Kendaraan Tak Berawak Cina Siap Menyambangi Bulan
26 November 2013Tahun 2007, Cina meluncurkan pengorbit bulan pertamanya, bernama Chang'e One, merujuk pada Dewi Bulan, yang mengambil gambar permukaan bulan dan menganalisa distribusi elemen pada permukaan.
Kendaraan tak berawak kali ini, lewat sebuah voting publik, mendapat nama 'Yutu,' yang berarti Kelinci Giok. Nama tersebut mengacu pada kelinci peliharaan Chang'e dalam sebuah legenda Cina.
Sebuah model Yutu yang berwarna emas, beroda enam dan dilengkapi deretan panel surya yang menyerupai sayap dipamerkan awal bulan ini. Kendaraan tersebut dapat mendaki tanjakan dengan kemiringan hingga 30 derajat dan bergerak dengan kecepatan sampai 200 meter per jam.
Mimpi eksplorasi bulan
"Misi Chang'e Three membutuhkan pengetahuan atas banyak teknologi penting. Kesulitan teknis dan risiko misi ini sangat tinggi," ucap juru bicara Kementerian Industri dan Teknologi Informasi Cina. Yutu akan mensurvei struktur geologi bulan dan mencari 'sumber daya alam' selama 3 bulan.
Memajukan program ruang angkasa Cina menjadi prioritas Presiden Cina Xi Jinping yang menginginkan Cina sebagai negara adidaya antariksa. Para peneliti Cina telah membahas kemungkinan mengirim astronot ke bulan setelah tahun 2020.
Cina sukses menyelesaikan misi berawak terakhirnya bulan Juni lalu, saat 3 astronot menghabiskan 15 hari di orbit bumi dan menggelar eksperimen dalam sebuah laboratorium antariksa sederhana yang penting bagi ambisi Beijing untuk memiliki stasiun luar angkasa tahun 2020.
Siap berbagi pengetahuan
Cina masih tertinggal apabila dibandingkan Amerika Serikat dan Rusia. Negeri Tirai Besi sukses mendaratkan pesawat tak berawak dengan mulus di bulan tahun 1966. Tahun 2003, Cina menjadi negara ke-tiga yang mengirim astronot ke luar angkasa mengekor Rusia dan Amerika Serikat.
Beijing bersikeras program antariksanya bertujuan damai. Namun Departemen Pertahanan Amerika Serikat menggaris bawahi kemampuan luar angkasa Cina yang terus bertambah maju dan menuding Cina mempersiapkan diri untuk mencegah para 'lawan' dalam menggunakan aset-aset di ruang angkasa saat terjadi konflik.
Cina menegaskan siap berbagi kemajuan teknologi program luar angkasa berawaknya dengan negara-negara lain, terutama negara-negara berkembang, dan akan menawarkan pelatihan bagi astronot dari negara lain.
cp/yf (rtr, afp, dpa)