lahir pada 13 Desember 1983 ini mengaku dari kecil suka mengamati bintang-bintang dan meteor dari gurun pasir Liwa pada malam hari. Kesenangannya tidak berhenti disitu, ia suka membaca buku tentang pesawat dan ruang angkasa dan ia juga bermimpi suatu saat untuk bisa menjadi pilot.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Mamontov
Mimpi menjadi pilot terpenuhi, jadi astronot pun juga
Sebelum menjadi astronot terpilih, Hazza memang sudah memiliki latar belakang kuat sebagai pilot pesawat tempur F-16 di satuan militer UEA. Hazza pernah dikirim untuk pelatihan intensif pilot pesawat tempur di Arizona, Amerika Serikat.
Foto: Getty Images/AFP/K. Kudryavtsev
Terpilih mewakili UEA dari 4,022 kandidat
Berawal dari cuitan Perdana Menteri di Twitter yang mengajak masyarakatnya untuk mendaftarkan diri pada program astronot UEA lewat yayasan Mohammed bin Rasheed Space Center, Hazza terpilih dari 4,022 kandidat setelah melalui ujian intensif di UEA dan Russia. Ia percaya, latar belakang militer sangat membantu dirinya untuk lulus pada ujian-ujiannya.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Krasilnikov
Diberangkatkan dengan Kosmonot dari Russia dan Astronot dari Amerika Serikat
Hazza berangkat bersama Astronot NASA Jessica Meir dan Kosmonot Oleg Skripochka dalam ekspedisi antariksa yan berdurasi 8 hari. Hazza direncanakan untuk melakukan beberapa eksperimen yang melibatkan dirinya sendiri sebagai objek eksperimen untuk melihat perubahan tubuh yang terjadi saat bertemu gravitasi nol sebelum dan setelah ekspedisinya.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Savostyanov
Soyuz M-15, roket yang digunakan untuk misi Hazza
Roket ini diluncurkan beserta tim yang terdiri dari 3 anggota dari Bandar antariksa Baykonur di Kazakhstan. Bandar antariksa ini adalah yang tertua dan terbesar yang masih beroperasi di dunia.
Foto: Reuters/S. Zhumatov
Ditugaskan di Stasiun Internasional Luar Angkasa (ISS)
Penelitian antariksa yang akan dilakukan Hazza dan tim dalam misinya akan dilakukan di ISS. Beberapa misi utama diantara lain yang akan dilakukan adalah meneliti mengedukasi penonton dalam bahasa Arab secara langsung dari ISS tentang ruang angkasa, meneliti efek mikrogravitasi dan efek perjalanan ruang angkasa pada tubuh manusia.
Foto: picture-alliance/dpa/NASA
Mengobrol sambil melayang-layang dengan rekan-rekan di ISS
Segala macam aktifitas akan menjadi sangat berbeda di luar angkasa. Semuanya akan melayang, tidur harus diikat di dalam kantung tidur, mandi tidak pakai air, makan dan minumpun dari makanan kemasan. Karena tidak memungkinkan untuk setiap astronot membawa persediaan air yang cukup, mereka diharuskan untuk mendaur ulang urin mereka sendiri untuk minum.
Foto: Imago/NASA
Kembali ke dunia dengan senyum yang lebar
Setelah melakukan misi antariksa yang berlangsung selama 8 hari, Hazza pulang dengan selamat setelah kapsul yang ia naiki mendarat dengan bantuan parasut. Ia mengaku, pengetahuan dan pengalaman yang ia bawa pulang bisa menjadi bekal yang sangat berguna untuk komunitas ilmiah. (pn/ap)
Foto: Imago/B. Ingalls
8 foto1 | 8
Duri berupa Ikhwanul Muslimin
Perkembangan itu mustahil tanpa didahului pemulihan hubungan antara Arab Saudi dan Iran. Kedua negara resmi mengakhiri perang proksi dan spionase di Timur Tengah pada Maret lalu atas mediasi Cina. Sejak itu, Teheran dan Riyadh sudah kembali membuka kedutaan masing-masing.
Iklan
Namun menurut Cinzia Bianco, analis Timur Tengah untuk Dewan Hubungan Luar Negeri Eropa, UEA tidak sekedar membeo Saudi ketika berdamai dengan Qatar, tapi juga mengedepankan kepentingan sendiri.
