Kep. Solomon: Cina Tidak Boleh Bangun Pangkalan Militer
1 April 2022
Negeri kepulauan Pasifik itu memastikan perjanjian keamanan dengan Cina tidak mencantumkan pembangunan infrastruktur militer di wilayahnya. Hal ini diungkapkan menyusul peringatan tajam dari Australia dan Selandia Baru.
Iklan
Sehari setelah pejabat kedua negara menyepakati rancangan perjanjian keamanan, Perdana Menteri Kep.Solomon, Manasseh Sogavare buru-buru menjamin tidak akan mengizinkan Cina membangun pangkalan militer di wilayahnya, ungkapnya dalam keterangan pers, Jumat (1/4).
"Pemerintah menyadari konsekuensi keamanan dari pangkalan militer (Cina). Kami tidak lengah untuk membiarkan inisiatif semacam itu direalisasikan.”
Dalam keterangannya, Sogavare tidak merinci isi kesepakatan. Dari naskah rancangan perjanjian yang bocor ke publik belum lama ini, kapal-kapal perang Cina mendapat izin menggunakan pelabuhan di Kep. Solomon untuk keperluan logistik.
Sontak, suara protes dari negara-negara jiran mulai bermunculan. Kamis (31/3) kemarin, Federasi Negara-negara Mikronesia (FSM) mendesak Kep. Solomon untuk tidak menandatangani perjanjian, atas dasar "kekhawatiran yang besar soal isu keamanan.”
Menengok Kamp Pelatihan Unit Angkatan Laut Paling Elit Taiwan
Diterima di unit elit Pengintaian dan Patroli Amfibi Taiwan (ARP) sama sulitnya dengan menjadi pasukan SEAL Angkatan Laut Amerika Serikat. Para kandidat harus lolos ujian dan pelatihan berat selama beberapa pekan.
Foto: ANN WANG/REUTERS
Tangguh seperti pasak baja
Program pelatihan bagi mereka yang ingin bergabung dengan unit angkatan laut elit Taiwan berlangsung selama 10 minggu. Tahun ini, 31 peserta lolos tes untuk mengikuti program ini, tetapi hanya 15 orang yang akan diterima. Di pangkalan angkatan laut Zuoying di Taiwan selatan, tubuh dan jiwa benar-benar diuji — satu latihan mengharuskan peserta tidur di atas beton yang dingin.
Foto: ANN WANG/REUTERS
Disiram air dingin
Setelah menghabiskan sepanjang hari di laut, peserta pelatihan disiram dengan air dingin. Lelah dan gemetar, mereka berdiri di dermaga. Tujuan dari kamp pelatihan ini adalah untuk menempa para peserta mengembangkan kemauan yang kuat. Tidak peduli seberapa sulit misi mereka, kesetiaan terhadap rekan-rekan mereka, dan angkatan laut harus teguh.
Foto: ANN WANG/REUTERS
Latihan berat di pantai
Yu Guang-Cang ikut dalam latihan di pantai. Sepintas terlihat seperti latihan senam bis. Namun, sebetulnya peserta melakukan latihan berat, mulai dari "long march" hingga berjam-jam dan latihan di dalam air. Instruktur mereka memiliki reputasi sebagai orang yang tegas tanpa kompromi. Waktu istirahat pendek dan jarang. Sering kali hanya ada waktu untuk minum seteguk dan ke toilet.
Foto: ANN WANG/REUTERS
Cat perang
Seorang peserta pelatihan berjuang melawan kelelahan saat dia diolesi cat kamuflase. Semua peserta ikut secara sukarela. Kebanyakan ingin menguji coba batas ketangguhannya. Pelatihan ini dimaksudkan untuk mensimulasikan tantangan berat perang. Komandan angkatan laut mengharapkan, para peserta dapat difungsikan ketika keadaan menjadi sangat gawat.
Foto: ANN WANG/REUTERS
Hanya semangat baja yang lulus
Para kandidat menghabiskan sebagian besar waktu mereka di laut atau kolam renang. Mereka harus belajar menahan napas untuk waktu yang cukup lama, berenang dengan peralatan tempur lengkap, dan menyerbu pantai dari laut. Sering kali untuk aksinya kaki dan tangan mereka diikat. Latihan ini bukan untuk mereka yang cengeng.
