Wartawan asing yang bekerja di Cina menghadapi "rintangan yang belum pernah terjadi sebelumnya" menjelang Olimpiade Musim Dingin, kata Klub Jurnalis Asing FCCC.
Iklan
Wartawan asing di Cina menghadapi berbagai rintangan menjelang penyelenggaraan Olimpiade Musim Dingin Beijing, kata Foreign Correspondents' Club of China (FCCC) yang dirilis pada hari Senin (31/1). "FCCC terganggu oleh sangat cepatnya kebebasan media merosot di Cina," kata laporan itu.
Dari lebih dari 100 jurnalis asing yang mengikuti survei FCCC, 99% mengatakan bahwa mereka merasa kondisi kerjanya tidak memenuhi standar internasional lagi. Hampir setengah dari responden mengatakan bahwa kantor mereka kekurangan staf karena mereka tidak dapat membawa wartawan ke negara itu karena pihak berwenang telah menunda persetujuan visa.
88% responden yang melakukan perjalanan ke wilayah Xinjiang di barat laut Cina pada tahun 2021 mengatakan mereka diikuti, dan 34% mengatakan bahwa mereka diminta untuk menghapus data. Xinjiang menjadi sorotan karena perlakuan keras otoritas Cina kepada etnis minoritas Uighur. Hal itu membuat Cina mendapat kecaman internasional.
Kontrol ketat liputan Olimpiade
Menjelang penyelenggaraan Olimpiade Musim Dingin Beijing, 60% dari 127 responden mengkritik kurangnya informasi yang diberikan oleh penyelenggara. 23% mengatakan bahwa mereka tidak dapat menghubungi personel Komite Olimpiade yang sesuai, sementara 32% mengatakan mereka dikeluarkan dari acara yang terbuka untuk media lain.
. Koresponden sering kali baru mengetahui peristiwa pers setelah itu terjadi, menurut laporan FCCC. Hanya 10% responden yang mengatakan bahwa mereka dapat menghadiri acara-acara pra-Olimpiade dengan baik.
Menurut FCCC, sebagian besar media berencana mengirim jurnalis asing dari luar Cina untuk meliput Olimpiade, tetapi 90% responden survei mengatakan mereka tidak berencana untuk masuk ke gelembung Olimpiade.
Fenomena Hilangnya Orang Terkenal di Cina Selama Bertahun-tahun
Setelah membuat tuduhan penyerangan seksual terhadap mantan Wakil Perdana Menteri Zhang Gaoli, petenis Peng Shuai tidak terlihat selama dua minggu. Berikut beberapa tokoh Cina lainnya yang menghilang secara misterius.
Foto: Andy Brownbill/AP Photo/picture alliance
Peng Shuai
Pada 2 November 2021, Peng Shuai membagikan postingan di platform media sosial Weibo, menuduh mantan Wakil Perdana Menteri Zhang Gaoli, telah melakukan pelecehan seksual terhadapnya. Setelah mengunggah hal tersebut, dia tidak terlihat selama dua minggu. Shuai akhirnya muncul kembali di Beijing dan mengadakan panggilan video dengan Presiden IOC Thomas Bach.
Foto: Bai Xue/Xinhua/picture alliance
Ren Zhiqiang
Pada Februari 2020, Ren Zhiqiang, mantan taipan real estat dan pengkritik Presiden Xi Jinping, menulis esai yang mengkritik otoritas Cina atas kegagalan mereka menanggapi pandemi COVID-19 dan menyebut Xi sebagai "badut." Setelah postingan itu, ia menghilang dari pandangan publik dan pada akhir tahun 2020 dijatuhi hukuman 18 tahun penjara karena kasus korupsi.