Bagi Dubai dan Abu Dhabi, suaka yang diberikan Qatar kepada pemimpin organisasi Ikhwanul Muslimin dianggap sebagai isu keamanan nasional, seperti yang ditulis lembaga wadah pemikir AS, The Washington Institute, dalam sebuah laporan analisa.
"Masalah Qatar dengan Mesir, UEA dan Arab Saudi pada dasarnya adalah dukungan Doha bagi Ikhwanul Muslimin dan sejumlah tokoh organisasi.” Tapi menurut Cinzia Bianco, Doha sudah mengubah kebijakannya sejak 2021 lalu. "Qatar pada dasarnya menjatuhkan Ikhwanul Muslimin, kata dia.
Lini Masa Pertikaian Arab Saudi dan Iran
Bukan kali pertama Iran dan Arab Saudi bersitegang. Sepanjang sejarahnya, hubungan kedua negara acap mengalami pasang surut menyusul konflik politik atau agama. Inilah sejarah modern permusuhan dua ideologi dalam Islam
Foto: DW Montage
Damai berbayang kecurigaan
Hubungan Iran dan Arab Saudi baru tumbuh sejak kekuasaan Syah Reza Pahlevi dan Raja Khalid. Kedua negara sebelumnya sering direcoki rasa saling curiga, antara lain karena tindakan Riyadh menutup tempat-tempat ziarah kaum Syiah di Mekkah dan Madinah. Perseteruan yang awalnya berbasis agama itu berubah menjadi politis seiring dengan eskalasi konflik di Timur Tengah dan Revolusi Islam 1979.
Foto: picture alliance/AP Images
Pendekatan usai Revolusi Islam
Raja Khalid sempat melayangkan ucapan selamat kepada Ayatollah Khomeini atas keberhasilan Revolusi Islam 1979. Tapi hubungan kedua negara memburuk menyusul perang Iran-Irak dan kisruh Haji 1987. Puncaknya, Riyadh memutuskan hubungan pada 1987, ketika Khomeini mengecam penguasa Saudi sebagai "Wahabi yang tidak berperikemanusiaan, ibarat belati yang menusuk jantung kaum Muslim dari belakang."
Foto: Getty Images/Afp
Keberpihakan dalam Perang Iran-Irak 1980
Saat berkobar perang Iran-Irak, Arab Saudi sejak dini menyatakan dukungan terhadap rejim Saddam Hussein di Baghdad. Riyadh memberikan dana sumbangan sebesar 25 milyar US Dollar dan mendesak negara-negara Teluk lain untuk ikut mengisi pundi perang buat Irak. Demi menanggung biaya perang, Arab Saudi menggenjot produksi minyak yang kemudian mengakibatkan runtuhnya harga minyak di pasar dunia.
Foto: picture-alliance/dpa
Kisruh Haji 1987
Mengikuti ajakan Ayatollah Khomeini, jemaah Iran setiap tahun berdemonstrasi di Mekkah dan Madinah menentang Israel. Tradisi sejak 1981 itu tidak pernah diperkarakan, kecuali pada 1987, ketika polisi memblokade jalan menuju Masjid al-Haram. Akibat bentrokan, 402 jemaah Iran tewas dan 649 luka-luka. Setelah kedutaannya di Teheran diserbu massa, Riyadh memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran.
Foto: farhangnews
Kontroversi program nuklir Iran
Arab Saudi sejak awal menolak program nuklir Teheran. Sikap itu tidak berubah bahkan setelah tercapainya Perjanjian Nuklir di Vienna tahun 2015. Riyadh menilai kesepakatan tersebut "sangat berbahaya." Desakan kepada Iran untuk bekerja sama dengan pengawas nuklir PBB juga disampaikan Saudi pada awal 2023.
Foto: Irna
Pemberontakan Houthi di Yaman, 2004
Hubungan Iran dan Arab Saudi kembali menegang setelah kelompok Syiah Zaidiyah di Yaman mengobarkan pemberontakan. Riyadh menuding Teheran mengompori perang bersaudara dan mencampuri urusan dalam negeri Yaman dengan memasok senjata. Iran sebaliknya menuding Arab Saudi menghkhianati perannya sebagai mediator konflik dengan membombardir minoritas Houthi di utara Yaman.
Foto: picture alliance/Y. Arhab
Perang proksi di Suriah, 2011
Dukungan Iran atas rejim Bashar Assad di Suriah sejak lama dianggap duri dalam daging oleh Arab Saudi. Sejak 2011, Riyadh aktif memasok senjata buat oposisi Sunni di Suriah. Kerajaan di Riyadh juga menjadi yang pertama kali mengecam Assad seputar "tindakan represif pemerintahannya terhadap demonstrasi anti pemerintah," ujar Raja Abdullah saat itu.
