1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kera Bonobo Memahami Irama Musik

18 Februari 2014

Anjing menggonggong dan simpanse menabuh drum, mungkin seolah bagaikan musik. Tapi makhluk yang benar-benar dapat menjaga ketukan irama, itu hal jarang. Dan menimbulkan pertanyaan menarik tentang evolusi otak manusia.

Foto: dapd

Seperti manusia, beberapa hewan bisa merasakan dan merespon ketukan musik. Ini sebuah temuan yang memiliki dampak untuk dapat memahami bagaimana keterampilan berevolusi.

Sebuah studi tentang kera bonobo, simpanse kerdil, menunjukkan mereka memiliki kemampuan bawaan untuk mencocokkan tempo dan menyinkronkan ketukan nada dengan orang yang melakukan penelitian.

Awal penelitian

Awalnya, lebih dari satu dekade lalu, polah seekor bonobo bernama Kanzi mengejutkan peneliti dan direktur program biomusik Universitas North Carolina di Greensboro.

Ketika Gray adalah melamun dan menepuk jendela kaca, tiba-tiba dibalas oleh sebuah kera besar di sisi lain jendela.

Sejenak kaget, Gray memutuskan untuk mempercepat tepukannya dan Kanzi terus membalas.

Bonobo bersantaiFoto: flickr.com/graphicreality

Sementara hewan di sirkus dan di taman air mungkin muncul untuk menari atau bergoyang sambil mengikuti irama musik pop yang menggelegar dari speaker, sebagian besar dari mereka tidak benar-benar menyinkronkan gerakan mereka dengan ketukan itu, tandas peneliti Gray.

Menyelaraskan ketukan

Dalam penelitian ini, para peneliti merancang drum ramah bonobo, yang beresonansi tinggi. Drum ini mampu menahan tekanan hingga 250 kilogram, dari loncatan, kunyahan maupun perilaku mirip keluarga kera lainnya.

"Bonobo bisa menyelaraskan suara. Kemampuan pendengaran mereka di atas kisaran kemampuan pendengaran kita," kata Patricia Gray, direktur program biomusik Universitas North Carolina di Greensboro.

Peneliti memukul drum dalam tempo disukai oleh kera bonobo - sekitar 280 ketukan per menit, atau irama manusia dalam mengucap suku kata. Bonobo menyambut ketukan dan menyinkronkannya dengan menggunakan drum bonobo. Demikian dikatakan Gray dan psikolog Edward Large dari Universitas Connecticut, dalam pertemuan tahunan Asosiasi Amerika untuk Kemajuan Ilmu Pengetahuan.

BonoboFoto: IMPORT

"Ini bukan musik, tapi perlahan kami bergerak ke arah itu," kata Edward Large. Ditambahkannya, para ilmuwan menduga bahwa kemampuan musik dan berirama manusia berevolusi untuk memperkuat ikatan sosial: "Mungkin ada juga yang berpikir bahwa nenek moyangnya sama dengan manusia dan bonobo memiliki beberapa kemampuan ini.“

Penelitian lanjutan

Gray dan Large mengatakan mereka ingin melakukan penelitian, apakah bonobo di alam liar juga bersinkronisasi dengan anggota lain dari spesies mereka ketika mereka, misalnya, membuat ketukan irama pada pohon berlubang.

"Itu benar-benar bentuk koordinasi. Sekarang, Anda sedang berbicara tentang interaksi sosial," kata Large. "Jika ritme otak Anda secara harfiah dapat menyinkronkan ke ritme otak orang lain, itulah potensi komunikasi." Gray dan Large melakukan risetnya di Taman dan Kebun Binatang Jacksonville, Florida.

ap/vlz(rtr/ap)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait