CEO OpenAI Sam Altman mengatakan bahwa artificial intelligence (AI) mampu menjawab beberapa antangan terbesar umat manusia", tetapi dia juga merasa cemas tentang bagaimana teknologi ini dapat mengubah cara hidup kita.
ChatGPT merupakan teknologi chatbot yang mampu menjawab pertanyaan dengan respons layaknya manusia.
Perusahaan OpenAI sendiri didirikan oleh Altman pada tahun 2015 silam. Altman telah mengembangkan produk AI lainnya, salah satunya DALL-E, teknologi AI pembuat gambar.
Pernyataan kesaksian Altman itu muncul sepekan setelah dua komite parlemen Eropa memberikan suaranya untuk mendukung rancangan undang-undang (RUU) yang bertujuan untuk membuat aturan seputar kecerdasan buatan.
Kekhawatiran AI dapat mengubah cara hidup
"Seiring dengan kemajuan pada teknologi ini, kami memahami bahwa orang-orang mulai cemas tentang bagaimana teknologi ini dapat mengubah cara hidup kita. Kami juga merasa demikian," kata Altman.
Iklan
"OpenAI didirikan atas dasar keyakinan bahwa kecerdasan buatan memiliki potensi untuk meningkatkan hampir semua aspek kehidupan kita, tetapi juga menciptakan risiko yang cukup serius," tambahnya dalam persidangan di depan Senat AS.
Altman juga percaya bahwa teknologi AI generatif mampu "mengatasi beberapa tantangan terbesar umat manusia, seperti perubahan iklim dan penyembuhan kanker" suatu hari nanti.
Kecerdasan Buatan: Akankah Robot Humanoid Menggantikan Manusia?
Robot yang dilengkapi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan mengambil alih lebih banyak tugas dari manusia. Apa yang mampu dilakukan oleh mesin itu? Apakah mereka akan segera menggantikan manusia?
Foto: Stringer/AA/picture alliance
Einstein sebagai panutan
Perusahaan Hanson Robotics yang berbasis di Hong Kong mengembangkan robot mirip manusia dan dikenal dengan robotika yang dilengkapi teknologi artificial intelligence (AI). Salah satu robot itu dinamakan "Profesor Einstein", terinspirasi dari fisikawan terkenal itu. Inovasi ini bertujuan agar pengetahuan dan humor Einstein dapat diakses oleh generasi mendatang.
Foto: Stringer/AA/picture alliance
Semirip mungkin dengan manusia
Untuk membuat robot yang bisa semirip mungkin dengan manusia, kulit nanoteknologi yang disebut Frubber digunakan dalam proses pembuatannya. Hal ini dimaksudkan untuk menciptakan sistem operasi android yang menampilkan ekspresi wajah yang realistis. Nantinya perusahaan juga ingin memberikan robot kemampuan yang dimiliki manusia seperti cinta dan kasih sayang.
Foto: Stringer/AA/picture alliance
Robot Sophia: Seorang warga dan duta besar
Perusahaan Hanson Robotics menciptakan robot humanoid sejak 2007 dan berkembang pesat dalam 10 tahun dengan modelnya "Sophia", yang menjadi robot pertama dan sejauh ini satu-satunya yang memiliki kewarganegaraan. Setelah dirilis ke publik, Arab Saudi menjadikan robot itu sebagai warganya. "Sophia" juga bekerja untuk PBB sebagai "duta inovasi".
Foto: ISAAC LAWRENCE/AFP/Getty Images
Dari pencuci piring hingga penjelajah luar angkasa
Robot "Beomni" adalah robot serbaguna, yang menurut pabrikan AS Beyond Imagination, dapat digunakan dalam berbagai cara. "Beomni" mampu membuka botol, memberikan suntikan, sehingga dapat digunakan dalam bidang gastronomi dan bidang medis. Bahkan direncanakan akan mampu melakukan perjalanan ke luar angkasa untuk membantu membangun konstruksi luar angkasa.
