Kerja 4 Hari Seminggu, Boleh Pilih di Kantor atau Rumah
3 Desember 2021
Pandemi virus corona telah mempercepat perubahan di dunia kerja menuju model kerja yang lebih fleksibel dan beragam di seluruh dunia, membuka cara kerja yang belum terpikirkan beberapa tahun lalu.
Iklan
"Model tradisional tentang model kerja sudah usang," kata Meghana Reddy, Wakil Presiden (layanan pesan video) Loom, dalam konferensi tentang dunia kerja masa depan "Next" yang diselenggarakan kantor berita Reuters. "Saya pikir ada peluang nyata untuk hanya mengatakan, kita akan bekerja sesuai dengan kehidupan kita dengan cara yang lebih baik, jadi bukan kita lagi yang menyesuaikan hidup dengan pekerjaan."
Loom telah menerapkan model kerja fleksibel, di mana karyawan boleh tidak datang ke kantor dan bahkan pindah untuk tinggal di kota lain tanpa dihukum karena melakukannya. Acara rapat juga dikurangi seminimal mungkin.
Jin Montesano, Chief People Officer di pembuat toilet mewah Lixil Group Corp, juga menerapkan model kerja baru, dan itu dilakukan di Jepang, yang dikenal punya sistem kerja yang kaku, di mana jam kerja yang panjang di kantor melambangkan etos kerja yang kuat. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, kasus "kerja berlebihan" sehingga ada karyawan melakukan bunuh diri atau menderita masalah kesehatan telah memaksa negara untuk memikirkan kembali budaya kerjanya.
Menghilangkan jam kerja inti
Lixil memutuskan untuk menghilangkan jam kerja inti dan rapat pagi, sambil meninjau kembali konsep berkantor. "(Kantor) sudah bukan lagi tempat bekerja ... di mana pun Anda menyelesaikan pekerjaan, di sanalah Anda bekerja," kata Montesano dalam diskusi panel bertemakan Masa Depan Dunia Kerja.
Iklan
"Apa yang ingin kami lakukan adalah membayangkan kembali kantor sebagai tempat untuk komunikasi, kolaborasi, bertukar pikiran, dan memiliki kemampuan untuk melakukan percakapan yang lebih dalam yang tidak dapat Anda capai secara online," kata Jin Montesano.
Merek pakaian kelas atas Spanyol, Desigual, memperkenalkan empat hari kerja seminggu di kantor pusatnya di Barcelona bulan lalu. Tidak ada karyawan yang bekerja pada hari Jumat, dan mereka dapat memilih untuk bekerja dari jarak jauh pada salah satu dari empat hari kerja. Perusahaan mensubsidi setengah biaya pengurangan 13% jam kerja mereka, dan karyawan setuju dengan pemotongan gaji 6,5%.
Masa depan sudah dimulai dari sekarang
Para direktur Loom, Lixil dan Desigual sepakat, perlu kebijakan baru di dunia kerja, juga untuk menarik bakat-bakat baru. Memang ada tantangan untuk pabrik atau toko, bagaimana melayani kebutuhan pelanggan untuk tatap muka.
Alih Profesi Akibat Pandemi
COVID-19 meninggalkan sejumlah kisah duka. Selain kehilangan anggota keluarga, ada pula yang kehilangan mata pencarian. Banyak orang terpaksa alih profesi demi memenuhi kebutuhan hidup. Inilah inspirasi untuk Anda.
Foto: Monique Rijkers/DW
Daniel Nainggolan, Pramugara, Bali
Daniel 'dirumahkan' sejak Mei hingga Oktober 2020 dan resmi berhenti terbang sebagai pramugara dari maskapai penerbangan di Indonesia. Kini Daniel memasok alat pelindung diri ke sebuah rumah sakit di Bali. "Carilah pekerjaan yang halal. Yakinilah ketika kita mampu bertahan dalam keadaan sulit ini, kita telah menjadi pemenang.”
