1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kerusuhan di Paris Meluas

7 November 2005

Kerusuhan di pinggiran kota Paris memasuki hari ke-sebelas. Menurut keterangan polisi, sampai pagi ini (07/11) 839 mobil terbakar dan sejumlah toko, sekolah dan rumah ibadah hancur. Polisi telah menahan 186 pelaku aksi kekerasan.

Aksi pembakaran dan penjarahan di Perancis terus berlanjut
Aksi pembakaran dan penjarahan di Perancis terus berlanjutFoto: AP

Sekitar 1.300 polisi diturunkan untuk meredam aksi kekerasan yang marak sejak Kamis lalu (3/11). Sejumlah polisi mengalami luka-luka akibat lemparan batu dan botol, tapi sampai sekarang, memang belum ada korban jiwa dalam bentrokan-bentrokan tersebut. Walikota Drancy, Jean-Christoph Lagarde khawatir, situasi akan lepas kontrol sama sekali, bila sampai jatuh korban jiwa.

Minggu lalu aparat keamanan masih berharap, kericuhan akan mereda dengan berakhirnya bulan puasa. Kawasan rentan kerusuhan di pinggiran kota Paris memang kebanyakan dihuni keluarga pendatang Muslim dari Afrika Utara.

Selain itu, kelompok pendatang yang kebanyakan berasal dari negara bekas jajahan Perancis seperti Tunis dan Maroko sangat sulit menembus pasaran kerja di Perancis. Mereka memang mendapat tunjangan sosial dari pemerintah, tapi banyak pemuda generasi kedua dan ketiga merasa tersisih dan tidak diterima masyarakat Perancis.

Agenda aksi PM De Villepin

Untuk mengatasi isu sosial politik yang memicu kerusuhan di Paris saat ini, Perdana Menteri Dominique de Villepin akan mengeluarkan agenda aksi untuk situasi darurat di kawasan rentan kerusuhan. Walikota Lagarde dan sejumlah rekannya mengkritik rencana de Villepin tersebut. Menurut Lagarde, sekarang bukan saatnya untuk mengeluarkan agenda aksi untuk kesekian kalinya. Muncul pula suara-suara sumbang, de Villepin dan rival politiknya Menteri Dalam Negeri Nicolas Sarkozy tidak sungguh-sungguh memikirkan kepentingan warga Paris. Mereka hanya mengincar kedudukan dalam pemilu presiden Pernacis tahun 2007 mendatang.

Tewasnya dua remaja berusia 15 dan 17 tahun dari keluarga pendatang itu memang adalah pemicu kerusuhan di pinggiran kota Paris. Dikatakan, mereka tewas saat melarikan diri dan bersembunyi dari kejaran polisi. Namun, menurut laporan resmi kepolisian yang diterbitkan Kamis malam kemarin, polisi sama sekali tidak melakukan pengejaran. Amor Benna, ayah salah seorang korban menyatakan tidak percaya pada isi laporan resmi kepolisian. Keluarga korban telah mengajukan gugatan dan meminta kasus ini diusut lebih jauh. (zer)