Gempa susulan kembali terasa di Jakarta pasca gempa 6.4 SR, Selasa (23/01). Kepala Gempa Bumi BVMBG ungkapkan ke DW, warga tak perlu panik, karena gempa susulan hal yang wajar. Namun, adakah yang perlu dikhawatirkan?
Iklan
Gempa berkekuatan 5,2 Skala Richter kembali dirasakan di Jakarta, Bogor, Tangerang dan Pandeglang sekitar pukul 11.48 WIB, Jumat (26/01). Laman resmi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan gempa tersebut berpusat di laut 79 kilometer barat daya Lebak.
Kepala Bidang Gempa Bumi dan Tsunami Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (BVMBG), Sri Hidayati mengatakan gempa gempa susulan yang terjadi selama tiga detik di Lebak tersebut sebagai dampak dari gempa berkekuatan 6,4 SR yang terjadi Selasa lalu (23/01). Warga pun dianjurkan untuk tak perlu khawatir.
"Mengenai gempa yang sekarang masih sering terjadi di lokasi yang sama, itu karena (lempeng tektonik) masih mencari ‘kestabilan‘," kata Sri Hidayati, Kepala Bidang Gempa Bumi dan Tsunami Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (BVMBG) ketika dihubungi DW Indonesia.
Gempa susulan pada periode transisi terjadi karena pelepasan energi gempa karena lempeng tektonik mencari keseimbangan sistem lempeng. Namun, gempa susulan tersebut tidak berlangsung dalam waktu panjang.
"Gempa susulan ini biasanya magnitudonya lebih kecil dari gempa utama. Biasanya juga jumlahnya akan menurun dengan waktu," imbuh Sri Hidayati menambahkan.
Perlukah warga khawatir?
Tak dimungkiri sebagai konsekuensi posisi Indonesia yang berada di pertemuan tiga lempeng utama dunia yakni lempeng Eurasia, Pasifik dan Indo-Australia, maka gempa kerap terjadi. Meski sering 'langganan' gempa, namun warga kerap tak siap menghadapinya.
Ketika gempa susulan terjadi Jumat (26/01), tak sedikit warganet yang menyuarakan kerisauan mereka dan kembali mempertanyakan mengapa gempa susulan sering terjadi.
Tingginya potensi gempa bumi di Indonesia menurut Sri Hidayati harus menjadi fokus pemerintah untuk kembali memprioritaskan sosialisasi untuk mengantisipasi gempa, agar korban akibat kepanikan pasca bencana dapat dihindari.
"Kalau ada gempa yang terasa cukup kuat, sebaiknya memang keluar gedung. Dan sebaiknya jangan panik, tapi saya paham kalau masih banyak yang panik, apalagi yang bekerja atau tinggal di gedung-gedung tinggi," ungkap Sri Hidayati mengingatkan. "Kenapa seharusnya jangan panik? Karena kepanikan ini kadang-kadang bisa menimbulkan korban juga."
Selasa (23/01), para karyawan di gedung perkantoran di pusat kota Jakarta sempat panik ketika gempa terasa. Kepanikan terutama terjadi karena tak sedikit tangga gawat darurat yang dirasa sempit, dan banyaknya jumlah karyawan yang menyelamatkan diri sekaligus. Di rumah sakit RSCM, para pasien bahkan ada yang berjalan langsung menyelamatkan diri.
Bagaimana Cara Mengantisipasi Bencana?
Bencana bisa datang kapan saja. Pemerintah Jerman pun telah memperbarui rencana pertahanannya jika dihadapkan kondisi darurat, misalnya bencana alam. Bagaimana negara lain bersiap menghadapi keadaan darurat?
Foto: picture-alliance/dpa/M. Taga
Gempa jadi bagian kehidupan di Jepang
Anak-anak sekolah dasar di seluruh Jepang ambil bagian dalam latihan gempa bulanan. Mereka belajar untuk duduk di bawah meja mereka dan memegangi kakinya sampai getaran berhenti. Beberapa anak muda diberi tudung pencegahan bencana, yang bisa melindungi kepala dari benda yang runtuh. Sekolah-sekolah multinasional bahkan menyediakan tempat yang aman.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Taga
Jepang memimpin dalam peringatan darurat
Banyak negara, termasuk Amerika, memiliki sistem peringatan darurat yang dapat gantikan siaran radio dan TV dengan informasi publik penting. Jepang melangkah lebih jauh dengan Sistem Peringatan Dini Ancaman Gempa. Dengan menggunakan teknologi terbaru, sistem bisa memprediksi getaran utama hingga 50 detik sebelum terjadi. Peringatan disiarkan seketika, karena setiap detik bisa menyelamatkan nyawa.
