Kenya Melangsungkan Pemilu di bawah Penjagaan Ketat
8 Agustus 2017
Kenya hari ini melangsungkan pemilu presiden di bawah penjagaan ketat. Mantan Presiden AS Barack Obama, yang ayahnya lahir di Kenya, mendesak para pemimpin menghormati "kehendak rakyat".
Iklan
Persaingan ketat berlangsung antara Presiden saat ini, Uhuru Kenyatta dari kelompok etnis Kikuyu, dan pesaing terkuatnya, Raila Odinga dari kelompok etnis Luo. Dari 19 juta pemilih terdaftar, ribuan orang sudah kelihatan menunggu di tempat-tempat pemungutan suara sejak malam sebelumnya, agar dapat cepat memberi suara.
Lebih 150.000 aparat keamanan dikerahkan untuk menjamin pemungutan suara yang lancar dan tenang. Kenya berpenduduk 48 juta orang, setengah penduduknya berusia di bawah 35 tahun. Warga Kenya berharap, pemilu kali ini akan berlangsung damai dan cepat berlalu, sehingga mereka kembali ke situasi dan kehidupan yang normal.
Tahun 2007, kekerasan etnis pasca pemilihan menewaskan 1.200 orang. Pada Pemilu tahun 2013, Uhuru Kenyatta, putra Presiden pertama Kenya pasca era kolonial Jomo Kenyatta, menang tipis dengan sekitar 300.000 suara. Pesaingnya Raila Odinga ketika itu mengklaim terjadinya manipulai dalam pemungutan suara, namun dalam proses pengadilan yang panjang, Mahkamah Kenya akhirnya mengukuhkan kemenangan Uhuru Kenyatta yang berasal dari kelompok etnis Kikuyu.
'Tolak kekerasan'
Para pengamat memperkirakan, hasil perhitungan suara akan sangat ketat dan pihak yang kalah kemungkinan besar mengajukan gugatan ke pengadilan. Banyak warga Kenya khawatir, persaingan ketat itu bisa bermuara lagi pada kerusuhan luas, seperti tahun 2007.
"Tampaknya hampir tak terelakkan, bahwa siapa pun yang kalah akan menggugat hasil pemilu. Pertanyaannya bukan, apakah mereka akan menerima hasil pemilu, melainkan apakah yang akan mereka lakukan, jika mereka tidak menerimanya," kata Nic Cheeseman, profesor politik Afrika di Universitas Birmingham Inggris kepada kantor berita AFP.
Ketegangan memuncak pekan lalu, ketika koordinator teknologi komunikasi di komisi pemilu Chris Msando ditemukan tewas disiksa di sebuah hutan di luar ibukota Kenya, Nairobi.
Obama imbau semua pihak menerima "kehendak rakyat"
Mantan Presiden AS Barack Obama, yang ayahnya lahir di Kenya, meminta warga Kenya untuk menolak kekerasan dan memastikan proses pemilihan berlangsung damai.
"Saya mendesak semua warga Kenya untuk bekerja dalam pemilu - dan setelah itu - secara damai dan kredibel memperkuat kepercayaan pada konstitusi baru Anda dan pada masa depan negara Anda," kata Obama dalam sebuah pernyataan yang dirilis hari Senin (7/8).
"Saya mendesak para pemimpin Kenya untuk menolak kekerasan dan hasutan. Hormatilah kehendak rakyat," kata Obama selanjutnya.
Jejak Berdarah Milisi Teror Al Shabaab di Kenya
Milisi teror Al Shabaab dari Somalia meninggalkan jejak berdarah di Kenya. Serangan ke universitas Garissa 2015 yang tewaskan 150 mahasiswa dan ke Westgate Mall 2013 yang tewaskan 67 orang adalah aksi paling brutal.
Foto: picture alliance/AP Photo/Sheikh Nor
Mencari Perlindungan
Sejumlah mahasiswa Universitas Garissa di Kenya berusaha mencari perlindungan dengan bersembunyi di dalam sebuah mobil. Aksi serangan 4 anggota milisi Al Shabaab bersenjata lengkap ke universitas di kota Garissa di timur laut Kenya (2/3) menewaskan hampir 150 mahasiswa dan melukai 80 lainnya.
Foto: picture-alliance/AP Photo
Panik Tanpa Baju
Puluhan mahasiswa tanpa mengenakan baju panik berlarian dari kampus untuk menyelamatkan diri dari serangan teroris dari Somalia itu. Al Shabaab meningkatkan serangan teror terhadap negara tetangga Kenya karena menilai negara di Afrika timur itu berorientasi barat yang musuh Islam.
Foto: picture-alliance/AP Photo
Aksi Militer Bunuh Pelaku
Perlu sebuah aksi militer selama 16 jam untuk akhirnya membunuh 4 orang pelaku yang mengenakan penutup wajah dan bersenjata lengkap. Militer Kenya menyatakan akan terus memerangi milisi teror al Shabaab yang merembes dari negara tetangga Somalia. Aparat keamanan berhasil menyelamatkan lebih 500 mahasiswa dari serangan itu.
Foto: picture-alliance/epa/D. Kurokawa
Tersangka Dalang Serangan
Mohammed Kuno Gamadheere alias Mohammed Dulyaday dituding sebagai dalang serangan ke Universitas Garissa. Pemerintah Kenya menyediakan hadiah uang senilai 200.000 US Dollar untuk penangkapan hidup atau mati tersangka dalang serangan teror berdarah itu.
Foto: Kenya Ministry of Interior
Serangan ke Mall
Serangan milisi teror Al Shabaab ke Westgate Mall di pinggiran ibukota Nairobi pada akhir 2013 lalu menewaskan 67 orang. Sebelumnya aparat keamanan mendapat peringatan akan dilancarkannya serangan tapi tidak menanggapi secara serius.
Foto: Reuters
Diserbu Aparat Keamanan
Westgate Mall yang dianggap lambang supremasi barat di Kenya yang dibenci Al Shabaab di hari keempat setelah diserang teroris, diserbu aparat keamanan untuk menyelamatkan para sandera. Akibat serangan teror sedikitnya 67 orang pengunjung mall tewas dan puluhan lain cedera. Empat pelaku serangan teror berkewargaan Somalia juga tewas ditembak aparat.
Foto: picture-alliance/AP Photo
Tersangka Pembantu Pelaku Diadili
Empat tersangka yang membantu serangan di Westgate Mall diadili di Nairobi. Hussein Hassan Mustafah, Adan Dheq, Liban Abdullah Omar, dan Mohamed Ahmed Abdi keempatnya warga Somalia dituding membantu pelaku serangan dalam melancarkan aksinya di Westgate Malla.