1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kepemimpinan Ceko di Dewan Uni Eropa Dianggap Gagal

24 Maret 2009

Uni Eropa saat ini berada dalam krisis amat berat, dan memerlukan pimpinan yang kuat. Di Ceko juga sudah disadari, penilaian Brussel maupun Strassburg terhadap Praha amat buruk.

Foto: AP/ DW Montage

PM Ceko Mirek Topolanek yang saat ini menjabat ketua Dewan Uni Eropa terlihat amat terpukul. Dalam KTT Uni Eropa di Brussel, Topolanek bereaksi amat emosional menanggapi pertanyaan dari seorang wartawan Perancis mengenai apakah tekanan politik dalam negerinya itu masih dapat diatasi untuk menyelamatkan jabatan ketua dewan Uni Eropa.

“Anda datang dari Perancis? Anda tahu, demokrasi artinya diskusi. Diskusi ini di berbagai negara dilakukan di parlemen, dan di negara lain misalnya di negara Anda dilakukan di jalanan.“

Kritik tajam yang dilontarkan anggota Parlemen Eropa, Martin Schulz, bahwa masa jabatan ketua Dewan Uni Eropa dari Ceko sudah gagal total, juga didengar dengan telinga terbuka lebar di Praha. Sebab di Ceko juga sudah disadari, penilaian Brussel maupun Strassburg terhadap Praha amat buruk.

Pakar politik dari Universitas New York di Praha, Jiri Pehe, juga melontarkan kritiknya: “Uni Eropa saat ini berada dalam krisis amat berat, dan memerlukan pimpinan yang kuat. Memang banyak yang mengritik gaya Presiden Perancis Nicolas Sarkozy dengan aksinya, bahkan sejumlah media Ceko menjulukinya Napoleon kecil. Tapi itulah yang diperlukan Uni Eropa saat ini. Seorang tokoh politik dengan format semacam itu. Saya tidak melihat format itu dari Topolanek dan anggota pemerintahannya.“

Bagi warga Ceko, kritik terhadap kepemimpinan Topolanek dalam Dewan Uni Eropa hanyalah masalah pinggiran. Pertanyaan yang paling menentukan adalah, bagaimana kelanjutan ekonomi negara itu? Apakah pemerintah dapat mengatasi krisis? Pakar ekonomi Ceko, David Marek, mengritik tajam pemerintah, yang disebut tertidur dalam mengatasi krisis.

“Krisis melanda Ceko dengan amat telak. Pemerintah bereaksi sangat terlambat. Tindakan yang sekarang diputuskan amat terburu-buru agar masih dapat menolong, sebetulnyanya harus sudah diputuskan jauh hari sebelumnya. Ibaratnya kita sudah nyaris ambruk.“

Menteri keuangan Ceko pekan lalu terpaksa mengakui, ia terlalu memandang remeh krisis tersebut. Berbulan-bulan lamanya, ia menganggap krisis keuangan adalah masalah negara lain. Sebuah kesalahan fatal. Ceko yang tahun-tahun sebelumnya mencatat rekor pertumbuhan ekonomi, kini terpuruk ke dalam resesi. Warga Ceko yang sudah terbiasa menikmati sukses ekonomi, shock berat. Sekarang pemerintah mengimbau warga yang masih memiliki tabungan untuk membeli surat utang negara untuk membiayai utang luar negeri baru. Padahal, mereka justru mengharapkan dana talangan darurat dari pemerintah.

Sekarang kembali diajukan mosi tidak percaya di parlemen, untuk kelima kalinya dalam waktu dua tahun. Partai oposisi secara teroritis hanya perlu satu suara membelot dari koalisi pemerintahan untuk sukses dengan mosi tidak percaya ini. Dan pembelot semacam itu tidak sulit ditemukan. Pokoknya, Perdana Menteri Mirek Topolanek kini berada dalam posisi amat terjepit. Apapun hasil mosi tidak percaya itu, yang jelas citra Ceko di Uni Eropa sudah tercoreng.(as)