Foto: APTV video
Tiap rumah punya ruang untuk atasi panik
Di Swiss, semua bangunan tempat tinggal yang dibangun sejak tahun 1963 diharuskan memiliki bunker nuklir. Tempat penampungan harus bisa menahan ledakan sekuat 12 megaton dari jarak 700 meter. Di Singapura, satu ruangan di kebanyakan rumah susun yang dibangun negara, dijadikan tempat perlindungan dari bom - meski bukan bom nuklir.
Foto: picture-alliance/Keystone/M. Ruetschi
Belajar dari bencana sebelumnya
Gempa dan tsunami yang melanda sebagian Asia, termasuk Indonesia tahun 2004 kejutkan dunia. Gelombang dasyat di Samudera Hindia tewaskan sekitar 250 ribu orang. Sistem Peringatan Dini Tsunami di Samudera Hindia kini dipasang untuk selamatkan nyawa. Di Thailand and Sri Lanka, dipasang papan penunjuk baru, yang bisa arahkan penduduk menuju tempat lebih tinggi jika terjadi gelombang pembunuh lain.
Foto: picture-alliance/Arco Images/F. Schneider
Norwegia, sebuah peringatan bagi semua
Sebagian besar kota besar lakukan latihan anti-teror secara teratur untuk hadapi serangan. Tapi apa jadinya jika pedesaan yang jadi sasaran? Tahun 2011, pihak berwenang Norwegia diejek karena butuh lebih dari satu jam untuk mencapai pulau Utoya, di mana Anders Breivik menembak mati 69 orang. Karena biayanya tinggi, penyediaan helikopter respon cepat di seluruh negeri diturunkan jumlahnya.
Foto: picture-alliance/dpa/I. Aserud
Khawatir akan kesehatan bisa menyebabkan reaksi spontan
Selama dekade terakhir, meningkatnya kekhawatiran tentang kemungkinan pandemi flu mendorong beberapa negara, termasuk Jerman dan Amerika Serikat, menimbun obat. Pada tahun 2009, miliaran Euro dihabiskan untuk membangun cadangan obat Tamiflu, yang efektivitasnya melawan Flu Babi masih dipertanyakan. Kritikus juga memperingatkan bahwa timbunan obat bisa kadaluwarsa.
Foto: picture-alliance/Ulrich Baumgarten
Bencana dan gangguan hukum serta ketertiban
Gerakan bertahan hidup, di mana orang secara aktif mempersiapkan keadaan darurat, dimulai tahun 1930-an. Internet dan krisis keuangan 2007/2008 percepat penyebaran peringatan bencana secara global. Mereka yang termasuk gerakan itu prioritaskan skenario terburuk dan temukan cara untuk hadapi ancaman. Adolf Kudlinski warga Polandia, mengumpulkan peralatan dan perlengkapan untuk pertanian (foto).
Foto: picture-alliance/PAP/M. Walczak
Apakah yodium akan membantu jika terjadi bencana nuklir?
Belgia, Belanda dan negara bagian Jerman di North Rhine-Westfallen menimbun tablet yodium jika terjadi kebocoran radiasi. Belgia mengakui reaktor nuklirnya di dekat perbatasan Jerman sudah tua namun harus tetap beroperasi sampai tahun 2025, meski banyak masalah keamanan. Setelah serangan di Brussels, kekhawatiran meningkat bahwa ISIS mungkin berencana membuat bom.
Foto: picture-alliance/dpa/O. Berg
Seberapa dekat bencana tiba?
Aplikasi smartphone dan SMS sekarang digunakan untuk mengirimkan informasi darurat ke publik di beberapa negara rawan bencana, termasuk India dan Filipina. Di AS, sistem Wireless Emergency Alert dapat memberikan rincian tentang ancaman nasional, bencana lokal seperti tornado, gempa bumi dan angin topan, dan peringatan tentang anak-anak yang diculik. Penulis: Nik Martin (ap/ml)