Foto: ANN WANG/REUTERS
Mendekati batas peregangan
Para peserta tidak hanya harus lulus tes kekuatan dan daya tahan, mereka juga menghadapi beberapa latihan peregangan ekstrem. Ou Zhi-Xuan yang berusia 25 tahun menangis kesakitan saat dia diregangkan mendekati batas kelenturan. Jika ada yang melawan instruktur saat berada di bawah tekanan berat, mereka segera dikeluarkan dari program ARP.
Foto: ANN WANG/REUTERS
Dihina dan dilecehkan
Tentu saja, para kandidat harus berlatih sambil mengenakan perlengkapan tempur. Mereka harus menghadapi semburan pelecehan dan penghinaan dari instruktur unit elit angkatan laut. Pesrta mendapat istirahat satu jam setiap enam jam. Selama waktu ini, mereka harus makan, biasanya bawang putih untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh, mendapatkan bantuan medis, pergi ke toilet, dan tidur.
Foto: ANN WANG/REUTERS
Jalan berbatu menuju surga
Latihan terakhir disebut "jalan menuju surga." Peserta pelatihan harus mengatasi rintangan yang unik. Mereka dipaksa untuk merangkak, praktis telanjang, di jalan berbatu, dan melakukan push-up, meskipun mereka sudah lelah dari minggu-minggu sebelumnya. "Saya tidak takut mati," kata salah satu peserta pelatihan, Fu Yu, 30 tahun.
Foto: ANN WANG/REUTERS
Diberi selamat dengan bunyi lonceng
Xu De-Yu menandai akhir dari kamp pelatihan ARP dengan membunyikan lonceng. Dia adalah salah satu yang "beruntung" lulus ujian. "Tentu saja, kami sama sekali tidak akan memaksa siapa pun, semua orang ada di sini secara sukarela," tegas instruktur Chen Shou-lih, 26. Pesannya kepada para peserta: "Kami tidak akan menyambut Anda bergabung begitu saja, hanya karena Anda ingin datang." (rs/as)
Hal senada diungkapkan Selandia Baru, yang mengatakan perjanjian dengan Cina membahayakan kerjasama keamanan regional, terutama dengan Australia.
Iklan
Ekspansi militer Cina
Cina sejauh ini telah membangun 20 pangkalan atau pos militer di Kepulauan Spratly dan Paracel di Laut Cina Selatan. Fortifikasi terus dilakukan bersamaan dengan klaim oleh Beijing untuk tidak melanjutkan militerisasi kawasan.
Australia mengkhawatirkan Cina bisa melakukan hal serupa di Kepulauan Solomon. Canberra menyatakan, pihaknya menghormati keputusan jirannya itu, namun mengimbau negara-negara lain untuk waspada.
"Mereka ingin membangun pelabuhan militer di Papua Nugini. Mereka sudah punya satu di Sri Lanka, dan mereka tentu saja akan mencari wilayah lain untuk membangun infrastruktur serupa,” kata Menteri Pertahanan Australia, Peter Dutton, dalam wawancara dengan Sky News.
70 Tahun Republik Rakyat Cina
Dari perang dan revolusi sampai Olimpiade dan pendaratan di bulan, Republik Rakyat Cina telah mengalami perubahan dramatis. Inilah beberapa peristiwa penting yang menentukan sejarah bangsa dan negara Cina.
Foto: Reuters/T. Peter
Mao Zedong, Sang Bapak Bangsa
Mao Zedong muncul di Tiananmen dan mengumumkan pendirian Republik Rakyat Cina (RRC) pada 1 Oktober 1949. Deklarasi itu menyusul berakhirnya perang saudara yang berlangsung bertahun-tahun antara para panglima perang yang berlomba-lomba mengambil kendali setelah jatuhnya dinasti Qing. Rakyat Cina merindukan persatuan dan perdamaian yang dijanjikan Mao Zedong.
