1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kerumitan NATO di Afghanistan

1 Desember 2006

Kegagalan misi NATO di Afghanistan bisa punya akibat buruk tidak hanya bagi kawasan itu.

Foto: AP Graphics

Mengenai misi NATO diAfghanistan, harian Spanyol El Pais menulis:

“Beberapa negara seperti Jerman, Prancis atau Spanyol mengirim pasukan ke Afghanistan dengan mandat terbatas. Mereka ingin agar tentaranya sedikit mungkin terlibat dalam pertempuran dan lebih banyak bertugas dalam bidang kemanusiaan di kawasan-kawasan yang lebih tenang. Presiden Amerika Serikat George W. Bush tentu punya hak menuntut lebih banyak solidaritas dari mitra-mitranya di NATO. Kegagalan misi NATO di Afghanistan hanya akan memberi sinyal kepada kaum fanatik, bahwa semua halangan bagi mereka sudah tersingkir. Yang dipertaruhkan di Afghanistan bukan hanya kredibilitas dan kelangsungan eksistensi NATO, melainkan juga seluruh konsep keamanan global.“

Di Inggris, harian Guardian yang terbit di London berkomentar:

“Sering disebutkan, situasi terburuk untuk Afghanistan adalah semacam ‘irakisasi’ negara itu. Sikap hampir tidak peduli yang ditunjukkan kebanyakan anggota NATO pada seruan Tony Blair untuk menghadapi dan memerangi terorisme menunjukkan dua hal: Ada skeptisisme besar terhadap penilaian Blair dan keraguan besar mengenai manfaat langkah militer sebagai solusi. Sikap antara ketegasan dan keraguan ini memang jadi ciri khas tindakan negara-negara Barat di kawasan konflik. Ini menunjukkan ada ketidakpastian besar mengenai arah yang harus dituju.“

Mengenai hasil pertemuan puncak NATO di Riga yang membahas situasi aktual di Afghanistan, harian Inggris Daily Telegraph menulis:

“Pertemuan puncak NATO menunjukkan dengan jelas adanya jurang antara kebutuhan militer di Afghanistan dan dukungan politik untuk memenuhi kebutuhan itu. Memang disepakati beberapa hal untuk memperbaiki situasi. Namun aliansi ini sebagai kesatuan tidak terlihat benar-benar mau menyediakan pasukan dan helikopter yang cukup, yang menurut militer mereka perlukan. Seluruh beban pertempuran di provinsi-provinsi selatan berada di pundak Amerika Serikat, Inggris dan Kanada.”

Mengenai reaksi Jerman pada pertemuan puncak NATO, harian Jerman die tageszeitung yang terbit di Berlin menulis:

"Kanselir Jerman tidak menyerah pada desakan kuat dari tiga anggota aliansi, yaitu Amerika Serikat, Inggris dan Kanada. Jerman tidak akan mengerahkan pasukannya ke Afghanistan Selatan. Pemindahan pasukan Jerman dari kawasan utara memang bisa memperburuk situasi keamanan dan mengganggu upaya pembangunan kembali. Selain itu, pengerahan seluruh 2.700 pasukan Jerman tidak akan mempengaruhi situasi perang melawan Taliban secara berarti.“