Kerusuhan Bermotif Rasisme di Australia
14 Desember 2005Sirene mobil-mobil polisi kembali terdengar di daerah sekitar kota Sydney. Pecahan kaca jendela tersebar di mana-mana. Di pantai Maroubra polisi menemukan sekitar 30 bom Molotov. Bentrokan antar kelompok etnis bukanlah sesuatu yang baru di Australia. Tetapi sekarang kekerasannya meningkat.
Sampai-sampai Perdana Menteri negara bagian New South Wales, Morris Iemma akan mengeluarkan peraturan lebih ketat. Ia menyatakan, parlemen negara bagian New South Wales akan bersidang Kamis (15/12) besok untuk membicarakan tindakan yang dapat diambil polisi terhadap warga yang merusak. Tindakan kriminal mereka mengganggu keamanan seluruh Sydney, dan tidak dapat dibenarkan. Kita akan menindak keras mereka.
Terutama Melibatkan Anak Muda Keturunan Arab
Bentrokan kali ini terutama melibatkan kelompok anak muda yang orang tuanya berasal dari Timur Tengah. Warga kulit putih Australia sendiri menyebut mereka secara umum "warga Lebanon“. Sebagian besar anak muda tersebut membela perasaan benci mereka terhadap warga kulit putih dengan menyinggung kejadian hari Minggu 11 Desember lalu. Pada akhir pekan itu, ribuan anak muda kulit putih yang mabuk memprovokasi pertikaian dengan orang-orang yang mereka duga berasal dari Arab. Kelompok remaja kulit putih itu disebut "Neo-Nazi Australia“.
Tetapi pertikaian nampaknya sudah melewati batasan konflik antara kulit putih dan Arab. Senin malam lalu, seorang wanita yang berasal dari Vietnam diancam akan dibunuh gerombolan anak muda keturunan Arab. Menurut media massa, kini beberapa kelompok etnis saling mengirim pesan lewat SMS, yang berisi tuntutan untuk melanjutkan kerusuhan. Sedangkan kepolisian meningkatkan empat kali lipat jumlah aparat untuk mencegah bentrokan berikutnya.
Sementara itu, kelompok kulit putih Bra Boys yang terkenal di Sydney menyerukan perdamaian di depan media massa. Mereka menyatakan, akan bersikap hormat terhadap kelompok masyarakat Lebanon. Mereka tidak pernah bermusuhan dengan warga keturunan Arab, dan itu akan terus dibina di masa depan.
Penyebab Sesungguhnya Kerusuhan
Alkohol tentu saja berperan penting dalam kerusuhan. Tetapi apa sesungguhnya penyebab bentrokan, sulit ditelusuri. Secara tradisional, Australia memang negara para imigran, dan tujuan negara adalah penyamaan seluruh kelompok masyarakat. Tetapi warga Muslim muda kerap merasa diperlakukan tidak adil. Terutama sejak pemerintahan liberal-konservatif di bawah Perdana Menteri John Howard terang-terangan membela AS dalam pemberantasan terorisme. Dan ingatan akan serangan di Bali serta penangkapan 18 tersangka warga radikal Islam bulan lalu meningkatkan ketegangan.
Tetapi Harry Quick, dari partai buruh yang menjadi oposisi menilai ada alasan lain untuk kebencian tersebut. Menurutnya, Australia adalah negara yang rasis, walaupun tidak disadari. Quick mengatakan, negaranya baru melepaskan politik diskriminasi yang mementingkan warga kulit putih beberapa dasawarsa lalu. Dan kemarahan kaum muda di Australia ibarat panci panas yang dibiarkan menggelegak di atas tungku. (ml)