Foto: Monique Rijkers/DW
Ari Retno Hapsari, Asuransi dan Aset Manajemer, Yogyakarta
Dari urusan keuangan, Ari Retno beralih menjadi produsen minuman kesehatan botolan demi memenuhi kebutuhan keluarga. Sejak Maret, keuangan rumah tangga jadi kacau karena banyak angsuran yang belum lunas. “Usaha baru tidak serta merta berhasil tapi dengan kesabaran, ketekunan, jeli melihat peluang, keuletan bisa menjadi modal untuk sukses. Sukses tidak datang tiba-tiba, harus melalui proses."
Foto: Monique Rijkers/DW
Yogi Prihantoro, Dosen, Tangerang
Setelah kontraknya tidak diperpanjang akibat pandemi, dosen yang mahir bahasa Arab di kampus Teologia ini memutuskan membuka warung mie jawa “Toegoe” di kawasan Depok dengan menu andalan mie lethek, resep andalan sang ibunda. “Kita tidak usah malu karena ini usaha yang halal.” Usaha kecil ini akan terus dijalankan meski bisa mengajar kembali. Saat ini sejumlah kampus sudah menawarkan pekerjaan.
Foto: Monique Rijkers/DW
Mario Tagambe, Yogyakarta, Desainer Grafis
Kehilangan pemasukan tapi tagihan tetap berjalan memaksa desainer grafis ini meminjam ruko teman untuk membuka usaha desain dan produksi kaos, serta warung kopi. “Jadi sementara kaos didesain, pemesan bisa menunggu sambil minum kopi dan baca komik.” Mario belajar meracik kopi dengan alat-alat seadanya di YouTube. Kemampuannya mendesain dimanfaatkan untuk mendesain kaos yang dijual di warungnya.
Foto: Monique Rijkers/DW
Yosefina Victoria, Manajer Akutansi Hotel, Bali
Yosefina dirumahkan sejak April 2020 dari posisi sebagai manajer akuntansi di sebuah resor di Badung, Bali. Dari punya anak buah, gaji besar, ia kini bekerja di rumah makan di bidang keuangan dan SDM dengan gaji hanya 25% dari sebelumnya. "Pekerjaan rangkap-rangkap tapi harus tetap semangat, jangan drop. Di mana jalan seperti tertutup tetapi pasti ada peluang lain yang terbuka.”
Foto: Monique Rijkers/DW
Marco Adipati, Pelatih Bola Anak-Anak, Bekasi
Juli 2020 Marco diberhentikan dari tempatnya bekerja sebagai pelatih sepak bola untuk anak-anak dengan pesangon tiga bulan gaji. Ia lalu mencari pekerjaan, mulai dari situs pencari kerja, minta rekomendasi teman sampai akhirnya diterima bekerja sebagai HR Trainer di kedai kopi. “Cobalah untuk tidak melewatkan kesempatan yang diberikan agar dapat bertahan di tengah pandemi. Lakukan hal bermanfaat."
Foto: Monique Rijkers/DW
Indiana Simalango, Usaha Bimbingan Belajar, Tangerang
“Rumah Pintar Ms. Diana”, tempat bimbingan belajar yang dikelola Indiana sejak tahun 2012 terpaksa tutup sejak Maret 2020. Indiana memutuskan berjualan bawang goreng yang ia buat sendiri. “Jangan gengsi, namanya juga usaha. Cari peluang yang bisa menghasilkan uang, misalnya usaha kecil-kecilan, jualan makanan atau bahan makanan online," ujar Indiana mempunyai gelar sarjana teologia. (ap/ae)
Foto: Monique Rijkers/DW
7 foto1 | 7
Di lain pihak, banyak pegawai yang pindah kerja dan perusahaan saling bersaing untuk menarik tenaga kerja berkualitas dan bakat-bakat baru.
Namun, Coral Alcaraz, Chief People Officer di Desigual, mengatakan sangat penting untuk berksperimen dan mencoba model kerja baru, sambil menegaskan: "Masa depan pekerjaan bukanlah masa depan lagi," tetapi sudah dimulai dari sekarang.