Foto: picture-alliance/AP Photo/Color China Photo
Chen Qiushi
Pada awal tahun 2020, jurnalis Chen Qiushi pergi ke Wuhan, pusat pandemi COVID-19, dan membuat video tentang apa yang terjadi di kota tersebut. Pada Februari 2020, ia dibawa pergi oleh pihak berwenang dan muncul kembali 600 hari kemudian. "Selama satu tahun delapan bulan terakhir, saya telah mengalami banyak hal. Ada yang bisa dibicarakan, ada yang tidak," ujarnya.
Foto: Privat
Lu Guang
Pada akhir tahun 2018, Lu Guang, seorang fotografer yang berbasis di AS, dibawa pergi oleh pejabat keamanan negara saat bepergian di provinsi Xinjiang barat Cina, pusat tindakan keras Beijing terhadap Muslim Uighur. Penangkapan Lu menarik perhatian internasional dan kecaman luas. Pada September 2019, istri Lu mencuitkan bahwa suaminya telah dibebaskan beberapa bulan sebelumnya dan aman di rumah.
Foto: Xu Xiaoli
Meng Hongwei
Pada Oktober 2018, mantan Presiden Interpol Cina, Meng Hongwei, menghilang di tengah masa jabatan empat tahunnya saat dalam perjalanan ke Cina. Belakangan diketahui bahwa dia ditahan, dituduh melakukan suap, dan kejahatan lainnya. Interpol kemudian mengumumkan bahwa Meng telah mengundurkan diri dari jabatannya. Dia kemudian dijatuhi hukuman lebih dari 13 tahun penjara.
Foto: Getty Images/AFP/R. Rahman
Ai Weiwei
Ai Weiwei, seniman dan aktivis terkenal di Cina. Dia bahkan membantu merancang stadion Sarang Burung Olimpiade Beijing 2008 sebelum berselisih dengan pihak berwenang Cina. Pada tahun 2011, Ai ditangkap di bandara Beijing dan menghabiskan 81 hari dalam tahanan tanpa dakwaan. Setelah diizinkan meninggalkan Cina pada 2015, ia tinggal di Jerman dan Inggris. Namun, sejak 2021 dia menetap di Portugal.
Foto: picture-alliance/dpa/F. Sommer
Jack Ma
Jack Ma, pendiri perusahaan Alibaba, sempat tidak diketahui keberadaannya setelah mengkritik regulator Cina dalam pidato pada Oktober 2020. Meskipun ada desas-desus bahwa Ma ditahan, teman-temannya mengatakan itu tidak benar. Dua bulan kemudian Ma muncul kembali dalam sebuah pesan video, tetapi tidak menyebutkan hilangnya dia dari sorotan publik.
Foto: Blondet Eliot/ABACA/picture alliance
Zhao Wei
Zhao Wei tidak terlihat di depan umum sejak Agustus 2021. Beijing telah memastikan bahwa dia "terhapus" dari sejarah, saat film dan acara TV-nya tak lagi muncul di platform streaming online tanpa penjelasan. Namanya juga telah dihapus dari kredit film dan program TV. Meskipun Wei dilaporkan terlihat di Cina timur pada September, keberadaan pastinya masih belum jelas. (rs/ha)
Foto: picture-alliance/dpa/C. Onorati
8 foto1 | 8
Hong Kong bukan lagi pilihan yang menarik bagi koresponden
FCCC mengatakan bahwa Hong Kong bukan lagi pilihan yang menarik bagi koresponden asing, karena Cina telah mulai mengusir jurnalis asing serta menangkap dan memenjarakan jurnalis lokal. Banyak koresponden asing pindah ke kota lain seperti Taipei, Singapura, Sydney dan London.
Pada bulan Desember 2021, outlet berita pro-demokrasi Stand News terpaksa ditutup setelah kantornya digerebek oleh polisi dan stafnya ditangkap. Pada Juni tahun lalu, polisi menggerebek kantor surat kabar pro-demokrasi Apple Daily, dan direktur surat kabar itu ditangkap dengan tuduhan "berkolusi dengan negara asing."