Foto: picture-alliance/KPA/United Archives
Ketika warga Tibet berdiri menentang kekuasaan Cina
Tahun 1959, di Lhasa, ibukota Tibet, terjadi aksi menentang Partai Komunis dan kekuasaan Cina, yang ditindas pemerintah pusat di Beijing dengan pengerahan dan kekerasan militer. Pemimpin politik dan spiritual Tibet, Dalai Lama ke-14, melarikan diri ke India. Tibet hingga kini berada di bawah kendali Beijing, namun banyak warga Tibet yang tetap setia pada pemimpin spiritualnya, Dalai Lama.
Foto: picture-alliance/dpa/UPI
Mahasiswa pimpin "Revolusi Kebudayaan" yang brutal
Tahun 1966 Mao Zedong mencanangkan periode "Revolusi Kebudayaan" yang dimaksudkan untuk merevitalisasi proyek sosialis. Agenda tersebut dijalankan oleh para siswa dan kelompok milisi "Garda Merah" yang menyerang orang-orang yang dianggap punya pandangan yang bertentangan dengan nilai-nilai Partai Komunis. Banyak penulis, intelektual dan akademisi yang terbunuh selama periode itu.
Foto: picture-alliance/dpa/DB UPI
Penggagas reformasi: Deng Xiaoping
Mao Zedong mendirikan negara RRC, namun yang membawa negara itu memasuki era modern adalah sang reformator Deng Xiaoping. Dia merombak sistem ekonomi, menggiatkan kegiatan ekonomi swasta dan menggalakkan produk ekspor. Deng Xiaoping berhasil mengelola transisi Cina dari negara komunis menjadi sebuah ekonomi pasar yang terkendali, langkah awal Cina merambah pasaran dunia.
Foto: Getty Images/AFP/P. Lim
Memasuki era baru
Beijing mengalami ledakan pembangunan ketika mempersiapkan diri menjadi tuan rumah Olimpiade 2008. Stadion nasionalnya, yang dikenal sebagai Sarang Burung, dan Pusat Renang Nasional, yang dijuluki "Water Cube" adalah ikon Beijing era baru.
Foto: picture-alliance/Xinhua/L. Hongguang
Jalur Sutra Baru menghubungkan Eropa, Asia dan Afrika
Proyek ambisius Jalur Sutra Baru adalah proyek infrastruktur lintas benua yang mencakup Asia, Eropa, dan Afrika. Proyek Xi Jinping dimulai tahun 2013. Banyak pihak menyambut proyek ini sebagai pengisi kesenjangan infrastruktur dan mendorong pertumbuhan. Pihak lain khawatir tentang pengaruh dan dominasi Cina yang makin luas.
Foto: picture-alliance/dpa/Imaginechina/D. Gang
Mendarat di bulan
Januari 2019, media Cina melaporkan pendaratan wahana Chang'e-4 di kutub selatan bulan. Prestasi ini menandai satu tonggak penting lagi dalam ambisi Cina menantang dominasi ruang angkasa AS dan Rusia. Cina berharap akan menjadi kekuatan ruang angkasa utama pada tahun 2030. hp/na (dw)
Foto: Getty Images/AFP/CNSA
7 foto1 | 7
"Keberadaan militer Cina di Kepulauan Solomon akan mendorong Australia memperkuat armadanya di kawasan", imbuh menhan Australia itu. Republik yang terdiri atas enam pulau besar itu terletak pada posisi strategis dan menjadi gerbang bagi Australia menuju kawasan timur dan utara Pasifik.
"Cina menjadi sangat agresif. Taktik yang mereka gunakan terhadap negara-negara kepulauan kecil patut diwaspadai,” ujar Dutton.
Kementerian Luar Negeri Cina Kamis (31/3) kemarin merilis pernyataan menepis kekhawatiran Canberra dan negara Oseania lain. "Kerjasama keamanan Cina dan Kepulauan Solomon tidak membidik pihak ketiga dan tidak bertentangan dengan kepentingan negara lain,” tulis kemenlu di Beijing dalam sebuah keterangan pers.
Menurut bocoran rancangan naskah perjanjian, Cina bisa diminta untuk mengirimkan aparat kepolisian, personil militer dan angkatan bersenjata lain ke Kepulauan Solomon, "untuk membantu menegakkan ketertiban sosial.”
Pemerintah di Honiara juga mengizinkan kapal perang Cina menggunakan pelabuhannya untuk mengisi bahan bakar atau menutupi kebutuhan logistik lain.