Foto: picture-alliance/AP/Vadim Ghirda
Tragedi Mina 2015
Bencana memayungi ibadah Haji 2015 ketika lebih dari 400 jemaah Iran meninggal dunia di terowongan Mina akibat panik massa. Iran menuding pemerintah Arab Saudi ikut bertanggungjawab. Riyadh sebaliknya menyelipkan isu bahwa tragedi itu disebabkan jemaah haji Iran yang tak mau diatur. Kisruh memuncak saat pangeran Arab Saudi, Khalid bin Abdullah, mendesak agar Riyadh melarang masuk jemaah haji Iran.
Foto: picture-alliance/AP Photo
Eksekusi Mati Al-Nimr 2016
Sehari setelah pergantian tahun Arab Saudi mengeksekusi mati 46 terpidana, antara lain Syeikh Nimr al-Nimr, seorang ulama yang aktif membela hak-hak minoritas Syiah yang kerap mengalami represi dan diskriminasi di Arab Saudi. Al-Nimr didakwa terlibat dalam terorisme. Sebagai reaksi Pemimpin Spiritual Iran, Ayatollah Ali Khamenei melayangkan ancaman, bahwa Saudi akan mendapat "pembalasan tuhan."
Foto: picture alliance/dpa/Y. Arhab
Drama di Lebanon
Pada November 2017 Perdana Menteri Lebanon Saad Hariri mengumumkan pengunduran diri dari Riyadh, Arab Saudi, dan menyalahkan Iran terkait kebuntuan politik di Beirut. Langkah itu diyakini bagian dari manuver Arab Saudi untuk memprovokasi perang antara Iran dan Hizbullah dengan Israel. Saudi dan Iran berebut pengaruh di Lebanon pasca penarikan mundur pasukan Suriah 2005 silam.
Foto: picture-alliance/dpa/AP/Lebanese Official Government/D. Nohra
Narasi damai di awal 2023
Menyusul mediasi Cina, pemerintah Arab Saudi sepakat memulihkan hubungan dengan Ira pada Maret 2023. Kesepakatan tersebut disusul pembukaan kembali relasi dengan Suriah dan perundingan damai dengan pemberontak Houthi di Yaman. Sebelumnya, negara-negara Teluk juga sepakat mengakhiri perpecahan dengan Katar, sekutu dekat Iran di Teluk Persia.
Foto: Iran's Foreign Ministry/WANA/REUTERS
11 foto1 | 11
Bibit konflik juga seputar Hamas
Namun Ikhwanul Muslimin bukan satu-satunya organisasi militan Islam yang membebani hubungan antara Qatar dan jirannya. Hamas, yang punya kantor perwakilan di Doha, hingga kini masih menerima bantuan dari Qatar, tulis lembaga wadah pemikir Jerman, SWP, akhir tahun lalu
Bagi UEA, Hamas dianggap bersandar kepada Ikhwanul Muslimin dan termasuk yang menolak perdamaian antara UEA dan Israel. Namun Doha bersikeras, pihaknya hanya terlibat dalam isu kemanusiaan di Jalur Gaza.
Walau begitu, Israel sebaliknya menerima Doha sebagai mediator yang mampu mempengaruhi Hamas dan menjamin kucuran dana bantuan ke Jalur Gaza. "Tapi hal itu tetap tidak mengubah sikap kritis Qatar terhadap Israel dan menolak pengakuan diplomatik bagi negeri Yahudi itu,” tulis SWP dalam laporan analisanya.
Betapa Qatar bersedia berkorban demi kepentingan geopolitik, dibuktikan pada "sikap diam" kantor berita Al Jazeera terhadap pelanggaran HAM di Teluk.
"Haluan editorial Al Jazeera telah bergeser," lapor Washington Institute. "Stasiun televisi itu kini menghindari isu-isu tertentu yang dulu diliput, seperti kritik terhadap pelanggaran HAM di Arab Saudi atau kebijakan luar negeri UEA, yang oleh Al Jazeera sering digambarkan sebagai aksi sabotase.
Maret silam, UEA kembali mengizinkan siaran Al Jazeera setelah absen selama tujuh tahun. "Ongkos yang harus dibayar perdamaian itu, adalah berkurangnya keragaman pendapat di media-media regional", pungkas analis Timur Tengah Cinzia Bianco.