Foto: YouTube/CNET
Seni yang dibuat oleh kecerdasan buatan
Robot humanoid tidak hanya bisa melakukan tugas-tugas praktis, mereka bahkan punya kemampuan artistik seperti halnya dengan "Ai-Da Robot." Robot humanoid dari Engineered Arts adalah seniman dengan wajah manusia dan lengan robot. Dikembangkan pada tahun 2019, "Ai-Da" adalah sistem seni robotik pertama di dunia. Dengan bantuan algoritme, robot ini bisa menghasilkan gambar, lukisan, dan pahatan.
Foto: Avalon/Photoshot/picture alliance
Asli dan palsu
Ini adalah foto ahli robot Jepang, Hiroshi Ishiguro, yang berdiri di samping robotnya "Geminoid", yang terlihat seperti saudara kembarnya. Ishiguro dianggap sebagai bintang pop dalam penelitian robotika Jepang dan telah membuat tiruan android untuk Menteri Transformasi Digital Jepang, Taro Kono. Robot Ishiguro sedang dalam serangkaian workshop di Amerika Serikat, tanpa sang pembuatnya.
Foto: Naoki Maeda/AP Photo/picture alliance
Rekan seperjuangan
Robot humanoid juga sedang dikembangkan di Jerman. Pada musim gugur 2022, "Lena" menyelesaikan uji coba di kantor. Robot perempuan buatan laboratorium penelitian Leap in Time Lab yang dilengkapi kecerdasan buatan ini bekerja bersama rekan manusia selama delapan minggu. Di akhir fase uji coba, Lena telah memperluas kosa katanya sedemikian rupa sehingga dia mampu memberikan presentasi.
Foto: Boris Roessler/dpa/picture-alliance
Ilmuwan dan pelopor AI memperingatkan akan bahaya
Semakin banyak tugas yang diambil alih kecerdasan buatan, semakin besar pembahasan tentang dimensi etis dari perkembangan ini. Geoffrey Hinton, yang dikenal sebagai "ayah baptis AI", takut kehilangan kendali atas AI dan memperingatkan "risiko serius bagi umat manusia". Banyak yang mungkin segera "tidak lagi mengenali apa yang benar," katanya. Hinton baru saja mengundurkan diri dari Google. (ha/)
"Kami merasa bahwa intervensi regulasi oleh pemerintah akan sangat penting dalam mengurangi risiko dari teknologi yang semakin kuat itu," kata Altman.
Altman mengusulkan peraturan itu harus mencakup kombinasi persyaratan perizinan dan pengujian, sebelum model teknologi AI dirilis. Dia juga menyarankan pelabelan dan peningkatan koordinasi secara global.
"Saya berpendapat AS harus memimpin perihal ini dan melakukan banyak hal terlebih dahulu, tetapi bertujuan agar lebih efektif, kita juga membutuhkan hal yang bersifat global," katanya.
Altman menambahkan bahwa para pembuat peraturan baru harus memberlakukan perlindungan yang mampu memblokir kemampuan teknologi AI, di mana AI dapat "mereplikasi diri dan menyebarkan dirinya ke dunia luar."
Kongres prihatin atas penyalahgunaan AI
Ketua Dewan Subkomite Richard Blumenthal membuka sesi persidangan dengan memutar rekaman versi AI dari dirinya sendiri, yang tengah membacakan teks buatan ChatGPT.
Blumenthal mengatakan bahwa teknologi kecerdasan buatan ini "lebih dari sekadar eksperimen penelitian."
"Mereka bukan lagi fantasi fiksi ilmiah, mereka nyata dan ada," kata Blumenthal.
"Bagaimana jika saya bertanya dan bagaimana jika dia (AI) menyediakan dukungan agar Ukraina menyerah atau perihal kepemimpinan (Presiden Rusia) Vladimir Putin?" tanya salah satu anggota parlemen.
Blumenthal mengusulkan agar perusahaan teknologi AI diwajibkan untuk mengungkapkan risiko yang diketahui sebelum merilis sistem baru.
Anggota parlemen itu juga mengungkapkan kekhawatirannya tentang bagaimana AI dapat mengganggu pasar kerja.